"Kamu sudah bangun?"
Kata-kata itu menyambut Jeno saat ia membuka matanya.
Ia melihat asal suara, HAH? Ngapain orang itu ada disini?
Lalu Jeno melihat ke dinding, memeriksa jam.
Sudah pukul sembilan. Berarti ia sudah tertidur sekitar 45 menit?
Dan Kak Jaehyun menunggunya selama itu?
"Eh, iya, Kak," Jeno gugup.
"Sudah mendingan atau masih sakit?" tanya Kak Jaehyun lagi.
"Lebih mendingan, Kak,"
"Baguslah,"
Kak Jaehyun mengambil mangkok di meja, pasti isinya bubur.
"Katanya kamu belum sarapan. Padahal kemarin kan sudah diingatkan. Ini, dimakan buburnya."
"Maaf, Kak,"
"Kenapa minta maaf? Kenapa belum mulai makan? Tangan kamu gak lemas juga kan sampai gak bisa digunakan? Apa kamu perlu saya suapin?"
Tentu saja Jeno menggeleng, "Tidak usah. Tapi terima kasih, Kak."
Cowok kelas 9 itu hanya menatap Jeno datar sampai akhirnya sebuah senyum melengkung indah di wajahnya, memamerkan lesung pipi yang dalam.
"Sama-sama. Nanti kalau sudah selesai, taruh saja di meja. Kamu disini saja istirahat sampai benar-benar enakkan. Sekarang saya tinggal, ya. Masih ada yang harus saya urus. Kamu gapapa kan sendirian?"
"Gapapa, Kak. Terima kasih, maaf sudah merepotkan,"
Tanpa sepatah kata pun, Kak Jaehyun tersenyum sebelum akhirnya ia menghilang.
Ternyata dia baik juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
About That Year
FanfictionLet's go back to that year when all Jeno thought of was him. Jeno-Jaehyun