5

11.6K 684 4
                                    


🌸🌸🌸

Alana mengingat
kejadian sekitar 2 tahun yang lalu,
Malam ketika Alana akan mengantarkan roti dan sedang menunggu di loby hotel, salah satu staf resepsionis menghampiri dan menyuruhnya langsung ke kamar si pemesan

Saat mengetahui siapa si pemesan,
Samuel pria kaya dan sangat brengsek itu, seminggu yang lalu pria itu hampir melecehkannya, syukurlah alana bisa lolos dan kini dirinya kembali dijebak 

Samuel hampir memegang tangan
dan membawanya masuk ke dalam kamar, Alana panik dan langsung lari, alana mendengar Samuel memanggilnya bahkan mungkin saja mengejarnya, sehingga Alana menubruk pria yang baru keluar dari kamar hotel, karena panik alana masuk ke kamar hotel pria tersebut, untuk menghindari Samuel

Suara pintu tertutup keras
Membuat Alana sadar akan kesalahannya
"Bodoh!! kenapa aku harus masuk"
Karena ketakutannya, hingga membuatnya tidak memikirkan
resiko yang akan terjadi, Apalagi pria ini sedang mabuk

"Maafkan.. aku Amelia membuatmu khawatir, maaf. karena tidak menjawab telepon-mu, sayang jangan sedih lagi, Walaupun kita tidak akan punya keturunan, Aku tidak akan meninggalkanmu"

"Maaf.. aku bukan Amelia"
Ucap Alana takut, Yang dipikirkan Alana saat ini hanya cepat-cepat keluar

Alana teriak saat laki-laki itu membawanya ketempat tidur Alana gadis itu berusaha menghindar,
Sial sekali, lelaki mabuk ini sangat kuat

Pagi hari Alana terbangun kelelahan,
Rambutnya acak-acakkan,
sakit sekali perlakuan lelaki itu,
Alana menangis meratapi nasibnya,
Seharusnya keperawanannya,
akan alana persembahkan untuk suaminya nanti, Tapi direnggut oleh pria yang mungkin sudah beristri

Pria itu masih tertidur pulas,
Alana bangun tertatih-tatih, menuju kamar mandi, saat selesai membersihkan diri, Alana melihat
Pria itu sudah tidak ada

"Sialaan"
ucap Alana kembali
mengingat tragedi malam itu, alana tidak ingin lagi mengingat-ingat malam itu, Alana juga menyalahkan dirinya sendiri, Kejadian malam itu membuatnya hamil, Seharusnya kini alana sedang kuliah bersama Dena sahabatnya dan menghabiskan masa muda dengan indah tanpa ada tanggung jawab yang besar, apalagi mengurus tiga anak sekaligus tanpa seorang suami tidaklah mudah

"Tidak, tidak!"
Alana tidak akan memberitahu Alvian, jika Alvian mengetahui jika anak-anaknya adalah darah dagingnya juga, jelas mereka akan mengambil mereka, apalagi-

Alana mengetahui permasalahan keluarga mereka, karena Bu Rahma pernah menceritakan jika rahim menantunya diangkat, serta anak tunggalnya mengalami masalah kesuburan Mendengar curhatan bu rahma waktu itu membuat alana ikut merasa sedih, Alana bersyukur jika tuhan mempercayainya menjadi seorang ibu dari tiga anak kembar, walaupun banyak tanggapan miring tentangnya, hal itu wajar bagi Alana, makanya Alana pindah dari kawasan tempat tinggalnya dulu, agar ditempat yang berbeda, dirinya bisa menjalani hidup lebih tenang

Dan saat melihat Alvian waktu itu, alana sangat ketakutan,
mengapa aku harus bertemu dengan Alvian tapi untungnya Alvian tidak mengingatku Apa yang akan terjadi jika Alvian mengetahui semua, Alana pusing memikirkannya

"Yaahh... dia malah ngelamun,
Tuhh telpon bunyi"
Rika mengguncang lengan Alana

Ketika alana akan memegang handphonenya, belum sempat mengangkat, orang yang menelpon sudah mematikan panggilannya,
Hingga pesan masuk berbunyi

Haii Alana
Savenya kontakku, -amelia

"Dari mana Amelia tahu nomor handphoneku"

"Jelas tahulah, didepan kan ada spanduk yang menampilkan nomor mbak alana" jawab Rika heran melihat alana tampak bodoh

Alana semakin pusing
mendengar Rika bertanya tentang Alvian, apakah Alvian papanya anak-anaknya hingga kemiripannya ditanyakan berkali-kali, Walaupun begitu Alana sangat menyayangi Rika yang sudah membantunya mengurus
tiga bayi kembarnya.

___________


Apakah! Alvian akan senang mengetahuinya kebenarannya

Terimakasih

Buah Hati KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang