"Kakak ganteng mau permen?"
Niko langsung menoleh ke arah asal suara. Seorang gadis kecil menyodorkan sebungkus permen ke arahnya.
Niko tersenyum tipis, berjongkok untuk mensejajarkan tinggi serta menerima pemberian gadis kecil tadi dengan senang hati. "Terimakasih. Nama kamu siapa?"
"Aura," sahutnya. "Kalo Kakak?"
"Niko."
"Oke, Kak Niko ikut main sama kami yuk," ujar Aura. Tangan mungilnya menunjuk ke arah segerombolan anak yang tidak jauh dari mereka. Ada dua orang remaja juga di sana.
Mendengar tawaran tadi, Niko langsung menoleh ke belakang, di sana Melda sedang tersenyum ke arahnya. Mengangguk sebagai tanda bahwa Niko harus menerima tawaran gadis kecil tersebut.
Mengetahui hal tadi, Niko kembali menoleh ke Aura. "Boleh, ayok."
Aura tersenyum lebar, tangannya langsung menuntun Niko untuk ikut ke arah teman-temannya berada. Mereka menggelar tikar dan duduk bersama, ada yang bermain, membaca buku, dan menggambar.
"Kakak, aku bawa temen. Namanya Kak Niko."
Dua orang gadis remaja yang mendengarnya langsung tersenyum.
"Maaf ya ngerepotin."
"Gak ngerepotin kok."
"Yaudah, ayok gabung."
***
Siapa yang tidak terkejut dengan perubahan hidup yang tiba-tiba? Apalagi perubahnya bukan semakin indah, melainkan kebalikannya. Hal itu wajar. Namun, jika pedihnya terlalu dalam … tidak terima akan takdir Tuhan pasti akan melintas dalam benak.
Untuk apa yang terjadi kemarin, Niko memang menyesal karena tidak dapat menahan diri untuk tidak menyakiti orang lain, tetapi juga tak dapat berbohong bahwa hatinya sekarang ini masih belum pulih. Niko tidak bisa memaksa dirinya untuk baik-baik saja.
Sekarang saja, dia tidaklah tahu harus apa. Haruskah kembali ke rumah Andri?
Kenyataannya ia lelah. Niko sangat ingin kehidupannya seperti dulu lagi saat bersama Kaila. Hanya mereka berdua, tidak ada gangguan. Hanya kedamaian.
Di Jakarta, rahasianya terbongkar, aib yang ia tutup rapat, sebab memang sudah niat akan mulai belajar keluar dari jalannya yang salah.
Di Jakarta. Hinaan dan cacian selalu didapatkan. Niko lelah mendengar.
Dia mencoba sabar, tetapi diamnya malah dijadikan mainan.
Niko berusaha menjadi versi terbaik yang ia bisa, tetapi orang-orang tidak puas dengan apa yang ada dalam dirinya.
"Percaya sama Tante, hari ini kamu mungkin mikir kalo masalah yang harus kamu hadepin itu berat banget sehingga rasanya kamu pengen nyerah aja. Tapi nanti … saat kamu berhasil naklukin, kamu akan sadar kalo seandainya masalah itu gak ada, mungkin kamu bukanlah kamu yang berhasil sampek di titik terbaikmu. Kamu pun sudah terlatih untuk mencari langkah apa yang harus kamu lakuin ketika kamu berada dalam masalah."
"Jadi, dari pada kamu ikut larut dalam masalah itu, lebih baik kamu bangkit untuk mencari solusi. Atau paling enggak, step pertamanya kamu harus cintai diri sendiri dan kuatin hati agar setidaknya bisa bertahan dulu. Kalo kamu cuma terus-terusan diem, kamu hanya akan lelah dengan segala keruwetan yang ada di dalam kepala kamu."
"Masalah dalam hidup itu hal biasa, Nak. Setiap orang akan sampek pada gilirannya. Pada saat itulah keimanan kita diuji sama Tuhan."
"Dan jangan bilang sama Allah kalo kamu gak sanggup ngadepin masalah besar itu. Tapi, bilang sama masalah itu kalo kamu punya Allah yang Maha Besar."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIK✔
Teen FictionArsenik, dikenal sebagai racun mematikan. Kini, aku akan menceritakan sebuah kisah dua orang remaja laki-laki bersaudara. Mereka adalah Arsen dan Niko. Nama yang jika disatukan, malah bermakna binasa. Keduanya tidak pernah saling melihat hadir, hing...