"Belinda"
Itu yang kudengar dari mulut Zahra. Tunggu. Apa dia kenal gadis itu? Oh aku baru saja ingat, kala itu Zahra bilang dia kehilangan temannya. Mungkinkah....
Selagi aku terhanyut dalam pikiranku, gadis yang Zahra panggil Belinda itu kian mendekat. Entah dari kapan, tapi kudengar Zahra seperti menangis.
"Belinda!!!" Zahra berlari menghampiri temannya itu. Aku pun mengikutinya dari belakang.
"Zahra!!! Ya ampun, syukurlah ternyata kamu masih hidup. Kamu sembunyi dimana selama ini?" keduanya berpelukan.
"Harusnya aku yang tanya begitu sama kamu. Kenapa waktu itu kamu hilang sih? Aku takut kamu kenapa-napa tauuu. Hiks."
"Maaf. Aku memang egois. Saking takutnya aku sampai ninggalin kamu. Maaf ya."
"Ya sudah, kali ini aku maafin deh. Yang penting kamu baik-baik aja sekarang." Belinda mengangguk seraya tersenyum.
"Oh iya, ini Devan. Dia yang bantu aku selama ini. Juga 2 orang lagi, mereka ada di kantin sekolah. Kami bekerja sama untuk bertahan disini." Zahra menunjuk padaku. Aku hanya tersenyum kaku membalasnya. Jujur ini terasa canggung, berada di antara 2 orang wanita sedekat ini. Harap maklum, aku memang belum pernah di dekati oleh teman-teman perempuan di sekolah. Sebab rumor aneh tentang keluargaku yang menyebutkan bahwa kami adalah kanibal. Entah dari siapa rumor itu dibuat.
"Maaf mengganggu reuni kalian, tapi mungkin sebaiknya kita segera masuk kedalam. Zombie-zombie ini terusik karena teriakan kalian tadi." aku menoleh menunjuk ke sekumpulan mayat hidup itu. Tangan mereka menjulur ke depan menembus teralis pagar besi tersebut. Mengerikan. Benar-benar seperti adegan film horor yang sering ku tonton. Namun bedanya, kali ini aku merasakannya sendiri. Entah sampai kapan pagar itu bisa menahan berat dari para zombie tersebut. Karena bagaimanapun juga cepat atau lambat mereka pasti bisa merubuhkannya. Merubuhkan penahan yang selama ini tanpa sengaja telah melindungi kami.
Zahra dan temannya sudah berjalan mendahuluiku. Aku pun segera mengikuti mereka di belakang. Diam-diam ku amati gerak gerik gadis bernama Belinda itu. sejak pertama kali kulihat dia, entah kenapa tiba-tiba perasaanku tidak enak.
Belinda. Kurasa ada yang tidak beres pada dirinya.
Semoga ini hanya firasatku saja.
=====
Kini kami sudah berada di dalam UKS. Zahra dan Belinda tengah berusaha mencari beberapa obat-obatan yang sekiranya masih bisa kami gunakan nanti seperti obat untuk sakit kepala, sakit perut, flu, atau yang semacamnya. Sedangkan aku tengah bersusah payah memperbaiki kursi roda yang rodanya macet karena jarang dipakai. Rencananya aku akan menggunakan benda itu untuk Angga, aku tidak mau jika harus menggendongnya terus. Bisa-bisa aku akan ambruk lebih dulu bahkan sebelum kami melawan para zombie itu. Oh, sungguh. Dia benar-benar berhutang banyak padaku.
Sesekali ku amati tingkah kedua gadis yang tertawa karena lawakan mereka. Oh ayolah, bahkan menurutku itu sangat cringe.
Sereceh itukah Zahra?
Tapi di sisi lain aku juga ikut merasa senang, setidaknya aku bisa melihat dia tertawa lepas meski berada pada kondisi seperti ini. Agaknya dia memang gadis tangguh yang ceria. Tanpa ku sadari bibirku ikut terangkat naik.
Lama ku amati kedua gadis itu. Hingga pandanganku teralihkan ke tangan kiri Belinda yang menampakkan guratan-guratan hijau aneh yang bergerak.
Dia...
Ahhh. Tidak-tidak. Mana mungkin. Tapi....
Ku coba untuk tetap berpikir positif. Namun kenapa tidak bisa? Gejala itu terlalu kentara. Lebih baik aku mulai mengawasinya. Aku harus berjaga-jaga jika kemungkinan yang kupikirkan saat ini memang terjadi.
Selagi aku bergelut dengan pikiranku, Belinda tanpa sengaja mendorong Zahra hingga ia terjatuh dari ranjang yang mereka duduki.
"Aduh!"
"Astaga. Maaf ra, a-aku gak sengaja. Kamu gak apa-apa?" Belinda membungkuk, membuat rambutnya yang tergerai, jatuh dan menampakkan leher putih pucatnya. Dia mengulurkan tangannya ke arah Zahra.
Eh?!
Kubelalakkan kedua netraku.
Bukankah yang dilehernya itu....
Bekas gigitan?
Gawat!
"Zahra Jangan dekati dia! Menjauhlah dari perempuan itu!" segera kudekati Zahra dan menariknya menjauh dari si monster Belinda.
Apa yang kupikirkan tadi ternyata memang benar!
Dia sudah terinfeksi.
°°°

KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T PANIC (Completed)
Misteri / Thriller(Sudah di revisi) Sekelompok murid yang terjebak dalam sekolah akibat serangan wabah virus aneh yang menyebabkan mereka harus bertahan hidup dan mencari jalan keluar dari sekolah itu. "Jangan panik, atau kalian akan ketahuan." Start : November 202...