MAKASIH BUAT KALIAN YANG MASIH BACA CERITA INI.
TAPI JANGAN LUPA DONG KASIH LIKE, COMENT, DAN SHARE CERITA INI YA!
TERIMA KASIH SEMUA!
HAPPY READING 📖
✨✨✨✨
Acara permberkatan pernikahan Agatha sudah selesai, ia melihat jari manisnya sudah terpasang cincin yang mirip dengan yang berada dijari Angkasa. Pandangannya tertuju pada beberapa keluarga Angkasa yang menghampiri pernikahan tersebut. Acara memang hanya serdehana karena untuk pemberkatan saja. Hanya terdapat pendeta dan beberapa anggota keluarga dekat saja. Semuanya di luar harapan Agatha, dulu ia sangat ingin pernikahannya diadakan sangat mewah. Dihadari oleh ribuan orang dengan ornamen kerajaan, tapi sekarang ia hanya dapat mensyukurinya.
"Bunda, Ayah dan Bang Xandro nggak datang ya?" gumam Agatha saat melihat hanya Bang Franslah yang menghadiri acara tersebut. Bang Frans sedang berbincang dengan Papa Anggoro, ia sangatlah tampan hari ini memakai sebuah jas bewarna hitam dengan rambut yang tertata rapi.
"Kayaknya Agatha benar-benar dibuang sama mereka," ucap Agatha dan menunduk. Angkasa melihat perempuan yang di sampingnya itu. Ia memberikan tatapan kepada Mama Mawar dan Mama Mawar yang melihat mereka langsung mengerti.
"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Mama Mawar dan mengusap lengan Agatha. "Nggak papa kok ma." Agatha mengangkat kepalanya dan tersenyum manis.
"Kalian berdua hari ini sangat tampan dan cantik." Agatha dan Angkasa memakai pakaian putih yang senada. Gaun Agatha yang tidak terlalu terbuka dan tidak ribet dan pakaian Angkasa yang simple.
"Ehemm. Maaf tante boleh saya bicara dengan Agatha," ucap Bang Frans dan membuat Agatha tersenyum. "Ohh silahkan. Ayo, Sa kawanin mama nyapa kelurga kamu," ucap Mama Mawar dan menggandeng tangan Angkasa.
Bang Frans melihat adiknya itu. Ia merentangkan kedua tangannya dan membuat Agatha tersenyum lalu melangkah memeluknya. "Makasih karena masih mau jumpa dengan noda seperti Agatha," lirih Agatha. Bang Frans mengusap kepala adiknya itu. "Sudahlah semua sudah berlalu dan kita tidak tau rencana Tuhan selanjutnya. Kamu jangan mikirin Ayah dan Bunda. Mereka juga merindukan kamu," ucap Bang Frans.
"Bang. Tolong sampaikan maaf beribu Agatha buat mereka. Bilang sama bunda kalau Agatha rindu omelan bunda dan bilang sama ayah kalau Agatha rindu dengan pelukan dan kecupan ayah," sambung Agatha. "Pasti. Pasti akan abang sampaikan," ucap Bang Frans dan membuat Agatha memeluknya lebih erat.
Tubuh Agatha dan Angkasa mematung saat melihat kamar milik Angkasa yang sudah sangat berubah. Mereka sangat heran saat melihat banyak bunga mawar dan melati yang terletak di atas kasur dan ratusan lilin yang membentuk sebuah hati dan menyinari kamar mereka. "Ini pasti kerjaan papa gue," ucap Angkasa dan membuat Agatha heran.
"Karena papa gue ada rada anehnya dan mama nggak mungkin ngelakuin hal kayak gini."
Agatha dan Angkasa melihat seseorang mengintip mereka dari tangga. "Udahlah, Pa. Angkasa tau ini semua ulah papa kan." Papa ke luar dari tempat persembunyiannya dan menggaruk tekuknya yang tak gatal lalu tersenyum. "Suprisee," pekik Papa Anggoro dan membuat Angkasa melihatnya dengan datar.
"Niat papa baik kok cuman mau buat kamar kalian jadi nyaman," ucap Papa Anggoro. "Nyaman gimananya. Kita mau tidur dimana coba, semuanya dipenuhi mawar sama melati dan dibawah banyak lilin," omel Angkasa.
"Papa kira kita berdua mau ngepet apa," sambung Angkasa dengan tajam sedangkan Agatha segera mengusap dada Angkasa. "Sabar, Kak. Niat papa baik kok," ucap Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Agatha
FanfictionHamil di saat dirinya masih menginjak bangku sekolah. Di campakkan oleh kedua orang tuanya sendiri. Siapa yang mau menemani seorang perempuan tak suci lagi sepertinya? 'Ini semua sudah menjadi takdir ku. Salah ku tak mendengarkan kata mereka hingga...