First day
"Hei kalian! Cepat bangun dan bersiap!" pagi itu dimulai dengan teriakan Devan yang menggema berusaha membangunkan teman-temannya. Zahra pun baru saja bangun seraya melakukan peregangan dan menata penampilannya.
"Tunggu bentar dong ah! 10 menit lagi. Baru juga jam 6." balas Angga dengan suaranya yang masih serak dan kembali tidur.
"Jam 6 apanya, ini udah jam 9, goblok! Ayo cepat kalian bangun kalau gak, akan kami tinggal."
"Duuhhhh emang mau ngapain sih. Diluarkan juga gak aman. Banyak zombie. Kenapa mau keluar?" Angga menyerah. Diapun segera bangun karena tidak nyaman dengan ocehan Devan. Begitupun dengan Sarah.
"Kalian ini tidak lapar apa? Sudah ini ambil cepat! Gunakan gagang sapu ini untuk senjata sementara kita. Memang kurang efektif, tapi setidaknya bisa memperlambat gerakan 'mereka' " Devan memberikan gagang sapu yang sudah dia patahkan lalu meruncingkannya kepada Angga dan 2 gadis itu.
"Woahhh gila. Kayak di film-film aja nih. Tapi kalau cuma ini mana cukup."
"Kan aku sudah bilang tadi. Itu hanya senjata sementara."
"Memangnya ada senjata yang lain?" Sarah yang sedari tadi diam mendengarkan akhirnya buka suara.
"Ada. Di gudang sekolah. Setelah kita sarapan nanti, kita akan menuju kesana. Sekarang tujuan pertama kita adalah kantin."
"Apa kamu yakin disana cukup aman dan masih tersedia makanan?" tiba-tiba Zahra merasa ragu untuk melakukan misi ini.
"Kejadian ini terjadi ketika jam pulang sekolah. Tentu sudah banyak kantin yang ditutup. Itu artinya masih ada makanan dan minuman yang selamat. Lalu... " Devan berjalan menuju saklar lampu yang terletak di dekat papan tulis. Ctek! Rupanya lampu masih menyala.
"... Lihat, listrik masih belum diputus. Itu artinya kita bisa mengisi daya ponsel kita. Karena diruangan ini hanya ada 1 stop kontak, lebih baik kita menggunakannya di kantin. Disana kan ada beberapa. Dengan begitu, kita bisa menghemat lebih banyak waktu. Kita tidak tahu sampai kapan listrik disini bisa bertahan. Oke, aku rasa kalian sudah paham, ayo kita berangkat."
"Tunggu! Kalau kamu tahu jika listrik masih menyala, kenapa kamu tidak bilang dari awal? Dengan begitu tadi malam kita tidak perlu gelap-gelapan disini."
"Zahra, bagaimana aku mau bilang kemarin, kalau aku saja baru tahu tadi pagi."
Zahra hanya menghembuskan nafas pelan.
Mereka berempat pun mendorong lemari yang menahan pintu itu dan perlahan berjalan tanpa suara menuju tangga ke lantai bawah. Namun tiba-tiba saja Devan berbelok masuk ke kelasnya—bersebelahan dengan kelas Zahra, dan terlihat sedang mencari sesuatu.
"Woi, lo ngapain? Ayo cepet kalau gak nanti zombie itu bakal tahu keberadaan kita." perintah Angga sembari berbisik pada Devan. Mereka bertiga menunggu laki-laki berbibir tebal itu didepan ruang kelasnya.
Setelah benda yang dia cari sudah ditemukan, Devan lantas memasukkannya kedalam tas ransel yang dia gendong. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju lantai satu.
"Ssstt... Kalian dengar itu?" Sarah berusaha menajamkan rungunya. Terdengar suara gaduh dari dalam ruang kelas di seberang lorong. Mereka terdiam sejenak mengamati suara itu. Cukup lama hingga akhirnya senyap. Dan nampaknya kesunyian itu akan membawa dampak buruk bagi ke-4 murid tersebut jika mereka terus saja diam di tempat.
"Te-teman-teman... Sepertinya kita harus pergi dari sini." Zahra yang sudah punya firasat tidak enak berusaha mengingatkan yang lain.
Kembali terdengar dari ruangan itu pintu seperti digebrak berkali-kali. Hingga akhirnya ...
![](https://img.wattpad.com/cover/252283983-288-k152773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T PANIC (Completed)
Mystery / Thriller(Sudah di revisi) Sekelompok murid yang terjebak dalam sekolah akibat serangan wabah virus aneh yang menyebabkan mereka harus bertahan hidup dan mencari jalan keluar dari sekolah itu. "Jangan panik, atau kalian akan ketahuan." Start : November 202...