7. CHACA

113 14 1
                                    

Di like, coment and follow yaa:)

Agatha sedang kebingungan mencari seseorang. Dari tadi ia sudah mengelilingi sekolahnya untuk mencari orang tersebut. "Kemana sih Kak Angkasa?" gumam Agatha sembari menggaruk rambutnya yang tak gatal. Ia melangkahkan kakinya ke dalam perpustakaan dan tersenyum saat melihat orang yang ia cari sedang membaca buku. Dengan keberanian yang penuh, ia melangkah tidak mempedulikan tatapan sinis dari banyak orang dan menghampiri cowok tersebut.

"Happy Valentine Kak Angkasa," ucap Agatha dan memberikan sebuah coklat berpita biru kepada Angkasa.

Benar, sekarang adalah hari valentine. Dimana kata semua orang hari itu adalah hari semua orang saling menunjukkan atau mengucapkan kasih sayang kepada seseorang. Agatha, adalah orang pertama yang berani memberikan sebuah coklat kepada Angkasa dan mengucapkan secara langsung.

"Gue nggak suka coklat," ucap Angkasa dengan dingin dan menyusun bukunya. Semua orang menahan tawa saat melihat Agatha yang ditolak mentah-mentah oleh Angkasa.

"Haruskah nolaknya di tempat umum kayak gini, Kak?" tanya Agatha sedangkan Angkasa hanya diam dan pergi meninggalkan perpustakaan.

Agatha tersenyum kecut melihat coklatnya, ia membuka coklat tersebut dengan kasar dan memakannya. "Woi anak TK!!!" Agatha melihat ke belakang dan terkejut saat segerombolan kakak kelas sudah mengelilinginya.

"Iya, Kak." Agatha membersihkan mulutnya dan berdiri tegap melihat gerombolan itu.

"Gue ingatin sama lo. Jangan pernah lo dekatin Angkasa karena gimana pun dia itu milik gue," ucap Chaca~Kakak Kelas yang sangat terobsesi dengan Angkasa.

"Maaf, Kak. Emangnya Kakak itu pacarnya Kak Angkasa?" tanya Agatha sedangkan Chaca memasang wajah geramnya.

"Tarik dia," perintah Chaca pada kelompotannya.

Tubuh Agatha ditarik paksa menuju toilet. Semua orang hanya merasa kasihan pada Agatha, mereka tidak berani untuk ikut campur dengan urusan Chaca. "Agatha mau dibawa kemana?" tanya Agatha sedangkan Chaca hanya menggulung-gulung ujung rambutnya. Tubuh Agatha ditendang hingga memasuki kamar mandi dan terbentur pada dinding.

"Kunci!" Salah satu murid menutup pintu dan menguncinya.

Agatha melihat mereka dengan gemetar, ia melihat darah dari kepalanya sudah terjatuh dilantai. Kedua pipinya dicengkram oleh Chaca dan ditekan hinggan memerah. "Gue ingatin sama lo. Jangan pernah dekatin Angkasa lagi. Paham!!!" Agatha menepis tangan Chaca dengan kuat.

"Kalau aku nggak mau gimana," tantang Agatha dan melihat Chaca dengan tajam. Chaca melihat Agatha dengan emosi seketika ia menjambak rambut Agatha dan menariknya ke dalam bilik kamar mandi. Ia memasukkan wajah Agatha ke dalam ember yang berisi air dan menahannya. 'Jangan nangis,'batin Agatha. Chaca menarik rambut Agatha dan mencampakkannya pada dinding.

"Lo nggak usah sok melawan sama gue kalau lo masih mau selamat ikutin semua perkataan gue," ancam Chaca.

"Ingat, Kak!!! Agatha nggak bakalan takut sama siapapun," tegas Agatha.

Bugh...bugh...bugh...

Chaca menendang perut Agatha hingga berkali-kali dan membuat Agatha mengerang kesakitan. "Lo nggak usah ngebantah. Dibandingi gue lo itu nggak ada apa-apanya," tawa Chaca dan menampar wajah Agatha hingga melebam. Chaca membersihkan tangannya, ia menatap Agatha dengan sinis dan meninggalkan Agatha sendirian di kamar mandi.

Agatha meringkuk kesakitan di atas lantai, ia menekan perutntya dengan kuat dan mengigit bibirnya agar tidak menangis. "Aku bakal mempertahankan yang aku inginkan," ucap Agatha sambil menutup matanya sebentar untuk istirahat.

My Little Agatha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang