Ini sekuel cerita Silence Love yang kutulis tahun 2017. Pernah dipublis tahun 2018, tapi aku unpub karena merasa kurang percaya diri. Dan sekarang, setelah sekian lama berpikir dan menimbang, akhirnya author putuskan untuk membuat kembali sekuel keduanya.
Semoga suka dan selamat membaca 😁
Taehyung melangkah terhuyung dengan seorang gadis berada di punggungnya. Bibir Taehyung terluka pada sudutnya. Selebihnya tak ada luka lain. Pria itu kemudian dengan perlahan merebahkan tubuh sang gadis di kamarnya dan merogoh sakunya untuk menelpon seseorang.
"Halo?"
"Cepatlah kemari, dan bawa seorang dokter," kata Taehyung.
"Kau kenapa, eoh? Kau sakit?" tanya Seokjin terkejut. Terlebih lagi ia mendengar nafas pria itu memburu berat.
"Tak usah banyak bicara. Cepat!" kata Taehyung, "Dan bawalah dokter perempuan!"
Ingin sekali lagi Seokjin bertanya kenapa harus dokter perempuan. Namun, ia menunda pertanyaannya itu.
"Tunggu aku dalam waktu sepuluh menit." Seokjin mengakhiri panggilannya dan dengan cepat bersiap-siap pergi ke rumah Taehyung. Di sisi lain, Taehyung sendiri hanya bisa menatap gadis itu. Wajahnya pucat sekali, pun penuh dengan luka. Tubuh gadis itu tidak lagi menggigil seperti tadi, tapi akan lebih buruk jika tidak segera diobati.
Taehyung tidak berani beranjak sedikit pun. Ia khawatir pada gadis yang tidak ia kenal ini. Keempat orang besar tadi berhasil Taehyung kalahkan dengan tangan kosong. Ia hanya mendapatkan satu pukulan keras pada rahangnya. Taehyung pernah belajar taekwondo selama sepuluh tahun, jadi pria itu ahli bela diri.
Sepuluh menit kemudian, Seokjin tiba dengan seorang dokter wanita seperti permintaan Taehyung.
"Ada apa dengan-uwoh...," ucap Seokjin terpotong ketika ia melihat seorang gadis dengan tubuh penuh luka berada di tempat tidur Taehyung.
"Apa yang kau lakukan, hah?" seru Seokjin terkejut saat melihat luka di sudut bibir Taehyung.
"Akan kujelaskan. Tapi obati dia dulu," kata Taehyung, "Sekalian ganti pakaiannya dengan yang sudah kusiapkan."
Seokjin melihat ada sepasang pakaian di dekat tempat tidur. Pria itu kemudian memberikan perintah kepada sang dokter untuk mengobati serta mengganti pakaian gadis itu. Kedua pria itu memutuskan untuk menunggu di ruang tamu sembari menunggu dokter tersebut selesai melakukan tugasnya.
"Sekarang jelaskan padaku, apa yang terjadi?" tanya Seokjin dengan netra menajam.
Taehyung meletakkan kompres dingin pada sudut bibirnya, "Aku hanya menyelamatkannya."
"Bukankah sudah pernah kukatakan jangan suka ikut campur dalam urusan orang?" ucap Seokjin kesal, "Lihatlah, kau juga terluka. Tuan Kim bisa marah jika tahu kau seperti ini."
"Gadis itu dianiaya empat orang pria bertubuh besar. Dia terluka dan nyaris mati karena kedinginan. Jika kau jadi aku, apakah kau akan diam saja?" tanya Taehyung mendelik kepada Seokjin, sementara yang ditatap pun kini menghela nafasnya kasar.
"Bagaimana kau bisa bertemu dengannya?"
"Aku melihatnya saat hendak pergi ke klub," jawab Taehyung.
"Jadi saat kau turun dari mobil, kau tak langsung masuk ke apartemen?" tanya pria itu menginterogasi.
"Minumanku habis. Aku tidak bisa tidur kalau tidak minum," jawab Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow in Hallstatt ✔️
Roman d'amour[SPIN-OFF OF "SILENCE LOVE"] Dia pria aneh yang misterius. Terkadang ia banyak bicara, terkadang ia diam seribu bahasa. Ia kelam bagaikan malam. Ia dingin bagaikan salju. Tidak bisa dengan mudah kuterka dirinya. Sosok pria yang bisa tersenyum lalu...