9

9.3K 609 7
                                    

🌸🌸🌸

Alana melihat Bu Rahma sedang sibuk memasak didapur bersama para pembantunya, terlihat sekali makanan yang sudah di sajikan begitu menggugah seleranya, Alana merasa begitu berharga kala Bu Rahma memperlakukannya dengan baik, dan ia merasa ragu untuk menghentikan kegiatan Bu Rahma.

"Pagi" ucap Alana sambil tersenyum.

"Pagi.. Alana sarapan dulu, ibu sudah siapkan makanan ya" sambil mempersilahkan Alana duduk ditempat makan, di sana sudah ada pak arman yang sedang minum kopi.

"Maaf bu rahma, tapi saya harus segera pulang, bu Siti dan Rika sudah menjemput, Insallah lain kali saja", Alana tidak tega menolak makanan Bu Rahma, tapi ia harus tegas.

Setelah mendengar ucapan Alana, raut wajah bu rahma berubah sedih
"Kamu tidak tunggu Alvian dulu, biar Alvian saja yang mengatar kalian pulang" ucap bu rahma sambil melepaskan masakannya dan di ambil alih oleh pembantunya.

"Tidak perlu bu, Alvian mungkin masih tidur, kasihan Alvian kemarin menjaga Vania sampai tengah malam, lagian Alvian akan berangkat kekantor" Alana berdoa dalam hatinya semoga alasannya ini berhasil.

Dan berhasil, Alana menjatuhkan tubuhnya ke ranjang, Elvan dan Vania langsung menindih tubuhnya.

Alana sudah berpesan kepada bu siti, nanti kalau Alvian datang mencari anak-anak, bilang saja kami sedang pergi liburan ke vila Dena.

"Ah lapar" Alana memegang perutnya.

"Padahal enak tinggal dirumah besar dan mewah, mana tadi makanannya enak-enak semua, yang tadinya Rika ngantuk ngeliat makanan langsung melek, nggak ngantuk lagi, kenapa nolak sih mbak?" tanya Rika sambil mengendong Rivan, Rika jadi semakin yakin jika Alvian itu adalah papa si kembar, mbak Alana selalu menghindari alvian, melihat Alvian sangat menyukai si kembar, dan wajah yang mirip, seperti novel-novel yang ia pinjam di temannya.

"Nggak betah lama-lama tinggal dirumah orang, lagian kita harus kerja buat adonan kue dan Sini biar Rivan sama mbak Alana saja, kamu gendong Elvan"

Rika mengelengkan kepalanya sambil merapatkan pelukannya ke rivan
"Elvan sering mukul aku, jadi mbak Alana saja yang gendong Elvan"
Alana tertawa mendengarnya.

****

"Hari ini, aku melihatmu
begitu lesu, ada apa" Alvian menghampiri Amelia yang sedang menopang dagunya di meja riasnya.

"Apakah Alana dan ketiga anaknya sudah pulang dari rumah ibu"  Amelia balik bertanya ke Alvian, membuat alvian mengaguk.

"Ceritakan apa keresahanmu padaku Amelia, jangan memendamnya sendiri, apakah masih tentang ibuku" Alvian merasakan akhir-akhir ini amelia banyak berdiam diri.

"bukan karena ibumu, aku hanya lelah bekerja" ucap Amelia yang memegang tangan alvian yang berada di pundaknya.

"Kalau begitu batalkan saja kepergian mu selama tiga hari itu, atau Lebih baik kamu berhenti bekerja"

"Dan setelah itu, aku akan bosan, tanpa kegiatan dirumah" ucap Amelia sedikit membentak.

"kamu beralasan lelah pekerja, tapi aku tidak yakin itu penyebabnya,  pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan" Avian sering melihat kegelisan Amelia, tapi Amelia selalu mengalihkan pembicaraanya jika ia bertanya.

"Aku akan seminggu disana dan aku akan berangkat besok pagi" ucap Amelia menghindari pertanyan alvian.

"begitu pentingkah pekerjaanmu itu amelia" tanya Alvian menatap Amelia dengan wajah sendunya agar Amelia mau membatalkan kepergiannya.

Amelia hanya diam dan memalingkan wajahnya dari alvian.

"Terserah kamu amelia
tanpa aku izinkan pergi, kamu akan tetap berangkat"
Alvian pergi meninggalkan Amelia dan Amelia menatap sedih kepergian Alvian.

Alvian merasa sangat kesal, karena Alana membawa pergi ketiga anaknya pagi-pagi sebelum matahari bersinar terang.. sekarang amelia yang membuatnya kesal dengan rasa penasaran, setelah pulang dari kantor ia akan mengajak Kendra untuk menenangkan diri.

Alvian kini sedang bersama Kendra disebuah cafe, Alvian menajamkan penglihatannya kepada sosok wanita, berambut panjang lurus, berkulit putih, berwajah cantik, sedang menyantap makannya, tapi tak sampai mulutnya, karena anaknya yang berada di pangkuannya, selalu mengganggunya dan ingin mengambil makanannya, siapa lagi kalau bukan Alana.

Kendra mengikuti arah pandangan Alvian
"Mengapa kau melihat wanita itu?"  tak pernah Kendra melihat tatapan Alvian sedalam itu kepada wanita.

"Dia hanya seorang ibu dari anak-anak yang aku sayangi, nama anaknya Rivan, Elvan dan Vania, mereka mencuri hatiku dari pertama kali bertemu" ucap Alvian masih dengan tatapannya kepada Alana.

"Mereka"  ucap Kendra semakin penasaran.

"Hanya ketiga anak kembarnya" ucap Alvian meluruskan ucapannya.

Alvian berdiri dari duduknya, sambil memukul pelan meja makan sehingga membuat Kendra kaget, karena pergerakan Alvian yang tiba-tiba membuat Kendra semakin curiga.

Alvian menghampiri Alana dengan langkah lebarnya
"Rivan mana" Tanya Alvian mencari Rivan dengan sorot matanya, tapi tidak melihat Rivan di antara mereka, tadi ia pikir Rivan duduk dan terhalang oleh temannya Alana, membuat Alvian tidak menyangka jika Alana begitu tenangnya meninggalkan Rivan.

"Dirumah sama Rika" Alana menjawab Alvian dengan rasa takut.

"Pulang" Alvian lalu mengambil Vania yang sedang duduk di samping Alana.

Alana mengambil Elvan dari pangkuan temannya, dan menyusul Alvian dan Vania yang sudah terlebih dulu berjalan meninggalkannya,
dan kenapa ia hanya patuh saja, dan kini berada didalam mobil Alvian menuju rumah.

***

Alvian membuka pintu kamarnya dan melihat Amelia sedang tertidur, ada rasa bersalah dalam hatinya meninggalkan Amelia, seharusnya ia lebih sabar menghadapai Amelia.

Amelia terbangun dari tidurnya
"Kamu barusan pulang dari rumah Kendra kan" tanya Amelia.

Alvian mengangguk dan membelai rambut amelia dalam hati Alvian meminta maaf kepada Amelia, karena sudah berbohong, alvian memang bersama Kendra tapi setelah itu ia sangat lama dirumah Alana.

"Ya sudah, sekarang lebih baik kita tidur" ucap Amelia dan menarik selimut, Alvian menatap punggung istrinya yang sudah tertidur, Ia mencoba tidur, tapi ada yang menggangu pikirannya, Alvian memijit keningnya, perlahan-lahan Alvian menuju alam mimpi indahnya.

"Amelda, Amelda, maafkan mama, jangan tinggalkan mama, Amelda maafkan mama nak" Suara Amelia sangat lirih dan penuh rasa penyesalan, Alvian baru tertidur dua jam dan terbangun mendengar Amelia dan langsung mengguncangkan lengan Amelia, agar terbangun, tapi istrinya itu tetap saja histeris dalam tidurnya.

Amelia terbangun dengan penuh keringat di dahinya, napasnya terasa berat dan sesak, alvian pertama kali melihat Amelia seperti ini, kayanya tadi, pas amelia akan tidur, ia mendengar istrinya berdoa.

"Siapa amelda?" Alvian bertanya ketika melihat istrinya sudah terlihat tenang.

Amelia terlihat kebingungan, suaranya terbata-bata tapi Alvian setia menunggu jawabannya
"A--amelda anak kita yang keguguran mas, aku menamainya amelda"

Alvian yang mendengarnya ikut merasa sesak, Mengapa saat istrinya mimpi buruk tentang calon anak mereka, dan ia malah mimpi berhubungan intim dengan Alana.

__________

01012021

Semoga tahun 2021, semua keinginan kalian tercapai, aamiin

Semangat

Buah Hati KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang