15.birthday gift (2)

26 4 0
                                    

Jongdae membuka matanya perlahan.
Hari sudah menjelang pagi.

Terdengar suara tarikan nafas kencang di sebelahnya.
"Oh tidak..tidak..tidak..tidak mungkin..
astaga..."

Jongdae mengerjapkan matanya.
Tubuhnya rasanya lelah namun seperti ada serotonin yang membuatnya bahagia atau..
entahlah..

"Oh..ya ampun...astaga..."
kembali suara tercekat di sebelahnya.

Jongdae membuka matanya lebih lebar mencoba memperjelas pandangannya.
Dia menoleh melihat di sebelahnya.

Seolhee terduduk memandang Jongdae shock.
"Jongdae..a..maksudku..kita..ah..tidak..
aku..a.."

Jongdae bangun dari rebahnya duduk menatap Seolhee menyadari apa yang terjadi semalam.
"Seol-ie..aku.."

"Jongdae!aku minta maaf.."
Seolhee bicara sambil menutup matanya rapat.

"apa?maaf kenapa?"

"aku.aku ga sengaja minum air di gelas kemarin dan ternyata itu soju.
toleransi alkoholku rendah sekali.
aku..aku mabuk semalam.
aku minta maaf,Jongdae!"
Seolhee menundukkan kepalanya.

Jongdae tersenyum kecil.
"Seol-ie.aku juga semalam agak mabuk.
aku sepertinya juga terlalu banyak minum.
aku juga minta maaf.."

"benarkah?ah tidak.kamu masih bisa mengontrol dirimu.
akulah yang benar benar mabuk semalam.
aku..aku.."

"Seol-ie...sudahlah.aku juga mabuk semalam.
aku juga 'melakukannya' dalam keadaan mabuk."

Seolhee mengangkat wajahnya.
Lalu menutupnya dengan kedua tangannya.
"ahh..aku memalukan sekali pasti.
aku minta maaf Jongdae!
aku kehilangan kontrol semalam."

"Seol-ie.kita sama sama kehilangan kontrol semalam."

"Tapi sungguh Jongdae!
aku..aku sama sekali tidak sadar.
dan aku..aku sama sekali tidak akan menggoda kamu kalau aku dalam kesadaranku.."

"Seol-ie!hey..."
Jongdae maju merangkul Seolhee yang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"aku tahu pasti..
kamu wanita baik baik.
aku juga minta maaf.
Aku kehilangan kontrol semalam.
Kita sama sama mabuk.
bisakah kamu berhenti menyalahkan dirimu sendiri?
aku tidak suka kamu berpikir buruk tentang dirimu sendiri."

Seolhee menatap Jongdae.
"benarkah?
aku benar benar merasa bersalah seperti menggodamu rasanya.."

"Hey cukup!
sudahlah..
setidaknya..
lebih baik bisakah kita sekarang lebih memperjelas hubungan kita?"

"oh..ah..kita sahabat?"

"Bisakah naik sedikit lebih dekat?"

"sahabat yang seperti keluarga?"

"mmm?seperti apa itu?"

"ya...semacam teman atau sahabat tapi lebih dekat seperti kerabat keluarga.seperti sepupu atau saudara jauh begitu..
bagaimana?"

"ahh ya..baiklah.jadi Seol-ie.kita sekarang sudah seperti keluarga ya.apa kamu tidak mau menjadi benar benar keluargaku?"
tanya Jongdae serius.

Wajah Seolhee sudah memerah sejak bangun tidur tadi.
Kini sudah ditambah memanas dengan pertanyaan seperti ini.
"aku..aku tentu saja mau..tapi..tapi..apa kamu mau?"

Jongdae mengangguk tegas.
"tentu saja aku mau!kamu bercanda?
kamu wanita terbaik yang pernah aku temui!
setelah ibuku tentu saja 😅
tapi aku serius.
kamu jadi bagian dari keluargaku.
pasti aku akan senang sekali."

Seolhee mengangguk pelan.
"ahahaha..ya benar..iya iya.."
Otaknya masih mencerna semua yang terjadi.
Semalam mereka...
dan pagi ini Jongdae berkata serius seperti ini..

Chennie my JongdaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang