🌸🌸🌸
Setelah seminggu tidak bertemu dengan Alvian, Alana merasa senang hari-harinya kembali seperti sebelum bertemu dengan Alvian, tapi tidak dengan Vania, anaknya semakin sering menangis, jika terbangun malam hari, Vania selalu mencari keberadaan Alvian, salah satu hal yang Alana takutkan terjadi
"Sayang.. jangan nangis
Bobok ya? susu mau? Vania mau makan"
Tanya Alana dengan lembut dan Vania tetap menggelengkan kepalanyaAlana menenangkan Vania, dan menggendongnya kesana-kemari dan
Tambah pusing melihat pergerakan Elvan yang mulai terusik karena mendengar kerewelan Vania, Rivan sudah terlebih dulu terbangun, tapi syukurlah anak itu hanya duduk memainkan bolanya, sesekali melihat Alana dengan tatapan polosnyaAlana mendudukan Vania dan mengambil Elvan, bukannya berhenti menangis setelah di beri susu, kini Elvan ikut menangis karena melihat saudaranya menangis, rasanya Alana juga ingin menangis, ia sangat lelah sekali
"Sekarang.. kamu baru sadarkan kalau aku itu penting" ucap Alvian yang tiba-tiba datang
Alana melihat alvian, antara bersyukur atau tidak, yang penting sekarang vania sudah ada yang menangani nya, elvan kembali tertidur ketika Alana memberikannya susu, disampingnya rivan, tertidur hanya ditepuk-tepuk pantatnya
Alana melihat alvian memasuki kamar dengan Vania yang sudah tertidur, alana heran melihat secepat itu Vania tertidur, Ketika Alvian akan menidurkannya, Vania mengeratkan pelukannya di leher alvian.
"Aku akan tidur disini malam ini" ucap pelan Alvian, Alvian melihat Alana mengaguk setuju dan alvian menidurkan dirinya dikasur bersama Vania yang tertidur di dadanya, tempat sederhana tapi entah mengapa, Alvian merasakan akan kenyaman yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya
Alvian menahan dirinya selama seminggu, untuk tidak bertemu dengan si kembar, ketika Alvian tahu bu Siti membohonginya atas perintah Alana, ia membiarkan saja Alana senang sementara karena merasa dirinya menang, tapi alvian yakin jika Vania akan mencari dirinya, Rika selalu mengabarinya, jika Alana sangat kewalahan menghadapi vania, Rika juga yang memberikan kunci candangan
"Terima kasih" ucap Alana membuat Alvian membuka matanya
Hening
"Tapi aku takut jika kamu datang lagi, Vania akan susah lepas darimu, seharusnya kamu tidak datang, aku yakin lama-lama Vania akan terbiasa kembali, aku tidak ingin mereka ketergantungan denganmu"
"Kenapa kamu tidak ingin aku dekat dengan mereka, bahkan Vania sangat menyukaiku" ucapan Alvin membuat Alana semakin gugup, Alana berusaha menenangkan dirinya sejenak, sebelum menjawab pertanyaan alvian
"Karena,,, kamu bukan papa mereka, kamu hanya orang lain" ucap Alana sengaja mengatakannya
"Dan aku tidak peduli,
Apa hanya papa brengseknya itu yang berhak dekat dengan mereka, dimana dia Alana, mengapa dia tega meninggalkanmu dengan ketiga anakmu yang masih kecil, tapi untunglah, jika dia pergi, aku yang akan menjadi papa mereka" ucap Alvian, ada rasa sakit dihatinya mendengar ucapan Alana, ia sengaja mengungkit keberadaan papa kandung vania, agar Alana sadar jika ia sunguh-sunguh menyayangi si kembarAlana memejamkan matanya, tidak ingin menjawab pertanyaan Alvian,
"Apa tadi katanya, aku akan menjadi papanya, kamu memang papanya bodoh dan tanpa sengaja menghina dirinya sendiri sebagai papa brengsek, batin Alana mengejek alvian"Aku tahu kamu belum tidur Alana, dan jawab pertanyaanku, dulu apakah kita pernah bertemu, mengapa aku seperti pernah melihatmu, mengapa aku memimpikanmu dan itu terasa sangat nyata"
Deg
Alana tidak ingin dalam situasi ini,
Apalagi mendengar hal-hal yang tak ingin ia dengar dari bibir alvian, apalagi menjawab pertanyaan alvian, alana melepaskan pelukan erat elvan, dan beranjak pergi
Tapi Alvian memegang tangan alana
Tatapan Alvian membuatnya merinding"Lepaskan aku Alvian" Alana berusaha mengendalikan jantungnya yang bergetar karena pertanyaan alvian, bisakah ia menghilang dari situasi ini, atau Alvian saja yang menghilang
"Jawab dulu, baru aku lepaskan" Alvian ingin mendengar jawaban Alana, apakah ada kebohongan didalamnya
"Aku mengenalmu setelah Bu Rahma mengenalkan kita, sebelumnya kita belum pernah bertemu"
"Lalu mengapa mimpiku tidur bersamamu terasa nyata"
"Astaga!!! apa maksudmu sialan" teriak alana merasa kembali mendapat kekuatan untuk melawan Alvian dan tidak menyangka Alvian tidak tahu malu mengatakan hal yang menjijikan
Cup
Alana kaku seketika, ketika Alvian mencium bibirnya sekilas,
Alana tidak menyangka alvian akan mencium bibirnya, seketika alana kembali sadar, ketika mendengar ucapan Alvian"Aku tidak suka mendengarmu bicara kasar, jadi jangan salah paham karena ciumanku tadi itu hanya karena aku tidak ingin mereka bertiga terbangun karena mendengarmu teriak, dan aku ingin membuktikan mimpiku benar atau tidak, ternyata rasanya setelah aku menciummu terasa berbeda,
mungkin terasa sama jika ciumanku lebih dalam lagi"Alana ingin menampar pipi Alvian tapi terhenti ketika ia melihat Vania terbangun dan melihat mereka berdua
"Kenapa tidak jadi tampar, agar kita impas, ayo tampar aku" Alvian memegang tangan Alana membawanya ke pipinya
Alana menarik tangannya dari pipi Alvian
"Tidak tahu malu, dasar bodoh"
umpat Alana lalu meninggal kan AlvianSial sekali, sekarang aku harus tidur dilantai beralasan karpet, seharusnya Alvian saja yang tidur di lantai
Alana menggigit sarung gulingnya saking kesalnya, dan Alana kembali menuju kamarnya untuk mengambil selimut, dilihatnya Alvian dan ketiga anaknya sangat nyaman dalam tidurnya.***
Alana merentangkan kedua tangannya, dan meraba keberadaan anak-anaknya, reflek Alana terbangun dan membulatkan matanya melihat Alvian berada di sampingnya sedang tertidur
Alana menghempaskan selimutnya, dan mencari keberadaan rivan terlebih dahulu, rivan yang sedang asyik bermain sendiri, Alana mencium Rivan dan membawanya kebawah untuk membersihkan diri
"Apa yang terjadi!! kayaknya kemarin aku tidur di luar beralasan karpet lantai, tapi kenapa ada dikasur di pagi hari, apa Alvian yang memindahkan aku, ahh tidak mungkin, pasti aku sendiri yang tanpa sengaja memindahkan diri sendiri dan tidur di samping alvian" Alana berbicara sendiri sambil memasak, hingga tidak sadar Rika ada di samping
"Cie cie... yang lagi masak, persis seperti istri yang sedang memasak untuk suami" goda Rika yang baru datang, ia seperti mengerti maksud Rika yang mengodanya
"Udah biasakan masak pagi-pagi,
Mbak Alana masak juga untuk si kembar" ucap Alana dan mendapatkan jempol dari Rika.__________

KAMU SEDANG MEMBACA
Buah Hati Kita
Fiksi UmumAlvian sedih ketika mendengar kabar buruk dari dokter, jika istrinya keguguran dan menyebabkan rahim istrinya diangkat. Ibunya meminta Alvian menikah lagi sehingga membuat Alvian stres, dan Alvian pun mengalami masalah akan kesuburannya. Benarkan Al...