I

1.9K 206 6
                                    

1 bulan kemudian...

------

"Fyuhhh.... Setelah ratusan tahun bertempur dengan kuadrat fungsi dan pasukannya. Akhirnya kemenangan ada di pihak kita. Yeah!" Sorak Zahra begitu ia akhirnya mendengar dering lonceng sekolah, menandakan berakhirnya pembelajaran pada hari ini. Gadis berpipi tembam itu langsung membereskan perlengkapan tulis dan buku-bukunya.

Belinda yang merupakan teman sebangkunya hanya bisa menggelengkan kepala. Sabar akan tingkah laku teman semasa kecilnya yang berlebihan itu. "Lebay banget. Cuma pelajaran mtk sampai segitunya."

"Habisnya aku tuh bener-bener gak bisa bersatu dengan yang namanya matematika itu. Rasanya tuh kayak air sama minyak. Dia itu musuh bebuyutan aku dari tk, tahu. Hmm.... Ya gak segitunya sih. Tapi intinya aku paling gak bisa sama matematika. Dia bukan tipe aku."

"Yeee... Dikira mtk itu cowo apa. Dasar."

Keduanya saling melempar gelak tawa, lalu melanjutkan perjalanan ke gerbang sekolah untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Tapi sebelum itu, keduanya akan mampir terlebih dahulu ke sebuah minimarket untuk membeli beberapa camilan dan minuman yang nantinya akan mereka makan di taman kota. Sekedar bersantai sejenak setelah menyibukkan diri pada kegiatan belajar hari ini, menikmati sore hingga tenggelamnya matahari.

Namun, rencana hanya tinggal wacana. Belum sempat mereka melewati gerbang sekolah, dari luar terdengar keributan dan teriakan para siswa berlari kembali memasuki sekolah.

"Aaaaaaaaaaa!!!!!!"

"Ada apa nih?! Kenapa semua orang pada lari-larian begini?!" Zahra menengok ke arah Belinda, namun orang yang dia cari sudah hilang entah kemana. Keduanya terpisah diantara kerusuhan dan desakan para murid yang berlarian.

"Loh?! Bel! Belinda?! Bel?! Kamu dimana?! Kok hilang sih. Bel kamu kebelet ya?!" teriak Zahra mencari temannya. Namun nihil. Jangankan suaranya, batang hidung Belinda saja tak bisa Zahra temukan.

Gadis dengan kuncir kuda itu hanya bisa menatap bingung semua orang. Sesekali bahunya terdorong kebelakang membuat dia kesulitan menyeimbangkan tubuhnya. Dari kejauhan dia melihat salah satu siswi yang terjatuh. Hatinya berniat untuk menolong gadis itu, tapi kemudian langkahnya terhenti ketika seseorang menyerangnya dan menggerogoti tubuh gadis itu. Zahra tak dapat berkutik, tubuhnya membatu, meski hatinya kini menangis ketakutan.

Orang yang melahap gadis tadi terseok-seok mulai mendekati Zahra. Zahra terjatuh, tapi dia masih berusaha mundur menjauhi orang aneh tersebut. Cairan kental menjijikan keluar dari hidung orang itu. Bau busuk menyergap hidung Zahra. Tiba-tiba entah darimana datangnya sebuah batu mengenai tepat di kepala orang tersebut. Tidak lama setelahnya seorang pemuda menarik lengan Zahra dan mengajaknya menjauh dari area itu.

"Jangan diam saja. Cepat berdiri!"

Zahra yang masih bingung dan ketakutan hanya bisa mengikuti pemuda yang telah menolongnya tersebut.

Zahra menengok kebelakang, dia melihat gadis yang dikiranya sudah tewas itu tiba-tiba bangkit diiringi tatapan dan gerakannya yang aneh. Sama seperti orang yang menyerangnya tadi.

Apa yang sebenarnya telah terjadi disini?!
Kekacauan macam apa ini?!
Kenapa semua orang menjadi gila?!

Ribuan pertanyaan menyesaki pikiran Zahra.

°°°

DON'T PANIC (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang