🌸🌸🌸
Dua jam yang lalu ketika fakta itu diketahui oleh ibu rahma dan Amelia, Alvian membawa Amelia kekamar mereka, mereka berdua belum sempat berbicara karena Amelia langsung tidur karena kelelahan menangis dan kelelahan baru pulang dari luar kota, dan sekarang Alvian baru saja beberapa menit yang lalu menyelesaikan kegiatanya di kamar mandi untuk merilekskan kepalanya
Alvian membenarkan selimut Amelia namun perbuatanya mengusik amelia, Amelia yang terbangun langsung menepuk-menepukan kasur dan menggeser tubuhnya agar Alvian duduk disampingnya
"Alvian benar kata ibu, kamu menikahlah dengan Alana, aku mengizinkanmu, Mungkin dengan aku memintamu untuk menikahi alana, ibumu tidak membenciku lagi" ucap Amelia membuat Alvian mengeratkan genggaman tangannya ke Amelia, membawa kepala amelia dalam dekapan dadanya, mengelus pelan rambut panjang Amelia yang halus
"Tidak Amelia, aku tidak bisa melihatmu sedih dan mamamu juga pasti kecewa melihat menantunya menikah lagi" Ucap Alvian tidak setuju dengan pemikiran Amelia
Amelia menarik kepalanya dari dada Alvian dan menatap Alvian dengan wajah yang penuh kepedihan
"Kamu ingin aku selalu di musuhin dan dihina oleh ibumu, sudah cukup Alvian aku sakit hati, aku juga ingin hidup tenang"Amelia meneteskan air matanya dan tangan Alvian menghapus air mata itu dengan lembut, Alvian merasa iba kepada Amelia begitu banyak kesalahannya kepada Amelia
"Aku bingung, kalau aku menikahi Alana, apakah kamu kecewa?" tanya Alvian yang jelas ia tahu jawabanya pasti kecewalah, tapi Alvian hanya ingin memantapkan hatinya
"Aku kecewa jika kamu menolak perintah dariku, menikahlah Alvian, menikahlah lagi" ucap Amelia pelan mengelus kepala Alvian membuat Alvian memeluk erat dan meminta maaf terus menerus
"Maaf, maaf Amelia" ucap sesal Alvian
"Aku memaafkanmu Alvian, tapi aku ada permintaan"
"Katakan Amelia apa keinginanmu? aku akan mengabulkannya" Alvian penasaran apapun permintaan Amelia sebisa mungkin ia kabulkan agar istrinya ini tidak bersedih
"Aku akan mengadopsi anak, kebetulan nama anaknya Amelda, sama seperti nama panggilan calon anak kita amelda, jika nanti kamu sibuk dengan keluarga barumu, aku akan ada yang menemani" ucapan Amelia membuat Alvian sesak mendengarnya
Alvian menyentuh kedua pipi Amelia dengan tangannya, berbicara dengan penuh keyakinan agar Amelia percaya padanya
"Kamu jangan bicara seperti itu, kamu istriku pertama yang akan aku lebih pentingkan, dari pada Alana jika benar nanti aku akan menikahinya, dan silahkan jadikan amelda anakmu""Baiklah, aku akan menemuinya besok, dan kita harus menyayangi sepenuh hati, janji padaku Alvian, janji kan?" Ucap Amelia yang dianggukan mantap oleh alvian
"Aku sangat lelah aku ingin tidur kembali" ucap Amelia membaringkan tubuhnya, disusul alvian yang Menidurkan dirinya disamping Amelia
25 menit berlalu
Amelia melirik senang melihat Alvian sudah tertidur pulas disampingnya tanpa Mengganti posisinya memunggungi alvian, diambilnya sebuah kotak yang terkunci rapat yang berada dilaci, Sudah 2 tahun ini, Amelia sering memandangi foto seorang ibu dan bayi
Mendengar suara alvian yang mengigau menyebut nama Vania,
Amelia meletakan kembali kotak itu, dan kembali tertidur****
"Ayah, ibu" panggil Alvian yang baru keluar dari kamarnya, melihat orang tuanya berkunjung pagi-pagi sekali tumben, biasanya mereka akan datang sore hari, tapi Alvian sudah mengerti maksud tujuan kedatangan mereka
Terlihat wajah ayahnya tanpa ekspresi seperti biasanya dan ibunya, Alvian tidak mampu memandangnya terlalu lama, jika ibunya masih menampilkan ekspresi yang begitu kecewa kepadanya
"Mana Amelia apa sedang memasak" ucap Bu Rahma menyindir Alvian
"Sudah Bu, jangan mulai lagi, nanti Amelia dengar kasihan dia Bu, Alvian sudah menenangkannya susah payah dengan ibu berbicara keras seperti itu nanti dia kembali bersedih"
"Bela ter___" ucapan bu rahma terhenti ketika Pak Arman menarik tangan istrinya membawanya ke pahanya menepuknya pelan agar istrinya yang lagi emosi ini lebih tenang untuk mendiskusikan masalah ini
"Alvian" pak Arman menatap anak semata wayangnya dengan mata tegasnya yang selalu Mampu membuat Alvian tak memandang kearah lain jika sudah ayahnya yang menasihatinya
"Apa kamu akan menikahi Alana, ayah sudah mendengar semuanya dari ibumu, jika anak Alana, mereka adalah cucu kami" tanya ayahnya mampu membuat Alvian menegang soalnya ayah langsung menanyakannya
"Alvian tidak tahu yah, Alvian bingung"
"Nggak usah bingung alvian, tenang saja, ibu sudah tanya alana, dia tidak mau nikah sama kamu" ucap Bu Rahma terlihat sekali wajah mengejeknya untuk alvian
Alvian yang mendengar ibunya mengepalkan tanganya kuat, merasa sakit mendengar dirinya ditolak melalui ibunya, apalagi secara langsung dari mulut Alana sendiri
Bu Rahma yang melihatnya tersenyum sinis melihat raut wajah anaknya menegang
"Kenapa Alvian, kamu emosi mendengar Alana tidak ingin menikah denganmu?""Tidak, jika bukan karena Amelia yang memaksaku menikah lagi, Alvian tidak akan menikahi alana, itu karena ibu membenci Amelia sehingga dia rela berbagi" ucap Alvian mengebu-gebu membuat ibunya meneteskan air matanya
Alvian merasa menyesal membuat ibunya menangis, kini bukan Amelia saja yang tersakiti, ibunya juga
"Maaf bu, maafkan Alvian, memang itulah yang terjadi, ketika Alvian nanti menikah dengan Alana, Alvian mohon sama ibu untuk
Tidak membenci Amelia, sayangi dia, jangan banding-bandingkan dia dengan Alana" ucap Alvian memandang Bu Rahma yang kini sudah bersender di dada suaminya_____________
KAMU SEDANG MEMBACA
Buah Hati Kita
General FictionAlvian sedih ketika mendengar kabar buruk dari dokter, jika istrinya keguguran dan menyebabkan rahim istrinya diangkat. Ibunya meminta Alvian menikah lagi sehingga membuat Alvian stres, dan Alvian pun mengalami masalah akan kesuburannya. Benarkan Al...