2 jam sebelum awal kekacauan.
Hoaammm! Harris menutup mulutnya yang menguap. Dia mengantuk sekali hari ini. Semalam ia begadang hingga pukul 3 dini hari dan baru tertidur selama 3 jam.
Dengan secangkir kopi panas dia memasuki ruangan tempat dimana objek penelitian profesornya itu terbaring. Jasad seseorang yang baru saja meninggal dan rela dijadikan kelinci percobaan oleh para peneliti itu hanya demi lembaran-lembaran kertas bernominal 100.000.000
Begitulah kehidupan. Semua bisa dilakukan demi uang.
Di ruangan tersebut Harris mendapati rekan wanitanya tengah mengamati kondisi jasad tersebut. Harris menyesap sedikit cangkir kopi yang dia pegang lalu menyapanya, "Selamat pagi!"
Yang di sapa menoleh dan mengangguk, "Pagi juga. Eh?! Kamu kok kelihatan lesu gitu sih." Denise—nama wanita itu mengernyit mendapati penampilan pria yang ada di hadapannya. Sebab tidak biasanya seorang Harris tampil dengan rambut acak-acakan dan kantung mata yang menghitam. Kentara sekali jika pria berkacamata itu tidak tidur dengan cukup malam tadi.
"Iya nih. Semalam aku begadang lagi. Merangkum laporan yang akan kita berikan pada profesor nanti di pertemuan." Harris kembali menyesap kopinya. Entah kenapa minuman pahit itu belum juga mengusir rasa kantuknya.
"Kalau gitu mending kamu istirahat aja dulu hari ini. Biar aku panggil petugas lain buat gantiin kamu."
"Eh! Jangan dong, aku gak papa kok. Ini juga kan aku udah minum kopi. Sekarang udah seger lagi. Aku gak mau dinilai buruk sama profesor."
"Oke deh. Tapi kalau kamu nanti gak kuat, langsung istirahat aja ya. Aku gak mau kamu ceroboh gara-gara gak fokus." ujar Denise diikuti anggukan dari Harris.
Terkadang Denise lelah sendiri melihat sikap rekannya itu. Sebegitu pentingnya penilaian profesor bagi pria tersebut sampai dia terus bekerja keras seperti ini. Denise paham Harris adalah salah satu asisten yang selalu diandalkan oleh profesor karena kinerjanya yang bagus. Tapi sedikit santai tidak masalah kan, toh profesor juga akan memakluminya, karena dia juga bukanlah sosok atasan yang kejam.
Yahhh mungkin itu memang sifat Harris sejak dulu. Pikir Denise.
………
"Ris, kamu tuangkan cairan itu kesini dong. Aku mau ke toilet sebentar." pinta Denise menunjuk botol kaca di samping Harris. Lalu melenggang pergi ke dalam toilet.
Harris yang tengah menepuk-nepuk pipinya menoleh lalu mengangguk dan langsung menuangkannya ke dalam gelas beker yang tadi Denise siapkan.
Entah kenapa, matanya tidak mau diajak bekerjasama. Kantuknya masih belum juga hilang. Dia mulai kehilangan fokus. Ahh, mungkin sebaiknya Harris mengikuti saran Denise. Baiklah. Setelah ini dia akan tidur sebentar.
Lelah diiringi kantuk yang mulai menyerang, membuat Harris tanpa sadar menuangkan cairan yang salah.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T PANIC (Completed)
Misterio / Suspenso(Sudah di revisi) Sekelompok murid yang terjebak dalam sekolah akibat serangan wabah virus aneh yang menyebabkan mereka harus bertahan hidup dan mencari jalan keluar dari sekolah itu. "Jangan panik, atau kalian akan ketahuan." Start : November 202...