17

7.8K 500 2
                                    

🌸🌸🌸

Alvian membuka pintu rumahnya, suasana sepi dan sunyi menyambutnya setiap pulang kerumah, Amelia istrinya pasti sedang bekerja menyusun jalannya acara pernikahan seseorang, langkah Alvian tentu menuju kamar mandi untuk menenangkan dirinya, sudah lama alvian berdiam diri membiarkan air shower yang dingin membasahi seluruh tubuhnya

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan tubuh atletisnya, dengan masih mengunakan handuk yang menutupi bagian bawah perutnya, Alvian berjalan mengambil handphonenya yang berada di nakas tidak ada panggilan atau pesan masuk dari Amelia seharian ini, bukannya menelpon amelia, Alvian malah menelpon Alana, namun teleponya berkali-kali tidak di jawab dan malah Alana matikan handphonenya

Alvian geram tidak terima dan kembali ingin menemui Alana, padahal niatnya menelpon ingin mengetahui tentang anaknya, tapi Alana masih menghalanginya, Alvian mengambil bajunya dan celananya sembarang, pikirannya hanya tertuju kepada Alana yang tidak menjawab panggilannya, di ambilnya kunci mobil, hari mulai gelap dan terasa dingin, Alvian melajukan mobil dengan cepat

Sedangkan ditempat lain

"Alana ada apa cerita dong?" Dena sangat penasaran ketika Alana  menangis memintanya untuk menemuinya, tadi Dena sedang berada di cafe bersama adiknya, ketika mendengar Alana dengan suara sedih saat ditelpon, Dena langsung bergegas menemuinya

"Alvian sudah mengetahui kalau si kembar anak kandungnya, dia sudah melakukan tes DNA tanpa sepengetahuanku, dan sekarang dia memintaku menikah dengannya" Dena terkejut dengan apa yang disampaikan Alana, melihat Alana sangat kacau sekali,matanya sembab,hidungnya merah, kasihan sekali sahabat cantiknya ini, Dena menghusap bahu Alana untuk menenangkanya

"Apa alasannya ingin menikahmu, apa karena kamu ibu dari anaknya, atau karena Bu Rahma yang memaksa?" tanya Dena semakin penasaran

"Aku juga tidak mengerti padahal dia bisa datang kesini menemui anak-anak tanpa harus menikahiku, tapi katanya Amelia yang memaksanya menikahiku" Dena malah salah fokus dan melihat tanda merah yang ada dileher Alana, dan menujuknya prihatin

"Gila dia melakukan hal buruk" Alana meraba lehernya dan menutupinya dengan tangannya, ia sangat malu pada Dena

"Dena malam ini, kamu menginap disini ya, temani aku please"  Dena mengaguk menerima permintaan sahabatnya dan Alana bernapas lega dena bersamanya malam ini

Suara tangis Elvan membuat Alana masuk kekamar rupanya anaknya ingin susu, Alana membuka kancing bajunya dan menyusui Elvan, 3 menit berlalu, Alana melebarkan matanya ketika mendapati sosok Alvian berada di kamarnya, Alana ketakutan sekali melihat Alvian memandangnya, Alana memanggil Dena, tapi alana lupa jika Dena ada dikamar mandi karena sakit perut, karena melihat Alana membuka mulutnya, Alvian menutup mulut Alana dengan tanganya

"Ssstttt! Tenanglah Alana" bisiknya tepat di telinga alana, bukanya semakin tenang Alana semakin ketakutan dan mengeluarkan keringat dingin, tangannya bergetar, takut jika Alvian berbuat macam-macam lagi

"Kalau kamu teriak kembali, aku akan menciummu lalu sahabatmu itu akan melihat kita berciuman" Alvian menghapus keringat di dahi Alana dengan lembut, Mengancing satu baju Alana yang lupa Alana kancing karena buru-buru hingga kelewatan,
Alana terdiam mematuhi perkataannya, Alvian tersenyum puas dirinya memang senang jika Alana mematuhinya

"Mengapa kamu tidak menjawab teleponku?" Desisnya tajam, sekarang Alana tahu mengapa Alvian kembali, karena marah tidak di jawab teleponnya, seharusnya tadi ia menjawabnya saja bukan malah mematikan handphonenya

Suara kaki Dena semakin mendekat membuat Alana mendorong dada Alvian, namun orang yang didorong tidak bergerak sama sekali dan malah mengelus pipi alana dengan lembut

"Alana ada apa mem" suara Dena menghilang ketika melihat ada alvian,
Dena juga ikut gugup melihat orang yang dari tadi mereka bicarakan kembali ketempat ini, wajah pucat alana memperlihatkan rasa permohonan, agar dia tidak pergi meninggalkanya

Alvian berdiri dari duduknya menghampiri dena
"Kamu tahukan aku Alvian? jelas Alana sudah memberitahu kamu kalau aku ayah dari si kembar jadi bisakah kamu meninggalkan tempat ini"

"Tidak"

"Tidak"

Suara Dena dan Alana berbarengan menyahut, Alvian tersenyum simpul mendengar mereka begitu kompak

"Lihat karena perbuatan kalian, putriku jadi terbangun" Alvian yang terlihat menakutkan bagi Alana, tapi tidak untuk Vania anaknya itu langsung merangkak, dan merentangkan tangannya ketika melihat Alvian

"Aku akan membawa Vania bersamaku, kalau kamu ingin ikut silahkan Alana aku akan sangat senang dan ingat kamu tidak akan bisa kabur, aku pasti mencarimu, dan pasti akan mendapatkan mu"

Alana hanya pasrah melihat Vania sudah di bawa pergi, biarlah Vania bersamanya karena memang mereka adalah ayah dan anak, besok Alana akan kerumah Bu Rahma, berharap Bu Rahma membantunya mengambil Vania

"Apa yang dia lakukan sama kamu, apa dia berbuat bejat lagi?" Dena memeriksa tubuh Alana dan memeluknya, sahabatnya ini sedang memikirkan sesuatu, tapi Dena tidak ingin menanyakannya, biarlah Alana tenang terlebih dulu, baru dia akan menanyakannya.

_________

Buah Hati KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang