"Eh, nyesel loh gue pernah suka sama dia." Salah satu gadis yang berada di kantin ini memulai perbincangan. "Soalnya ganteng sih. Eh gak taunya ..."
"Belok," sambung sang teman sembari tertawa kecil. Diikuti oleh yang lain.
Niko yang mendengar perbincangan empat kakak kelas di sebelah mejanya hanya mampu meyakinkan diri bahwa bukanlah dia yang menjadi 'bahan' mereka.
"Sekarang mah, zamannya yang ganteng suka yang ganteng," sambung gadis lain. "Mangkanya kalo ketemu yang ganteng hati-hati, diselidiki dulu. Takutnya gak napsu sama cewek."
"Padahal cowok di sebelah ganteng, tapi malah belok. Sumpah, sayang banget."
"Iya ... pantes juga gue jomlo."
"Ye ... walaupun yang ganteng gak belok dikira dia bakal suka sama elo gitu?" Radja yang sudah tak tahan langsung menyahut. Salah satu gadis yang membicarakan Niko tadi adalah pacar dari Leo.
"Selera 'mereka' tinggi kali," sambung Bima. "Gak akan mungkin suka sama cabe seribuan."
"Maksud lo pada apa hah? Nyindir kita?"
"Lah, kan kakak-kakak dulu yang mulai," sahut Radja. "Ya kita cuma ngelanjutin, abis ngejulid seru sih."
"Yang sopan ya Dek sama kakak kelas."
"Eh, Kak. Sopan santun bukan cuma buat yang muda ke yang tua ya, tapi sebaliknya juga begitu," sahut Bima. "Kalo mau dihormatin, hormatin dulu orang lain."
"Bener ... kerjaannya sih nuntut aja terus," sambung Kenan. "Tapi sendirinya malah ogah ngormatin orang lain."
"Udahlah," lerai Niko. "Jangan buang-buang waktu ngeladenin hal gak penting--"
"Dasar banci!" seru salah satu gadis sebelum pada akhirnya bangkit, diikuti yang lain. Lalu, melenggang pergi dari kantin ini.
Melihat hal tersebut Niko hanya dapat menghela napas kecil.
"Jangan dipikirin," usul Bima yang dibalas anggukan oleh Niko.
***
Andri tersenyum tipis saat memandangi foto seorang wanita yang dia pegang. Foto itu adalah foto ... Claura.
Jika dideskripsikan. Claura itu wanita yang cantik, sangat. Pintar, pandai memasak, juga begitu baik. Mereka bersahabat, dari SMA hingga keperguruan tinggi. Di kampus, seperti yang pernah Andri jelaskan, Claura itu menjadi incaran para pria.
Claura itu wanita luar biasa. Setidaknya itulah simpulan saat Andri disuruh menggambarkan seperti apa wanita tersebut.
Claura, batin Andri. Love you.
Ungkapan tadi adalah kalimat yang tidak pernah Andri sebut selama mereka menikah, bahkan hingga Claura meninggal dunia. Dia merasa ... malu dan tidak pantas untuk mengucapkan kalimat tadi pada sosok wanita tersebut.
Hingga, Arsen, anaknya sendiri bahkan menganggapnya benar-benar tidak mencintai Claura.
Tidak, bukan itu. Andri hanya tidak terlalu bisa mengungkapkan apa yang dia rasa kepada Claura, bisa dikatakan amat sangat segan. Wanita tersebut 'sempurna'. Terlalu 'sempurna' untuk dia yang berani mendua, bahkan saat Claura sedang hamil.
Hingga, dapat dikatakan bahwa sekarang dia sangat menyesal tidak pernah berani, untuk mengatakan kebenaran tentang dia yang ingin mengajak Claura memulai lagi 'kisah' mereka agar menjadi lebih indah.
Seperti biasa, kemudian adalah waktu penyesalan.
***
"Oh, jadi ini rumahnya Arsen? Sumpah, gede banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIK✔
Teen FictionArsenik, dikenal sebagai racun mematikan. Kini, aku akan menceritakan sebuah kisah dua orang remaja laki-laki bersaudara. Mereka adalah Arsen dan Niko. Nama yang jika disatukan, malah bermakna binasa. Keduanya tidak pernah saling melihat hadir, hing...