achtundzwanzig

1K 163 11
                                    

Jeno menghembuskan napasnya saat melihat hamparan sawah itu.

Perkataan Pak Yunho, guru olahraga mereka sungguh menakut-nakuti orang.

Hhh, dia pikir Jeno mudah dibodohi apa.

"Bisa ini mah gak kenapa-kenapa." kata Jeno pelan pada dirinya sendiri.

Dengan santai, Jeno melangkahkan kakinya. 

Sungguh, tak berasa apa-apa.

Sampai Jeno mendengar suara derap langkah kaki dari belakang.

Apa ia berjalan dengan lambat sampai orang yang di belakangnya sudah menyusul? 

Tidak mungkin. Tadi saja pas Jeno hendak meninggalkan pos terakhir, mereka belum ada.

Tiba-tiba, perkataan Pak Yunho kembali terlintas di pikirannya. 

"Gak peduli ada apapun, kalian jangan ngapa-ngapain. Terus jalan lurus sampai pondok aja ya."

Dasar menyebalkan.

Sialnya, suara itu tidak hilang daritadi. Bahkan terdengar mengikutinya.  Membuat Jeno penasaran dan tentu saja sedikit takut. 

Jadi, layaknya pemeran utama dalam film horror, Jeno menoleh ke belakang.




"Kak Jaehyun?"

Kakak kelas itu hanya menyenter mukanya dan tersenyum.

Bukannya seram, Jeno malah ingin teriak karena kesal.

Kenapa ia tetap terlihat tampan?

Jeno tidak melanjutkan jalannya saat melihat Kak Jaehyun memperlebar langkahnya untuk menyusul Jeno.

"Kenapa ngikutin aku dari belakang?" tanya Jeno saat Kakak kelasnya sudah berada di sampingnya.

"Mau ke toilet, saya kebelet,"

Hening.

"Bagaimana acara malam ini? Seru?"

"Seru, Kak. Apalagi pas saya pikir ada jurig yang ngikutin saya di sawah."

Kak Jaehyun tertawa.

Suaranya sangat renyah di telinga Jeno.

Mereka berjalan dengan perlahan.

Padahal tadi katanya Jaehyun kebelet?

"Maaf. Peraturannya kan kamu harus berjalan sendiri di sawah ini. Saya takut nanti ketahuan guru kalau kamu berdua,"

"Berdua sama Kak Jaehyun, maksudnya?"

"Bisa dibilang begitu. Tapi sekarang sudah terlanjur. Saya bilang yang sejujurnya nanti kalau ditanya oleh yang lain,"

"Hmm, saya gaakan dicoret kan Kak?"

Kenapa malam ini Kak Jaehyun jadi mudah tertawa?

"Tenang saja, kamu setakut itu?"

"Iya lah kak! Jadi gapapa nih kakak jalan di samping saya sekarang?"

Hening sejenak. Tapi tidak ada suara jangkrik ya.

"Iya. Anyway kamu wanginya enak. Nanti kasih tau saya ya, pakai parfum apa," Kak Jaehyun menepuk pundak Jeno pelan.


Malam itu gelap.

Entah apakah Jaehyun bisa melihat wajah Jeno yang memerah karena salah tingkah.

About That YearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang