Semenjak kejadian hari itu, Agatha semakin menjaga jarak dengan Alvaro. Ia juga sudah kembali seperti semula tidak biasa kabur lagi dan memilih untuk berada di rumah, Agatha juga berusaha mengurangi komunikasi bersama Alvaro. Gadis itu sedikit berencana akan putus dengan Alvaro, meskipun sangat berat baginya. Namun, ia akan tetap mencobanya secara perlahan.
Agatha sedang berada di perpustakaan, tempat ini menjadi tempat favoritenya sekarang untuk menjauhi Alvaro. Ia menyalin catatan pelajaran yang tertinggal dari buku Junita. Agatha merasakan jika kursi panjang yang ia duduki bergerak, jantungnya berdegup dengan kencang saat menghirup aroma parfum yang sangat persis dengan punya Alvaro.
"Lo kenapa, Tha kok akhir-akhir ini ngejahuin gue sih?" tanya Alvaro.
Dengan susah payah Agatha menelan air liurnya, ia tersenyum paksa dan melihat Alvaro. "Aku lagi ada ulangan akhir-akhir ini jadi pengen fokus belajar dulu deh," jawab Agatha. Alvaro mengangguk percaya dan membuat Agatha sedikit merasa lega.
"Hemm, Var. Mending kamu balik ke kelas deh soalnya banyak banget loh yang nengokin kita." Alvaro menyusun buku Agatha dan menarik tangan gadis pergi.
"Var, lepas." Agatha berusaha melepaskan cengkraman tangan Alvaro dan sedikit bergemetar.
"Lo kenapa sih, Tha. Kayaknya lo jadi ketakutan kalau lihat gue," ucap Alvaro dan melihat Agatha dengan sangat tajam.
"Agatha nggak takut," ucap Agatha tetapi menundukkan kepalanya. "Lihat muka gue." Alvaro mencengkram pipi Agatha sehingga manik mata mereka saling menatap dengan dekat. Alvaro dapat merasakan ketakutan dari gadis itu.
'Apa dia udah tau makanya dia jadi ketakutan kayak gini,' batin Alvaro. Alvaro mendekatkan wajahnya, berniat untuk mencium gadis itu sedangkan Agatha hanya bisa terdiam karena suaranya yang tertahan.
"Ekheem." Keduanya menatap kehadiran Angkasa. Alvaro langsung melepas cengkramannya sedangkan Agatha segera berlari dan berlindung dipunggung cowok itu. Alvaro tidak melihat Angkasa melainkan pacarnya itu.
"Sekali ini lagi. Tolongin Agatha, Kak," bisik Agatha sambil menunduk tapi dapat didengar oleh telinga tajam milik Angkasa.
"Gue nggak ada urusan sama lo. Ayok, Tha," ucap Alvaro yang menghampiri Agatha. Agatha segera bergeser lebih dekat pada punggung Angkasa dan memegang ujung hoodie milik cowok tersebut.
"Maaf, Al. Tapi aku mau minta diajarin matematika sama Kak Angkasa," ucap Agatha sambil meremas jaket Angkasa.
"Gue aja yang ngajarin lo." Agatha semakin kuat meremas ujung jaket Angkasa saat Alvaro ingin menarik lengannya. Dengan cepat Angkasa menepis telapak tangan Alvaro sehingga membuat keduanya saling melihat dengan tajam.
"Lo nggak dengar kalau cewek lo mau belajar dulu. Pastinya lo nggak mau kan punya pacar oon. Jadi biar gue yang ngajarin dia supaya makin pintar dan pikirannya jadi jernih melebihi lo," sindir Angkasa sedangkan Alvaro hanya diam.
"Yaudah lo belajar sama dia. Ini buku lo," ucap Alvaro.
Angkasa segera mengambil buku bersampul pink milik Agatha. "Biar gue aja yang ngambil," ucap Angkasa. Alvaro menatap Angkasa dengan tidak suka, ia segera meninggalkan keduanya dan menghilang entah kemana.
Tatapan Angakasa kini melihat Agatha yang masih menunduk sambil meremas hodie miliknya. "Kayaknya ada yang takut sama pacarnya sendiri. Bukannya itu cinta lo tapi kenapa lo takut sama cinta lo sendiri," ucap Angkasa dan membuat Agatha tersadar.
"Nggak!!! Agatha tuh cuman mau ngejauh aja karena bakalan ada ulangan jadi mau fokus belajar," bantah Agatha.
"Kenapa tangan lo sampe ngeremas kuat jaket gue." Agatha segera melepaskan tangannya dari jaket Angkasa dan mundur beberapa langkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Agatha
FanfictionHamil di saat dirinya masih menginjak bangku sekolah. Di campakkan oleh kedua orang tuanya sendiri. Siapa yang mau menemani seorang perempuan tak suci lagi sepertinya? 'Ini semua sudah menjadi takdir ku. Salah ku tak mendengarkan kata mereka hingga...