8

9.9K 609 7
                                    

🌸🌸🌸

Suara pintu tertutup setelah seorang itu mengucapkan selamat malam dan selamat tidur semoga mimpi indah
Alana menghela napasnya kasar,
Alana kini berada di kamar tamu keluarga sanjani, ruang kamarnya sangat luas, tempat tidur sangat besar, sangat cocok untuk ketiga anaknya yang tidak bisa diam dalam tidurnya, Tapi dilubuk hatinya sebenarnya Alana tidak nyaman berada ditempat ini, Alana ingin pulang seperti rika, tadi saat alvian, menyuruhnya menginap, Alana dengan tegas menolaknya

Dengan liciknya alvian mengatakan kepada bu rahma, kalau Alana dan ketiga anaknya akan menginap, sehingga bu rahma kesenangan dan mengucapkan terimakasih berulang-ulang, Seandainya rika tidak ada keperluan yang tidak bisa ditunda, pasti saat ini Alana punya teman mengobrol dan sedikit ada hiburan dengan tingkah lakunya rika

Ceklek

"Bisa tidak kalau masuk ketuk pintu dulu, kalau aku sedang menyusui bagaimana?"

"Aku sudah mengetuk pintunya, apa kamu tidak dengar, dan aku kesini ingin melihat mereka" Jemarinya mengelus rambut vania yang tertidur pulas, dan tersenyum melihat rivan dan elvan yang tidur sambil berhadapan, lucu sekali,

"Aku perlu istrahat, sekarang
Keluar dari sini"
Alana menatap tak suka kepada Alvian bukanya keluar Alvian malah duduk diranjang

"Kenapa dari tadi kamu marah-marah terus, aku tidak ingin mereka punya sifat pemarah seperti kamu" tatapan tajam Alvian tidak membuat Alana takut, malah Alana ingin melawannya terus

"Kenapa, kamu terus mengatur, kamu bukan papanya anak-anakku, dan aku mamanya lebih berhak atas mereka, kamu urus saja mbak Amelia, kamu tidak takut nantinya dia cemburu, melihat kamu disini bersamaku"

"Aku sangat menyayangi mereka, dan kasihan melihatmu mengurus ketiga anakmu tanpa si brengsek itu, dan amelia tidak mungkin cemburu sama kamu, dia sudah tahu maksud tujuanku yang selalu menghampirimu, jadi jangan kepedean," ucap alvian,

"Tanpa dikasih tahu juga, aku sudah mengetahuinya, tidak mungkin mbak Amelia cemburu denganku dan Aku tidak perlu dikasihani, aku bisa menjaga anak-anakku" ucap Alana penuh keyakinan

"Kamu yakin, lalu apa ini,?
Anakmu terjatuh saja, tidak kamu berikan obat, bahkan mungkin saja kamu tidak mengetahuinya,"
alvian menujuk memar dikaki Rivan
walaupun alvian baru mengenal ketiga anak Alana, tapi ia sudah tahu jika Rivan jarang menangis

Alana menangis melihat memar rivan, kapan anaknya terjatuh, mungkin tadi saat ia dikamar mandi, ia sempat mendengar suara jatuhan benda, sebagai seorang ibu, alana tersinggung dengan perkataan Alvian yang mengatakan jika ia tidak bisa menjaga anak~anaknya dengan baik, tidak tahukah dia, jika Alana selalu begadang, bahkan jarang mengurus dirinya sendiri dan sekarang Alvian seenaknya mengatainya

alvian mengambil p3k dan mengobati luka memar Rivan, anak itu tidak terusik sama sekali dari tidurnya, malah yang terbangun Vania karena mendengar alana menangis,

vania yang melihat alvian langsung mencium pipi alvian dan memeluk alvian dengan sayang, alana yang melihat vania mencium alvian, menjadi sangat cemburu, tidak pernah ia di perlakukan seperti itu, ketika vania membangunkannya, malah anaknya itu selalu menepuknya

"Berikan dia asi, Vania akan tidur denganku malam ini" perintahnya membuat Alana semakin kesal, lihatlah aku akan mempertahankan kedua kubu-ku ini, sambil melihat Rivan dan Elvan,

"Sayang, tidurnya sama mama dan kakak saja ya? Jangan sama om alvian yang menyebalkan itu" Ucap Alana membujuk vania, Alana memberikan asi tanpa sadar jika Alvian masih didalam kamar

"Kenapa kamu tidak keluar brengsek" Alana kaget buru-buru menutup payud*ranya dan melempari Alvian mengunakan bantal, seharusnya alvian langsung keluar saat memberikan Vania padanya, bukan malah duduk di sofa yang ada di belakangnya

Stststz

Alvian hanya memberikan isyarat telunjuk tangan didepan mulutnya tanda jangan berisik karena Alvian hanya ingin Vania tenang meminum asi

"Aku tidak melihatnya" bohong Alvian

"Lihat atau tidak, tetap saja kamu tidak boleh disini saat aku memberikan asi"ucap Alana
Ingin rasanya mencakar-cakar wajah datar itu

"Mulai sekarang kamu harus lembut berbicara dan jangan suka kasar" ucapnya sambil mengambil vania dari pangkuan alana

"Aku sangat lembut,
aku kasar hanya denganmu, kembalikan Vania" teriaknya sambil menarik baju belakang Alvian yang akan segera meraih gagang pintu

"Baiklah,, aku akan memberikan vania, tapi aku akan tidur disini"
Ucap Alvian tepat didepan wajah alana, Mendengar ucapan alvian, alana membiarkan saja vania ikut dengannya,
"jika aku melarangnya lagi, tambah panjang nanti urusannya Sebaiknya aku memikirkan cara bagaimana melepaskan diri dari alvian," batin alana

"
Pukul sudah menunjukan jam dua belas malam, alana mengganti-ganti gaya tidurnya agar posisinya bisa menghantarnya ke alam mimpi tapi tetap tidak bisa tidur, seharusnya tidurnya nyenyak karena kasurnya sangat empuk seperti yang dikatakan Rika tadi

Sarangeul haetta uriga manna
Jiuji mothal chueogi dwaetda
Bolmanhan mellodeurama
Gwaenchaneun gyeolmal
Geugeomyeon dwaetda
Neol saranghaetta"
kenapa ia lupa Menganti nada panggilan handphone-nya, tapi lagunya bagus juga, melihat siapa yang menelpon, alana sangat senang melihat nama Dena

"Besok jadi" tanya Dena tanpa basa-basi

"Mungkin Tidak" Alana tidak janji akan menyusul dena ke vila, ribet bawa anak-anak, kemarin jika ia jadi pergi masih ada Dena yang memangku salah satu anaknya,

"Kamu masih dirumah mereka"

"Iya dan dia sangat menyebalkan, sekarang saja vania tidur dengannya," Alana mengeluh kepada dena, Dena hanya tertawa mendengar Alana, dena memang sudah mengetahui semua yang terjadi tentang sahabatnya itu

"Aku takut, jika Alvian mengetahui yang sebenarnya, dia pasti akan menyalahkan ku dan mengambil mereka," ucapnya lagi kepada dena, sekarang dena lebih serius lagi mendengarkan alana

"Kabur saja" usul Dena

"Iya, Aku ingin kabur saja, tapi bagaimana dengan toko rotiku?"

"Benar juga" terdengar kebingungan dari suara dena

Ceklek

Tenanglah alana, yakinlah Alvian tidak mendengarnya batin Alana ketika melihat Alvian tiba-tiba membuka pintu kamarnya bersama Vania yang habis menangis

"Aku pikir kamu sudah tidur, syukurlah jadi aku tidak perlu membangunkanmu, vania menginginkanmu" ucap Alvian pelan-pelan takut kedua putra Alana terbangun

"Ada apa dengan wajah pucatmu itu" tanya alvian menyelidik mengerutkan keningnya melihat Alana yang terlihat menegang

"Tidak apa-apa, sekarang keluarlah" ucap alana, ia masih saja melihat alvian sempai benar-benar menutup pintu dan seketika alana menghembuskan napas tenangnya

akhirnya vania kembali padanya,
Pasti anaknya ini menangis karena ingin minum susu, besok ia akan cepat pamit kepada bu Rahma, sebelum alvian mendahuluinya

___________

Buah Hati KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang