Seokjin memijit pangkal hidungnya sejenak, merasa lelah dengan segala pekerjaan yang Taehyung tinggalkan untuknya. Terkadang, Seokjin merutuki hidupnya. Ayolah, dia hanya seorang sekretaris! Kenapa ia juga harus mengurus semua pekerjaan yang seharusnya Taehyung lakukan?! Jika Taehyung tidak memberikan surat tugas padanya, menyerahkan tanggung jawab itu sementara waktu padanya, mungkin Seokjin bisa lebih bersantai.
Bukan hanya merasa lelah dengan pekerjaan yang sedang ia lakukan sekarang, tapi juga pada seorang gadis yang kini menatapnya penuh harap, yang sudah dari setengah jam lalu merengek padanya.
"Kudengar kau mau ke luar negeri bertemu Taehyung, kan? Aku mau ikut!" kata gadis itu dengan wajah berbinar. Seokjin memasang kembali kaca mata yang tadi ia sempat lepaskan, lalu menatap Kim Seulgi.
"Lebih baik kau bicara langsung dengan Taehyung," ujar Seokjin.
"Bagaimana mau menghubunginya, dia bahkan sama sekali tidak pernah mengangkat teleponku atau membalas pesanku," jawab Seulgi. "Ayolah, Jin! Tolong bantu aku bertemu dengan Taehyung! Kau tahu? Ini sudah hampir empat bulan! Aku harus mencegah Taehyung menemukan gadis lain!"
"Kau menyukai Taehyung?" tanya Seokjin lagi dengan tatapan serius. Gadis itu mengangguk pelan.
"Aku menyukainya sejak pertama kali melihatnya," ujar Seulgi lalu mengulas senyum malu-malu. Seokjin meringis kecil. Tiba-tiba ia jadi teringat pada Taehyung. Kenapa semua orang selalu mengatakan jatuh cinta pada pandangan pertama?
"Tapi kau tidak bisa memaksakan hatinya," ujar Seokjin. "Ada kemungkinan Taehyung memang harus bertunangan denganmu, tapi jika hatinya tidak untukmu. Semuanya akan percuma, dan kau yang akan merasa sakit akan hal itu."
"Aku belum mencobanya, jadi aku tidak akan menyerah!" kata Seulgi. Gadis itu bangkit dari duduknya. "Aku akan bilang pada ayahku untuk bilang pada Paman Kim agar kau mau mengajakku ikut pergi ke luar negeri!"
Seokjin hanya bisa menghela napasnya saat melihat Seulgi melangkah keluar dari ruang kerjanya dengan menghentakkan kaki. Mungkin itulah salah satu alasan kenapa Taehyung tidak tertarik pada Seulgi. Meskipun gadis itu cantik, tapi ia punya sifat yang kekanakan serta manja. Bukan tipe wanita idaman Taehyung sama sekali.
Dan apa yang Seulgi inginkan, itulah yang Seulgi dapatkan. Selang beberapa menit, Seokjin mendapat panggilan dari atasannya, Kim Ryu. Seokjin memejamkan matanya—sedikit kesal—sebelum akhirnya mengangkat panggilan itu. Tidak perlu Seokjin jabarkan apa yang mereka bicarakan, intinya Kim Ryu menyuruh Seokjin mengajak Seulgi untuk bertemu Taehyung, guna membawa pria itu kembali ke Korea karena perjanjian yang mereka lakukan (saat rapat pertemuan tiga bulan yang lalu) sudah hampir habis masanya.
Tidak ada yang bisa Seokjin lakukan selain menghubungi Taehyung setelah itu. Ah, sepertinya Taehyung dan Yoohan menghabiskan waktu dengan menyenangkan. Seokjin jadi iri. Dia ingin liburan juga secepatnya.
"Seulgi ingin ikut, katamu?" terdengar suara Taehyung yang sinis di seberang sana. Seokjin menghela napas lagi.
"Aku tidak bisa menolaknya kali ini. Dia mengadu pada ayahmu, dan sekarang ayahmu menyuruhku untuk mengajaknya," kata Seokjin.
"Dari mana dia bisa tahu kau mau ke sini?" tanya Taehyung.
"Aku tidak tahu," ujar Seokjin juga ikut berpikir, mencoba menerka kemungkinan yang terjadi. "Saat aku menghubungimu waktu itu, apakah mungkin Seulgi ada di kantor dan mendengarnya?"
Terdengar hela napas kasar Taehyung. "Sudah pasti begitu." Ya, pria itu tahu kalau Seokjin bukanlah orang yang suka mengumbar sesuatu pada orang lain. Jadi kemungkinan yang terjadi adalah Seulgi ada di kantor lalu tidak sengaja mendengar percakapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow in Hallstatt ✔️
Romantiek[SPIN-OFF OF "SILENCE LOVE"] Dia pria aneh yang misterius. Terkadang ia banyak bicara, terkadang ia diam seribu bahasa. Ia kelam bagaikan malam. Ia dingin bagaikan salju. Tidak bisa dengan mudah kuterka dirinya. Sosok pria yang bisa tersenyum lalu...