3

12.8K 738 9
                                    

🌸🌸🌸

"Vaniaaa"
teriak anak seragam SMP itu melambaikan tanganya di seberang jalan.

"Rika, syukurlah.. tolong bawakan sebagian" ucap Alana kepada anak yang baru pulang sekolah itu.

Ruko berlantai dua ini, akan Alana tempati mulai sekarang, warisan kedua orang tuanya yang sudah meninggal, ia gunakan untuk menyewa ruko, ketika ibunya masih hidup mereka memang penjual kue, dulu ibunya ingin sekali mempunyai toko kue, dan alhamdulilah kini ia bisa mewujudkan keinginan ibunya
Dibantu oleh rika dan ibu Siti
Mereka akan membuka tokonya segera.

****

Memoles bedak diwajahnya serta lipstik tipis di bibirnya, alana 19 tahun itu tampak cantik, gaunnya senada dengan Vania.

"Vania cantik mau kemana ni?"
Rika gemes lihat Vania memainkan jarinya.

"Ikut dong mbak Alana" rengek Rika penuh harap 

"Siapa dong yang jaga si ganteng"
Alana menoleh kedua putranya,
satunya tertidur, yang satu tingkahnya sama dengan Vania yang kini mengemut tangannya sendiri.

"Ya sudah kita semua ikut"
Sahut Rika yang membuat Alana menggelengkan kepalanya.

"Memangnya kamu, Rivan dan Elvan di undang.. yang di undangkan cuma aku sama Vania"
Ucap Alana sambil mencium Vania
Tak lupa ibu tiga anak itu juga mencium Rivan dan Elvan.

***

"Akhirnya yang ditunggu datang juga"
Senyum Bu Rahma ketika melihat Alana dan Vania sudah berada di hadapannya.

"Selamat ulang tahun nenek"
Alana Menyuarakan Vania seakan berbicara, lalu memberikan kado yang isinya jilbab.

"Terima kasih Alana, kadonya sangat ibu suka" ucap senang bu Rahma.

Alvian dan Amelia tampak serasi, pasangan itu juga baru datang dan menghampiri ibunya.

"Selamat ulang tahun ibu, semoga keinginan ibu tercapai, dan ini hadiah dari Amelia" ucap Alvian sambil mencium pipi ibunya.

Amelia memberikan sebuah hadiah berupa tas mahal untuk mertuanya lalu memeluknya.

Beberapa jam kemudian. Acara sudah selesai, saatnya Alana ingin pamit tapi bu rahma ingin mengenalkannya dengan suaminya Arman Arlad Senjani.

"Ayah.. ini yang namanya Vania
Yang sering ibu ceritakan lucukan"
Bu Rahma mengendong Vania menghampiri pak Arman.

"Alana silahkan duduk"
ucap pak Arman, tersenyum melihat Alana dan Vania.

Diruang keluarga juga sudah ada Alvian dan Amelia, Tangan mungil Vania, kembali menunjuk alvian.

"jangan nak" batin Alana melihat Vania kini sudah diberikan oleh Bu Rahma kedalam gendongan Alvian.

Bu Rahma merasa perasaannya hangat Melihat anaknya menggendong Vania, Andai saja ia mempunyai cucu seperti Vania pasti rumah ini akan ramai oleh tawa dan tangisan anak-anak batin Bu rahma menyembunyikan kesedihannya.

Alana mengkhawatirkan kedua anaknya yang di jaga oleh rika dirumah, seharusnya ia hanya sebentar di sini tapi karena Vania Menangis tidak ingin dilepas dari gendongan alvian, jadilah ia sampai malam.

Sedangkan Alvian berbunga-Bunga hatinya, Alvian merasa senang menghabiskan waktunya dengan Vania, diciumnya wajah cantik Vania, Yang sedang tertidur di dekapannya.

Alvian pun heran mengapa anak ini menangis ketika akan di ambil oleh ibunya sendiri.

Jangan-jangan,
dia bukan ibunya vania
Ahh,,, tidak mungkin.. wajah mereka terlihat mirip  batin alvian.

Karena Vania tidak ingin dilepaskan dan nangis kencang Bu rahma menyarankan Alana menginap saja, Tapi Alana menolak saran bu rahma karena, ia juga mempunyai dua anak yang sama masih kecil, paniklah Alana, bagaimana ini?

dengan terpaksa Alana pulang
dan membiarkan vania menginap di rumah Bu Rahma, pagi-pagi ia akan datang mengambil anaknya.

Alana tidak ingin
Vania lebih akrab lagi
dengan Alvian... tidak, tidak, boleh.

Alana juga percaya jika Bu Rahma orang baik, dengan berat hati Alana meninggalkan Vania di rumah besar itu.

_________

Terimakasih sudah berkunjung

Buah Hati KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang