28. My princess

19 3 0
                                    

" Seol-ie! Seol-ie! bicaralah!" Jongdae mengusap keringat di dahi Seolhee.
Mencoba mengurai kedua alis Seolhee yang bertaut mengerut.
Seolhee matanya terpejam meringis mengerang.
Tubuh Seolhee miring ke kiri.
Kedua tangannya menarik selimut.

" Shh.. Hks.. urghhhh.." Seolhee menarik tangan Jongdae di dahinya.
" Pa..Papa Princess..."
Seolhee membuka matanya.
Menatap Jongdae.
Airmatanya turun mengalir di sisi wajahnya.
" ini.. Sakit..Sakit sekali.."

" Dimana? mana yang sakit?" Jongdae mengelus lembut punggung..
Tangan.
Perut.
" Katakan padaku Seol-ie! Dimana yang sakit?"

Seolhee hanya menggeleng memejamkan matanya kembali meringis.

Jongdae menyibak rambut Seolhee diwajahnya.
Menangkup kedua pipi Seolhee.
" Seol-ie.. Sayang.." Jongdae mengecup dahi Seolhee.

" Jongdae.." Dokter Lee menarik bahu Jongdae.

" Ya?"

" Kontraksi memang seperti ini Jongdae.
Kita masih harus menunggu.."

" Apa.. Apa ada sesuatu yang bisa aku lakukan untuk mengurangi sakitnya?
Apa ada obat atau.. "

" Ya memang seperti itu melahirkan normal.
Bersabarlah.."

" Tapi.. Seolhee terlihat sangat kesakitan.."

" Nanti kita akan observasi lebih lanjut.."

" Berapa lama lagi dia akan seperti ini?"

Tak lama setelah Jongdae bicara.
Seolhee terlihat lebih tenang.
Tubuhnya yang tadi menegang kini mulai tenang.
Nafasnya masih tersengal.
Seolhee membuka matanya sedikit.
Menengok ke arah Jongdae.
Tersenyum kecil mengangguk lemah.

" Aku tidak mau melihat dia seperti itu lama-lama.."

" Kita tunggu beberapa saat lagi..
Tadi sudah ada pembukaan jalan lahir.
Nanti kita lihat bagaimana perkembangan nya."

Chanyeol ; Hey Jongdae! Kamu dimana?
Bagaimana keponakan kami?

Baekhyun ; Chan! Apa kamu sadar?
Ini masih pagi!
Jongdae juga masih sibuk!

Chanyeol ; ya maaf..☹️
Tapi aku penasaran!
Jongdae! Bagaimana keadaan
Seolhee?

Kyungsoo ; Kalian berdua.

Chanyeol ; hehe 😅

Baekhyun ; hehe 😅😸

Junmyeon ; Tenanglah.
aku sudah urus semua tadi.

Chanyeol ; aku penasaran.
bagaimana keadaan Seolhee dan
keponakan kita.

Jongdae ; Maaf aku baru membuka ponselku.
ya sepertinya putri kami akan lahir.

Junmyeon ; Benarkah?
bukankah harusnya masih 1 bulan
lagi perkiraan hari kelahirannya?

Jongdae ; iya Hyung.Benar.
tapi anak kami sepertinya meminta
lahir lebih cepat .

Junmyeon ; Jongdae. Apa ada sesuatu?

Jongdae memandang laman chat grup nya lama.
Menghela nafas panjang dalam-dalam.
Menahan air matanya turun dan sesak karena memikirkan kondisi Seolhee dan anaknya.

" Tuan Kim Jongdae.." panggil suster dari belakang.

" Ya?" Jongdae menoleh.

" Dokter Lee memanggil anda."

" Jadi.. Seolhee sudah mendapatkan pembukaan jalan lahir .." ucap Dokter Lee.
" Itu bagus.."

" Benarkah?" senyum Jongdae mulai terangkat.

" Masalahnya.. posisi bayi tidak bagus.
Belum lagi.. Sepertinya kesadaran Seolhee menurun.."

" Apa maksud Dokter? Tadi kan kita lihat sendiri.
Seolhee masih dapat diajak bicara."

" Seolhee mulai kelelahan Jongdae.
Proses melahirkan normal memang melelahkan.
Apalagi ini kelahiran yang pertama."

" Bagaimana dengan bayinya?"

" Makanya saat ini kamu disini.
Kami ingin meminta persetujuan mu karena sepertinya bayinya juga kelelahan."

" Apa? Apa yang harus aku lakukan?
Kalian lakukanlah yang terbaik!
Aku akan lakukan apapun yang diperlukan."

" Kami akan melakukan operasi.
Kami akan mengangkat bayi dalam kandungan ibunya.
Jika kamu setuju.."

" Aku setuju! Lakukanlah! Jika memang ini terbaik! Selamatkan mereka!"

Jongdae menunggu di depan ruangan Seolhee tadi.
Nafas Seolhee terdengar pelan.
Benar memang sepertinya Seolhee kelelahan.

Akhirnya airmata Jongdae turun juga.
Seolhee dibawa keluar kamarnya untuk menuju ruang operasi.
Melihat Seolhee dengan mata terpejam masih menarik selimut dengan lemah.
" Seol-ie.. bertahanlah... "

" Hm.." pelan Seolhee menjawab.

Kepala Seolhee menoleh.
Matanya sedikit terbuka.
Mencoba tersenyum.
" J.. Joh.. de..p...pin..." suara Seolhee terbata.

Jongdae mengangguk mengerti.
" Iya Seol-ie! Iya.. Aku mengerti!
Seolhee yang kuat ya! Untuk Princess kita!"
Jongdae mengusap air mata dipipinya.

Seolhee mencoba mengangkat tangannya.
Namun hanya bisa bergerak lemah mengangkat jarinya.
Seolhee menggeleng pelan.

" Ok.. Aku tidak menangis kok! " Jongdae mengangguk mengusap pipinya.
" Haha.. Ya! Aku akan disini menunggu Mama Princess dan princess ya! Fighting!"
Jongdae mengangkat tangannya.

Seolhee tersenyum kecil mengangguk.

Jongdae kini benar-benar terharu melihat bayi yang menangis di pelukan perawat.
Perawat itu menyerahkan bayi di tangannya ke Jongdae.

Setelah proses menegangkan sejak tadi pagi hingga beberapa menit lalu.
Kini Jongdae memeluk bayinya di pelukannya.

Putri kecilnya menangis nyaring.
Jongdae mengusap pipi putrinya.
" Putri cantik Papa... Selamat datang di dunia.. Halo.. princess.."

Jongdae menoleh ke Seolhee di sebelahnya.
" Terimakasih Seol-ie.."

Baekhyun ; Jongdae!

Chanyeol ; Jongdae!

Kyungsoo ; astaga kalian! sabarlah!

Baekhyun ; tidak bisa! ini sudah 6jam!

Chanyeol ; apa selama itu?

Junmyeon ; tunggulah sebentar lagi..

Jongdae mengangkat tangannya hendak mengetik.

Terdengar pelan suara memanggilnya lirih.

" Jongdae..."

Jongdae bangun dari duduknya.
" Seol-ie? Mama Princess? Kamu sudah bangun?" Jongdae memencet tombol di sisi atas tempat tidur Seolhee.

Seolhee mengerjapkan matanya.
" Jongdae.. Kamu sudah makan?"

" A..apa? makan? aku? aku sudah makan tentu saja! kamu ini bicara apa?
Seolhee! Mama Princess! selamat!
Sekarang kamu resmi jadi seorang Mama!"
Jongdae mencium kening Seolhee.

" Mama? Aku? " Seolhee mengelus perutnya refleks.
" Mana Princess?"

" Princess ada di ruangan inkubator. masih dalam pantauan dokter karena lahir prematur."

" Bagaimana Princess?"

" Dia cantik seperti mamanya.
Dan dia menangis dengan keras seperti..
Ya.. aku bisa dengan bangga bilang..
seperti papanya.. " 😅

Seolhee tersenyum kecil lega.

" Seol-ie.. "

" Hm?"

" Terimakasih."

" Untuk?"

" Terimakasih hadir dalam hidupku dan memberiku Princess.."
Jongdae mengelus lembut rambut Seolhee.

Chennie my JongdaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang