Sudah dua bulan hubungan Agatha dan Alvaro berjalan dan belum ada satupun yang mengetahui jika keduanya sedang berpacaran. Agatha sedikit merasa ada yang berubah dari Alvaro, cowok itu sedikit menjadi rada aneh sekarang. Alvaro selalu ingin bertemu setiap malam dengan alasan RINDU kepada Agatha. Sedangkan ia dengan senang hati untuk berjumpa dan menghabiskan waktunya bersama Alvaro.
Seperti sekarang, Agatha dan Alvaro sedang berada di taman. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan ia tadi meminta ijin kepada Bundanya untuk belajar bersama Dirma. Agatha dan Alvaro duduk pada sebuah bangku panjang dan melihat pemandangan langit yang sangat luar biasa.
"Nggak terasa ya, Al. Bentar lagi hubungan kita jalan tiga bulan," ucap Agatha yang masih tetap menatap langit.
"Agatha senang banget bisa dekat terus sama Alvaro dan Agatha harap Alvaro sama kayak Agatha," lanjut Agatha.
Tangan Alvaro perlahan memegang tangan Agatha, sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk memegang wajah Agatha dan membawa pandangan gadis itu menatap dirinya. Agatha sangat terkejut karena jarak mereka kini sedang sangat dekat. "Al...hmphh." Alvaro mencium bibir Agatha dengan lembut dan membuat gadis itu terdiam, ia sendiri bingung harus berbuat apa hingga nafasnya hampir habis dan membuatnya harus mendorong pelan tubuh Alvaro.
"Maaf gue nggak sengaja. Mending sekarang kita pulang," ucap Alvaro dan membalikkan badannya.
Kejadian tadi sangat mengejutkan Agatha, ia memegang bibirnya. Seperti inikah rasanya berciuman, sama seperti yang ia baca dinovel. Terdapat rasa gejolak yang aneh diperutnya dan ia dapat merasakan manisnya ciuman milik Alvaro.
Alvaro memberhentikan motornya tidak sampai di depan teras rumah Agatha. Gadis itu memintanya untuk tidak menurunkannya tepat di rumahnya karena ia takut jika keluarganya ada yang melihat dan akan menjadi masalah baginya. "Yaudah, lo buruan masuk. Gue jagain dari sini," perintah Alvaro sedangkan Agatha mengangguk dengan cepat. Alvaro menahan pergelangan tangan Agatha dan mencium bibir Agatha dengan singkat. "Good Night," ucap Alvaro dan lagi-lagi membuat Agatha akan menjadi kupu-kupu.
"Aku masuk dulu, ya." Agatha melambaikan tangannya pada Alvaro dan menuju teras rumahnya lalu masuk dengan perlahan.
.......
Agatha masuk ke dalam rumah, ia sangat terkejut saat melihat seluruh keluarganya dan terdapat Angkasa sedang berkumpul bersama di ruang tamu. Seluruh keluarganya melihat Agatha dengan datar bahkan kedua orang tuanya. Tatapan Agatha bertemu dengan mata Angkasa yang juga sedang melihatnya.
"Tadi Dirma ke sini dan nyariin kamu. Padahal tadi kamu minta ijin sama Bunda buat belajar bareng dia," ucap Bunda Evi.
"Kamu tau kan, Tha. Ayah sangat tidak suka dengan kebohongan."
"Seluruh orang panik nyariin lo dan gue harus minta bantuan Angkasa buat ngebantu gue nyariin lo," ucap Bang Xandro.
Kepala Agatha hanya tertunduk menatap lantai dengan sendu, ia juga tidak berniat untuk membuat semua orang panik.
"Maaf, tadi Agatha main ke toko ice cream yang baru buka. Agatha terpaksa bohong sama Bunda karena takut kalau Bunda nggak kasih ijin Agatha buat main malam-malam," bohong Agatha sedangkan seluruh keluarganya mengangguk percaya.
"Bunda lebih marah kalau kamu bohong kayak gini. Yaudah kali ini Bunda maafin tapi lain kali jangan diulangi ya," ucap Bunda Evi menghampiri Agatha dan memeluk anak gadisnya itu.
"Maafin Agatha, Bun. Tapi Agatha terpaksa harus ngebohongin Bunda," batin Agatha.
Seluruh keluarga sudah kembali melakukan aktivitas masing-masing. Bunda dan Ayah sedang menyaksikan acara televisi, Bang Frans sedang mengajari Bang Xandro karena Ayah memintanya sedangkan Angkasa dan Agatha duduk di ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Agatha
FanfictionHamil di saat dirinya masih menginjak bangku sekolah. Di campakkan oleh kedua orang tuanya sendiri. Siapa yang mau menemani seorang perempuan tak suci lagi sepertinya? 'Ini semua sudah menjadi takdir ku. Salah ku tak mendengarkan kata mereka hingga...