"Pada akhirnya kita semua sekelas," kata Haechan.
"Kamu unhappy kita sekelas?" tidak perlu disebut ini siapa.
"Jangan asal asumsi, Yang," jelas Haechan.
"Haechan! Kamu sudah jadian saja sama si bocah Jerman?" tanya Soobin sangat sok tau.
Membuat Haechan menggelengkan kepalanya, "Namanya Yangyang bodoh! Makanya kenalan! Jangan manggil orang sesuka jidatmu!"
Yangyang sendiri bingung, "Jadian itu apa?"
---
Pembagian ruangan kelas di sekolah ini sungguh aneh.
Awalnya Jeno pikir, kelasnya akan berada di lantai paling bawah. Secara biasanya letak kelas diurutkan dari tingkatan yang rendah dan semakin tinggi akan semakin ke atas. Tapi disini terbalik. Kelas 9 di lantai 1, kelas 8 di lantai 2, dan kelas 7 di lantai 3. Katanya sih agar kelas 9 bisa lebih fokus dan mudah.
Setiap ke kantin, mereka harus selalu melewati depan kelas 9.2 karena letaknya ditengah. Hanya ada tiga kelas untuk setiap tingkatan.
"Jen, kamu kenapa sih setiap lewat sini selalu celingak-celinguk?" tanya Jaemin penasaran.
"Ah gapapa."
Setiap saat itu pula, diam-diam Jeno berharap dapat melihat wajah itu.
---
HEYYO!!
Guys i appreciate it so much karena kalian udah mau baca cerita ini:') Thus this story is super singkat and absurd on every chapter... Thank you banget karena udah ngevote! I never thought it's important but actually it really is boosting my mood to update this story<3Jadi, terima kasih banyak banyak banyak ya!
& pls stay safe!!
KAMU SEDANG MEMBACA
About That Year
FanfictionLet's go back to that year when all Jeno thought of was him. Jeno-Jaehyun