siebenundzwanzig

1K 159 1
                                    

Menurut Jeno, LDK yang kedua ini sangat seru!

Mereka lebih banyak mendapatkan pelatihan leadership, kerjasama, dan masih banyak lagi. Ditambah cuaca yang cerah namun sejuk, sungguh mendukung.

Rasanya seperti berlibur sambil berpikir ((sedikit)), soalnya Jeno cukup apatis. Yang aktif juga kelas 8 biasanya.

Selama berada disana, waktu seperti berlari, bukan berjalan. Tiba-tiba sudah malam, dan sekarang mereka akan berdua-berdua melakukan semacam jerit malam, tapi bukan jerit malam.

Teknisnya, seluruh calon pengurus OSIS dipersilahkan untuk menutup mata dan menundukkan kepala. Mereka semua duduk dan menunggu seseorang menepuk bahu mereka. Pertanda mereka yang jalan selanjutnya.

Malam itu dingin, Jeno takut tetapi juga excited karena ini kegiatan pertamanya jalan malam-malam. Pria itu menunggu gilirannya dengan tenang, berusaha agar tidak tidur.

Lama sekali, rasanya seakan semua orang sudah pergi. Padahal tidak. Pikiran kita kadang suka melebih-lebihkan realita.

Akhirnya seseorang menepuknya.

Dengan segera, Jeno membuka matanya. Ia dapat melihat Han Jisung berdiri menunggunya. 

Jadi ini dia partner Jeno malam ini.

Untunglah, dari semua orang, Han Jisung yang berdiri.

---

Baik Lee Jeno, maupun Han Jisung, merupakan orang yang ceriwis.

Buktinya, sepanjang perjalanan gelap melewati rumah warga-peternakan, kebun, naik dan turun, mereka sibuk berbincang dan bercanda.

Perjalanan menjadi menyenangkan dan tidak menyeramkan sama sekali.

Padahal mereka yang jalan kedua dari pasangan terakhir.

Setiap berapa pos, mereka menemui kakak OSIS pendahulu atau guru. Hal itu menandakan mereka berada di jalan yang tepat.

Setelah cukup banyak pos yang dilewati, tibalah mereka di pos terakhir. Letaknya di tepi sungai, banyak Kakak OSIS disana dan mereka disuruh untuk berhati-hati. 

Saat sampai, mereka disuruh jalan sendiri-sendiri.

Jisung lebih dulu, menatap Jeno gugup. 

Jeno menyemangati Jisung dengan gerakan tangannya.

Beberapa menit terlewat, jisung tampak berbicara sesuatu kepada Kak Taeyong sampai akhirnya ia berjalan sendirian, melewati sawah. Pondok mereka memang sudah terlihat, tetapi teap saja, sawahnya luas.

Ternyata, tadi Jisung ditanyakan komitmennya sebagai pengurus OSIS.

Dengan yakin Jeno menjawab pertanyaan-pertanyaan yang datang, ia cukup percaya diri.

Sampai tiba gilirannya untuk berjalan sendirian di tengah sawah.

About That YearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang