Buah Hati Kita

12

🌸🌸🌸

"Cepatlah pulang" lagi-lagi Alana tidak akan bosan mengingatkan Alvian pulang,

"Tidak!! aku kan sudah bilang, kamu yang menginap dirumah ibuku, atau aku yang akan menginap kembali disini" Alvian lalu meninggalkan Alana dan membawa Vania dan Rivan bersamanya

"Rika, malam ini kamu juga ikut menginap ya, mbak alana tidak ingin mendengar kata tidak darimu"  ucapan Alana syarat akan permohonan

"No!!  Rika mau fokus baca novel, nanti kalau nginep disini, malah dengar orang bertengkar terus" Rika melambaikan tangan meninggalkan Alana dan menaiki ojek online menuju rumahnya yang tak jauh dari toko Alana

Alana menaiki tangga dengan perasaan cemas pasalnya lagi-lagi Alvian menginap disini, Alana mengeluhkan Amelia yang masih diluar kota, andai Amelia tidak bekerja, mungkin Alvian tidak akan menginap lagi

Dan mengapa aku tidak membeli kasur lipat untuk diriku

"Aku tidak ingin tidur di lantai, sekarang ganti-gantian, kemarin aku yang tidur di lantai, sekarang kamu" ucap Alana ketika melihat Alvian sudah berada nyaman di tempat tidurnya

"Tidak!! kamu saja, aku tidak bisa tidur dilantai, aku tamu dan harus dilayani dengan baik" Alvian lalu membenarkan posisi tidurnya

Alana menarik napasnya kasar mendengar Alvian yang semena-mena, benar kata Rika sepertinya malam ini aku dan alvian akan berantem terus

"Kenapa kamu tidak tidur dirumahmu saja? siapa tahu disana mbak Amelia sudah pulang"

Terlihat wajah Alvian berubah emosi karena Alana mengingatkan Alvian tentang Amelia, Alvian menarik Alana hingga terjatuh dikasur, untung saja ketiga anaknya tidak terganggu sama sekali

"Kita semua tidur dikasur yang sama"

"Nggak" Alana kesal lalu bangun dan duduk dipinggir ranjang

"Kenapa, apa kamu pikir aku akan berbuat macam-macam denganmu, tenang saja Alana itu tidak mungkin terjadi" Alvian terkekeh melihat kekagetan Alana mendengar perkataannya

"Siapa juga yang berpikiran seperti itu" lalu Alana menidurkan dirinya disamping Elvan yang jauh dari alvian, menarik selimutnya hingga leher

Sudah pukul satu malam, tapi Alana belum juga tertidur
"Mungkin dengan membaca novel yang tadi aku beli bisa membuatku tidur" ucap pelan alana

"Kenapa belum tidur" suara Alvian mengagetkanya

"Nggak ngantuk" ucap singkat Alana

"Tidurlah kembali, jangan buat aku yang menid___

"Jangan tatap aku seperti itu" Alana memotong pembicaraan Alvian pasalnya tatapan Alvian membuatnya ngeri

"Aku haus, ambilkan aku air"
Alvian memegang lehernya yang terasa kering

"Manja" tapi Alana menutup novelnya lalu  menghentak-hentakan kakinya menuju dapur mengambilkan air untuk Alvian

"Sialan Alvian membuatku gugup malam ini, bukan malam ini saja, tapi setiap bertemu dengannya, mana nyuruh-nyuruh lagi" Alana menggerutu sendiri sambil mengambilkan air untuk Alvian

"Nih" ketus Alana menampakan wajah kesalnya

"Kamu ikhlas tidak mengambilkan air minum, bagaimana nanti kalau jadi istri kalau ngambil gini doang sambil marah-marah" Alvian meminum air yang diberikan Alana sambil menatap wajah kesal Alana

"Bedalah, kalau ngambil air untuk suamiku itu penuh cinta, kalau kamu kan bukan suamiku, hanya orang menyebalkan yang tidak tahu diri."

"Kamu yang menyebalkan" ucap Alvian sambil melempar Alana dengan bola Rivan

"Tuh! kan kamu aneh, jelas-jelas kamu yang menyebalkan, Elvan yang anak kecil juga pasti tahu, kamu yang menyebalkan, makanya kemarin dia mukul kamu, aku heran sama mbak Amelia kenapa mau jadi istri kamu" ucap Alana sambil menggelengkan kepalanya keheranan

"Karena aku ganteng" ucap Alvian terlalu pd menurut Alana

"Ganteng hahaha, gantengan juga pacar aku" Alana senang membayangkan pacar khayalannya yang berasa dari Korea Selatan

"Jangan membuatku marah Alana"

"Kenapa, kamu cemburu" ucap Alana ketika melihat perubahan wajah Alvian

"Bukan, kalau kamu pacaran, nanti kamu tidak akan fokus menjaga si kembar, Aku tidak ingin kamu berpacaran dan putuskan pacarmu itu sebelum aku bertindak"

"Apa maksudmu bertindak" ucap Alana tidak mengerti

"Mungkin, aku akan mengambil salah satu anakmu, dua atau ketiga anakmu, karena mamanya asyik pacaran" ucap Alvian menakuti-nakuti Alana

"Nggak akan mungkin, memangnya kamu siapa mau ngambil-ngambil anak orang" Alana tertawa mendengarnya

"Sangat mungkin"
ucapan Alvian membuat Alana terdiam dari tawanya, Alana melihat Alvian menyungginkan senyuman yang sangat misterius baginya, seketika Alana mulai takut, dadanya berdetak hebat

Alvian melihat Alana memalingkan wajahnya, "kenapa kamu terdiam Alana? Apa ada yang perlu kamu jelaskan?" Alvian bertanya dengan serius tapi Alana hanya diam tidak ingin menjawab Alvian. lalu pergi membawa novelnya,

"Lebih baik tidur disini, walaupun badan pegal-pegal dipagi hari, dari pada liat muka Alvian" Alana menggerutu sendiri

Hujan semakin deras, membuat Alana semakin kedinginan padahal Alana sudah memakai pakaian yang tebal, dan lagi-lagi Alana harus masuk ke kamar untuk mengambil selimut

Di lihatnya Alvian belum tidur dan masih bersandar di kepala ranjang, menatap setiap pergerakan Alana yang sedang membenarkan posisi Elvan yang akan menindih Rivan, membuat Alana cepat-cepat mengambil selimut yang akan digunakan Alvian, tapi alvian menahan selimutnya, adegan tarik menarikpun terjadi, dan di menangkan oleh Alvian, Alana yang kalah lalu terjatuh menindih Alvian

"Jangan menampilkan ekspresimu seperti itu dihadapanku Alana" ucap Alvian serak, Lalu menghempaskan pelan tubuh Alana hingga terjatuh dikasur, membenarkan posisi kaki alana hingga lurus, diambilnya selimut untuk menyelimuti alana, lalu keluar menuju kamar mandi

Dua puluh menit kemudian Alvian tidak kunjung kembali, Alana memandang keluar jendela melihat hujan yang semakin deras, Alana melihat Alvian memasuki mobilnya dan pergi melajukan mobilnya

"Dasar aneh, syukurlah aku bisa nyaman tidur" Alana senang lalu mencium ketiga anaknya.

___________