"Oh iya, ngomong-ngomong saya Sarah, dan ini Angga. Bapak sendiri, siapa namanya?" tanya Sarah seraya membagikan makanan pada yang lain. Angga yang merasa namanya di sebut, hanya menganggukkan kepala. Mulutnya terlalu dipenuhi makanan hingga ia tak dapat berbicara.
"Saya Harris."
"Bapak udah punya istri belum?" begitu makanannya habis ia telan, pertanyaan itu terlontar langsung dari mulut Angga. Seketika ia mendapat pukulan dari Sarah, Angga mengaduh, sementara yang memukul mendelik kesal, "Gak sopan."
"Habisnya dia kan masih muda. Ganteng pula. Ya, meski lebih gantengan aku sih. Masak gak punya cewe atau istri gitu. Hah! Atau jangan-jangan bapak..." Angga menunjukkan wajah terkejut seraya menutup mulutnya dengan tangan. Kini dia malah mendapat toyoran dikepalanya dari Zahra. "Bercanda boleh tapi mulut dijaga dong. Minta maaf sana." sedangkan yang dinasehati hanya meringis menahan sakit sembari mengelus kepalanya. Sudah 2 kali ia diserang oleh dua gadis sekaligus. Kali ini dia berdoa agar Devan juga tak ikut memukulinya, "Maaf pak."
Harris yang melihatnya terkekeh. "Hahaha, tidak apa-apa. Tenang saja, saya bukan pria yang seperti itu. Saya terlalu sibuk sampai tidak punya waktu untuk memikirkan hal begituan. Apalagi di kondisi kita yang sekarang. Saya tidak yakin akan bisa menikah dalam waktu dekat." ekspresinya berubah menjadi sendu. Namun ia tetap memasang senyum tipisnya.
"Tenang aja pak, begitu kita keluar dari sekolah ini dan kondisi kita sudah aman, aku bakal cariin bapak calon yang cantik banget." timpal Devan diiringi senyumnya yang lebar, menularkannya ke semua orang yang ada di dalam ruangan itu. Tanpa sadar jika Zahra sejak tadi memerhatikan. Gadis itu turut menaikkan sudut bibirnya diiringi gumaman kecil, "Dia bisa humoris juga ternyata."
"Kamu ini bisa saja, van." pak Harris menimpali candaan Devan. Ia juga ikut tergelak.
Sesaat kemudian, Devan teringat sesuatu. Ia lalu membuka tasnya, mengambil sebuah buku kemudian memberikan benda itu kepada pak Harris. "Ini jurnal milik ayah saya. Sebagian bukunya sudah saya baca, yahhh meski... Saya tidak begitu paham isinya. Maklum, saya tidak sepintar ayah. Hehe." ungkapnya seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Walaupun kamu tidak sepintar profesor Dellen, tapi cara kamu mengarahkan teman-teman kamu itu sudah membuktikan bahwa kamu anak dari seorang yang menjadi panutan saya. Sifat kamu dan beliau sangat mirip." Pak Harris mengusap Puncak kepala Devan. Membuat anak laki-laki bersurai hitam itu tersipu malu.
"Ekhem. Ada yang malu-malu meong nih." ledek Angga yang seketika membuat Devan menatap nyalang ke arahnya. Nampaknya harapan Angga tadi tidak bisa di kabulkan. Devan kini juga ikut memukul kepalanya. Salah dia juga, kenapa dirinya selalu berceloteh terus dari tadi. Mulut pemuda berpipi tembam itu memang tidak bisa di kontrol.
"Diem ya lo, sekali lagi lo ngomong gak jelas. Gue lempar tubuh lo keluar biar habis dicabik-cabik sama si zombie." ancam Devan membuat Angga sedikit merinding mendengarnya.
Dan begitulah, keempat murid beserta seorang guru tersebut saling berbincang dan bersenda gurau bersama. Tawa kehangatan memenuhi setiap sudut ruang pramuka itu. Setidaknya untuk sekali ini, biarkan mereka melepas pikiran sejenak dari bahaya yang mengelilingi ke lima orang itu.
"Baiklah, malam sudah semakin larut. Kalau begitu jurnal ini biar bapak yang simpan. Bapak akan pelajari dulu isinya. Kalau nanti sudah selesai, kita bisa susun rencana bersama. Lebih baik sekarang kita istirahat, kalian pasti sudah sangat capek, kan?" keempat murid itu mengangguk serempak lalu mengambil posisi masing-masing untuk tidur.
Harris menatap para muridnya dengan sendu. Dia semakin merasa bersalah. Tak menyangka perbuatannya yang tanpa sengaja kala itu justru memberikan dampak terburuk untuk semua orang, termasuk dirinya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T PANIC (Completed)
Misterio / Suspenso(Sudah di revisi) Sekelompok murid yang terjebak dalam sekolah akibat serangan wabah virus aneh yang menyebabkan mereka harus bertahan hidup dan mencari jalan keluar dari sekolah itu. "Jangan panik, atau kalian akan ketahuan." Start : November 202...