19. With Love

31 6 0
                                    

Mulut Jongdae ternganga melihat sambutan barang barang di depannya.
Dia ingin menyiapkan apartemen baru untuk kepindahan mereka.
(astaga...apa ini?)

Sehun yang menemaninya, merangkulnya dari samping.
"Bagaimana, Hyung?
Bagaimana menurutmu?
Apa Seolhee Noona akan menyukainya?"

Jongdae menoleh menggeleng melihat Sehun tersenyum lebar.
"Ini ... banyak sekali..."

Drrtt Drrttt
Suara getaran dari ponsel Jongdae.

Ada panggilan masuk.

Jongdae mengangkat ponselnya.
Lay Hyung?

"Ya Hyung?" sapa Jongdae menjawab panggilan telepon.

"Oh... Jongdae-ya ..
Apa kamu sudah melihat semuanya?
Apa kamu suka?"
suara Lay di seberang telepon.

"Hyung!ini banyak sekali!
Ini..."
Jongdae menghitung kotak dan beberapa bingkisan tersusun dihadapannya.
"Astaga...50 set?
Hyung! Yang kemarin kamu beri saja mungkin dapat memenuhi 3 lemari kami.
Lalu ini?!"

"Hey Jongdae!
Itu semua bukan dariku saja ya..
Kenapa hanya memarahi aku?
Ohya..yang kemarin,Aku mengirim bukti yang aku belikan atas titipan mereka.
Kata mereka,rasanya belum cukup.
Aku agak bingung tadi.
Dan aku harus segera kembali ke China.
Jadi..aku dibantu Sehun untuk membelikan lagi itu semua."

"Hyung...tapi ini terlalu banyak.."

"Kata Luhan Ge,
Kalau bayi baru lahir itu akan sering buang air.
Jadi pakaian yang tersedia itu tidak akan pernah cukup.."

"Hyung!
Bahkan putriku belum lahir,Hyung.."

"Bahkan Tao memarahiku katanya hadiah 20 set itu terlalu sedikit!
Dia bawel sekali...padahal kan dia bisa beli sendiri dan dikirim ke sana."

"Ya ... sebenarnya kamu juga tidak perlu terlalu repot membelikan semua ini, Hyung.
Katakan pada mereka,aku bisa membeli sendiri."

"Kau gila?
Mereka begitu cerewet.
Dan Lu...aku bahkan bisa curiga kenapa dia tahu begitu banyak istilah perlengkapan bayi.
Dia memintaku membelikan semua dengan detail..
Darimana dia tahu semua itu?!"

"Haha Hyung..mungkin dia tahu dari internet."

"Kamu benar.
Dia bilang, 'Semua harus yang terbaik untuk anak dari adikku' "

"Baiklah.. sampaikan terima kasihku padanya."

"Apa kamu tahu bagaimana kata Tao?"

"Hahaha...Memangnya dia bilang apa?"

"Kata dia, 'Ge..Dia itu keponakan istimewa.
aku berharap keponakan aku akan sedikit mirip aku."

"Bagaimana mungkin, Hyung?Ahahaha.."

"Makanya...aku juga sudah katakan padanya.
'Tidak mungkin itu!'
Tapi dia selalu menjawab.
'Mungkin saja'
Aku menyerah membantahnya."

"Ya ...Tao memang seperti itu.keras kepala dan penuh kasih sayang.."

"Uhh..belum lagi kata Yifan.."

"Eh..kenapa Yifan Ge?"

"Eh.. Jongdae-ya..aku harus pergi."
suara Lay terburu-buru.
"Maaf aku tidak bisa menemani kepindahanmu.
Dan ya...sekali lagi.Selamat ya!
Jaga keponakanku baik baik!"

"Ya Hyung...tapi..."

Tuutt tutttt...
Panggilan telah ditutup.

Jongdae menggigit bibirnya.
"Aku jadi tidak enak hati..."

"Hey Hyung...kamu ini bicara apa?
Lay Hyung benar benar memberi ini semua untuk keponakan kita.."

Chennie my JongdaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang