25. MENGETAHUI

165 12 0
                                    

Agatha membuka matanya perlahan dan merasakan sebuah kehangatan diseluruh tubuhnya. Ia sangat terkejut saat melihat Angkasa yang tertidur sambil memeluk dirinya.

‘Astaga. Kak Angkasa ngapain meluk aku sih, aku jadi deg-deggan nih,’ batin Agatha. Agatha melihat jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh pagi.

“Aaaa. Kak Angkasa bangun kita telat,” teriak Agatha dan membuat Angkasa terkejut dan melepaskan pelukannya.

“Aduhh. Semoga aja Dirma belum ninggalin aku,” omel Agatha dan mengambil tas dan baju olahraganya.

“Aga~”

“Udah, Kak. Agatha mandi di sekolah aja, ya. Agatha pergi diluan.”

Angkasa melihat punggung Agatha yang sudah menghilang. Ia segera mengejar perempuan itu dengan terburu-buru.

Kaki Agatha menuruni tangga dengan hati-hati, ia takut akan terjadi sesuatu. Papa Anggoro dan Mama Mawar melihat Agatha dengan heran. Agatha segera berlari menuju pintu.

“Agatha kamu mau kemana, Sayang?”

Agatha kembali berlari ke arah ruang makan dan menyalim tangan Mama Mawar.

“Agatha udah telat sekolah Mah, Pah. Agatha pamit dulu, takut ditinggal sama Dirma,” jawab Agatha dan membalikkan tubuhnya.

Agatha sangat terkejut saat melihat Angkasa yang sudah menghadang jalannya. “Astaga, Kak. Kenapa belum siap-siap? Agatha diluan ya.”

Angkasa menyentil kening Agatha dan membuat perempuan itu terdiam.
“Ini hari sabtu,” cetus Angkasa dan membuat Agatha berpikir.

“Astagaa. Agatha lupa,” ucap Agatha dan menjatuhkan semua barangnya.

Mama Mawar dan Papa Anggoro tertawa melihat kelakukan Agatha. Mereka mengira jika Agatha dan Angkasa sedang bertengkar hingga membuat Agatha ingin pergi.

“Semangat banget kamu sekolah,” ucap Papa Anggoro setelah tertawa. 

“Agatha sering kayak gini, Pa. Dulu Agatha juga sering hampir berangkat sekolah waktu liburan,” jelas Agatha dan membuat mereka berdua kembali tertawa.

“Yaudah kamu makan dulu, Sayang,” ucap Mama Mawar.

“Agatha simpan ini dulu, Mah.”

Sesudah sarapan Agatha sedang berkaca di depan cermin kamar mandi. Ia melihat perutnya yang sudah mulai membesar.

“Udah hampir dua bulan ya,” gumam Agatha dan memegang perutnya yang sudah mengeras.

“Kalau kayak gini artinya sebulan lagi aku nggak bisa sekolah dong,” ucap Agatha.

Mama Mawar memasuki kamar Angkasa dan melihat pintu kamar mandi yang terbuka.

“Kamu lagi apa, Sayang?” Agatha segera menurunkan bajunya dan tersenyum melihat Mama Mawar.

“Sudah membesar ya,” ucap Mama Mawar dan diangguki oleh Agatha.

“Pasti kamu lagi mikirin bagaimana nasib sekolah kamu bukan?” tanya Mama Mawar dan Agatha hanya diam.

“Kamu tenang aja. Papa dan mama akan mengirimkan seorang guru yang akan mengajar selama kehamilan kamu dan dia sendiri adalah saudara mama. Dia juga akan membantu kenaikan kelas kamu,” ucap Mama Mawar sedangkan Agatha tersenyum dengan senang.

“Makasih, Ma,” ucap Agatha.

“Mama nggak mau nyia-nyiain anak mama yang rajin dan pandai,” ucap Mama Mawar dan memeluk Agatha.

“Yaudah kamu siap-siap ya. Soalnya tadi kata Angkasa dia mau ajak kamu jalan ke mall,” ucap Mama Mawar.

“Iya, Mah. Angkasa udah bilang sama Agatha tadi,” ucap Agatha.

Senyuman Agatha mekar dengan sangat lebar saat melihat ternyata Angkasa membawa ke toko buku yang sangat ia sukai.

My Little Agatha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang