23. SEKOLAH

86 10 0
                                    

Agatha menatap dirinya yang sudah memakai seragam sekolah. Apakah ia masih sama dengan teman-temannya yang bersekolah. Tangan Agatha memegang perutnya dan melihatnya dengan datar.

"Aku sangat minta tolong sama kamu. Jangan bertingkah ya aku masih pengen bersekolah dengan yang lainnya dan jangan membuat orang susah lagi. Cukup aku aja yang nyusahin," ucap Agatha.

Pandangannya menatap kaca dan melihat bayangan Angkasa yang baru saja berjalan menuju ke bawah. Dengan cepat Agatha merangkul tasnya dan menghampiri keluarga Angkasa yang sedang sarapan.

"Kamu sekolah, Nak?" tanya Papa Anggoro saat melihat Agatha yang memakai seragam sekolah.

"Iya, Om soalnya ada ulangan nanti," jawab Agatha sambil tersenyum.

"Mama Mawar udah dipanggil mama kok papa masih dipanggil om sih," ucap Papa Anggoro.

"Iya, Pa." Papa Anggoro tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

"SELAMAT PAGI KELUARGA PERWIRAAAA." Semua melihat kehadiran Dirma yang membawa keributan.

"Kamu tuh, Dir jarang banget ke rumah. Sekali datang rumah papa hampir roboh," canda Papa Anggoro.

"Biarin, Dirma ke sini cuman mau ngajak Agatha pergi ke sekolah bareng kok," ucap Dirma.

"Nggak. Agatha biar sama Angkasa aja, lagian kamu ganggu banget. Makanya cepat cari pacar," ucap Papa Anggoro dan membuat Dirma menatapnya dengan tajam.

"Mama Mawar lihat nih Papa Anggoro. Jahil banget," rengek Dirma menghampiri Mama Mawar yang barus saja datang sambil membawa masakannya.

"Kamu tuh kayak nggak tau aja kelakukan Papa Anggoro. Nggak usah didengerin anggap aja kayak mahluk gaib," ucap Mama Mawar.

Dirma melihat ke arah Papa Anggoro dan mengeluarkan lidahnya berniat untuk mengejek Papa Anggoro. Papa Anggoro hanya diam dan membaca koran pagi.

"Yaudah Dirma berangkat bareng Agatha dulu ya, Mah." Dirma mencium pipi milik Mama Mawar.

"Agatha nggak makan dulu?" tanya Mama Mawar.

"Haduhh, Ma. Nggak ada sejarahnya kita itu sarapan di rumah palingan nanti di kantin sekolah," jawab Dirma dan diangguki oleh Agatha.

"Tapi keadaannya sekarang beda," ucap Mama Mawar.

"Nanti nyampe sekolah kami makan banyak kok, Ma," ucap Dirma dan menghampiri Agatha.

"Agatha pergi dulu ya, Ma, Pa, Kak Angkasa," ucap Agatha dan diangguki oleh Mama Mawar dengan Papa Anggoro lalu ditarik oleh Dirma.

Agatha memasuki mobil Dirma dan membuang nafasnya dengan tenang. "Makasih banget ya, Dir. Aku nggak tau kalau kamu nggak nolongin aku tadi. Mungkin aja aku bakalan kaku banget sama mereka," ucap Agatha sedangkan Dirma hanya mengacungkan jempolnya.

"Tapi aku nggak bisa bantu kamu tiap hari nanti mereka malah curiga. Lagian kamu tenang aja mereka itu baik kok. Apalagi Papa Anggoro dan Mama Mawar itu orangnya care dan asik kok," ucap Dirma yang sudah mengendarai mobilnya sedangkan Agatha hanya diam dan menyenderkan punggungnya pada tempat duduk.

Setibanya di sekolah Agatha sangat bersyukur karena manusia yang berada diperutnya tidak bertingkah aneh. Ia dan Dirma segera memasuki ruangan kelas dan melihat Junita yang sedang sibuk piket. "Idihh kalian berangkat bareng tapi nggak ngajak aku, ya." Junita melihat kedua sahabatnya itu dengan kesal.

"Tadi kita jumpa dijalan kok, Jun. Harusnya aku naik ojek ehhh bannya bocor," ucap Agatha sedangkan Junita hanya mengangguk dan kembali menyapu kelasnya.

"Sarapan di kantin yuk," ajak Dirma kepada sahabatnya.

"Diluan aja nanti aku nyusul, ya. Ingat pesenin bakso kesukaan aku," ucap Junita dan diangguki oleh kedua sahabatnya.

My Little Agatha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang