“Bunda sangat kecewa sama kamu. Bahkan bunda sangat merasa malu karena mempunyai anak perempuan seperti kamu.”
“Hancur hati Ayah karena kamu tega ngelakuin hal seperti itu. Ini hukuman buat kamu karena sama sekali tidak pernah mendengar nasihat dari ayah. Sekarang kamu hanya jadi noda buat keluarga Saditha.”
“Tha. Gara-gara lo hubungan gue sama Angkasa jadi rusak dan gue benci banget sama lo.”
“Tega kamu ngebohongi keluarga saya. Saya dan suami saya sudah percaya dan mengurus kamu dengan baik tapi inikah balasannya.”
“Gue cuman kasihan sama lo, Tha.”
Angkasa yang sedang tertidur merasakan kegelisahan dari atas tempat tidur. Ia melihat seluruh keringat sudah mengalir deras diseluruh tubuh Agatha dan seketika perempuan itu menangis. “Bangun, Tha.”
Agatha membuka matanya dan bernapas lega karena tadi itu hanyalah mimpi buruk. Ia duduk menyender dan memikirkan maksud dari mimpinya tadi.
“Agatha mimpi buruk, Kak,” lirih Agatha kepada Angkasa. Angkasa segera memeluk perempuan itu dan menenanginya.
“Udah lo tenang aja itu cuman mimpi buruk.” Agatha semakin menangis dengan deras saat Angkasa sangat lembut dengannya.
“Kak. Aku mau ngasih tauin semuanya sama mama. Aku nggak mau ngebohongin mereka lagi,” ucap Agatha.
“Ini udah jadi keputusan gue jadi lo tenang aja. Semuanya bakalan baik-baik aja,” ucap Angkasa sedangkan Agatha hanya diam.
Sinar mentari belum memunculkan dirinya, Agatha melihat Angkasa yang masih tertidur dan memeluk dirinya. Senyuman Agatha terlukis begitu indah dibibirnya, ia mengusap wajah Angkasa. “Makasih dan maaf untuk semuanya,” bisik Agatha.
Agatha menuruni anak tangga dengan perlahan, ia tersenyum saat mendengar suara Mama Mawar sedang menyiapkan sarapan.
“Kamu udah bangun sayang?” Agatha mengangguk dan menghampiri wanita tersebut.
“Agatha boleh nggak bantuin mama?” tanya Agatha.
“Nanti kamu kecapean,” jawab Mama Mawar dengan lembut.
“Nggak kok, Ma. Lagian hari ini Agatha udah nggak sekolah lagi kan.”
Benar yang diucapkan oleh Agatha. Tadi malam mereka membincangkannya sebentar dan memutuskan Agatha tidak perlu sekolah dan belajar di rumah saja dengan guru yang sudah sedia mengajarnya.
“Yaudah kamu bantu motong-motong bumbu aja ya.” Semangat Agatha timbul seketika ia segera memakai celemek pada pinggangnya.
“Mama rencananya mau bikin nasi kuning. Kamu suka?” tanya Mama Mawar.
“Suka banget, Mah. Dulu Agatha juga sering bantuin bunda buat masak nasi kuning,” seru Agatha.
“Wahh bagus dong. Senangnya mama ada yang bantuin,” ucap Mama Mawar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Agatha
FanfictionHamil di saat dirinya masih menginjak bangku sekolah. Di campakkan oleh kedua orang tuanya sendiri. Siapa yang mau menemani seorang perempuan tak suci lagi sepertinya? 'Ini semua sudah menjadi takdir ku. Salah ku tak mendengarkan kata mereka hingga...