31. BICARA

95 5 0
                                    


Angkasa melihat pesan gambar diponselnya, ia melihat foto tersebut dengan datar. Agatha dan Alvaro sedang berpelukan di taman belakang. Angkasa bukanlah orang yang gampang dihasut, ia sudah percaya kepada Agatha jika perempuan itu tidak akan menghianatinya. Angkasa yakin jika perempuan itu sedang berbincang saja dengan Alvaro. Yang menjadi pikirannya adalah orang dibalik mengirim pesan ini. Tidak ada foto profil bahkan bio status, Angkasa yakin jika orang ini sedang berusaha merusak hubungannya dengan Agatha. Tapi, tidak ada yang mengetahui hubungannya dengan Agatha hanya sahabatnya, Dirma dan dalang dari semua masalah ini.

"Gue bakalan dapat lo. Bahkan hanya dengan hitungan beberapa hari," ucap Angkasa lalu menghapus pesan tersebut.

"Oiii." Rikki, Julprin dan Alexandro memasuki kelas dan melihat sahabat mereka yang tiba terlebih dahulu.

"Yaelah mas. Cepat benget lo ke sekolah. Lihat tuh si Julprin ada belum sepenuhnya sadar," ucap Rikki lalu meletakkan tasnya dibelakang bangku Angkasa.

"Jangan pernah lo samain Angkasa sama lo berdua. Pasti bakalan beda jauh lah," ucap Xandro dan duduk di samping Rikki.

"Lo bertiga ingat kan hari ini ada ulangan kimia," ucap Angkasa memastikan dan Xandro mengangguk.

Julprin yang masih tertidur berdiri segera terbangun dan melihat mereka dengan kaget. "Hari ini ada pelajaran Bu Sumi yaa. Bukannya hari ini penjas, sbdy sama bahasa," ucap Julprin yang terkejut.

"Lahh gue cuman bawa buku kosong aja anjir," ucap Rikki yang ikut terkejut.

Angkasa dan Xandro saling melihat dan mengucapkan sumpah serapah di dalam diri mereka masing-masing. "Dosa apa yang udah gue lakuin sampai dapat sahabat di luar nalar kayak kalian," ucap Xandro sambil mengusap dadanya.

"Mendingan lo berdua belajar. Gue nggak mau bagi-bagi sama lo berdua. Biar aja lo berdua kena hantam sama Bu Sumi," ucap Angkasa lalu membawa bukunya menuju ke luar.

"Lahh, Saaa. Kayak mana kita mau belajar. Buku aja kagak dibawa woiii," teriak Julprin saat Angkasa sudah menghilang dari ambang pintu.

"Gue nggak ikutan. Gue mau nyusul Angkasa dulu. Lo berdua kalau mau ikut harus bawa buku kimia baru ikut nimbruk kalau kagak jangan harap," ucap Xandro lalu menyusul Angkasa.

Agatha melangkah ke kelas dan ia melihat Dirma yang hanya duduk sendirian sambil bermain ponselnya. "Tumben sendirian, Dir. Junita dimana?" tanya Agatha yang memang tidak melihat Junita.

Dirma mengangkat kedua bahunya, matanya tetap terfokus pada benda pipihnya saat melihat konser idola koreanya. "Tadi dia ijin mau pergi lah belum balik sampai sekarang. Tuh, bocah juga makin banyak diam dari biasanya," ucap Dirma sedangkan Agatha hanya diam dan ia melihat Junita yang baru memasuki kelas.

"Junita," sapa Agatha tersenyum dan menghampirinya.

"Ehh kamu udah datang, Tha." Junita meletakkan botol pop esnya ke atas meja lalu duduk dikursinya.

"Udah dari tadi. Tapi tadi langsung ke taman belakang." Junita mengangkat sebelah alis matanya. "Ngapain? Tumben nggak ngajak?" tanya Junita.

"Tadi lagi bicara aja sama Alvaro," jawab Agatha yang memang tidak berbohong. Junita meminum esnya dan mengangguk sedangkan Agatha sudah duduk di samping Dirma. Agatha memang duduk bersama Dirma sedangkan Junita ia tidak keberatan duduk terpisah dari mereka bersama Sasha.

Junita menghidupkan ponselnya dan tersenyum lalu kembali mematikan ponselnya dan mengambil buku pelajarannya.

......

Angkasa dan Agatha sudah berada di dalam kamar. Keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Agatha yang belajar di atas kasur sedangkan Angkasa yang mengerjakan prnya yang banyak di meja belajar. Memang Angkasa bukanlah tipe orang yang suka menunda, jika hari itu dikasih pr maka tiba di rumah ia akan segera mengerjakannya lalu kembali mengulang pembelajaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Little Agatha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang