Chapter 21
MikaAlis Seana bertaut bingung. Di pandangnya Mika dengan tatapan tidak yakin. Gadis itu nampak asing tapi terlihat ramah.
"Um, hai." Sapaan kecil dari Seana. Ia melirik ke kanan dan ke kiri untuk melihat keberadaan Tiara dan rekan-rekannya yang telah menghilang duluan meninggalkan ia seorang diri.
"Kau butuh ingatanmu, kan? Aku dapat membantumu. Tapi aku punya satu syarat padamu."
Seana mengambil sikap waspada. Seseorang di hadapannya walau terlihat ramah. Ia bisa merasakan aura mencurigakan yang terpancar dari mimik wajah Mika.
Tapi sebelum gadis pengkhianat itu membuka mulut. Rexilan tahu-tahu sudah berdiri di sisi Seana dan sosok Mika pun melebur dalam kegelapan malam.
"Apa tadi itu Mika?" tanya Rexilan dengan emosi. "Berani sekali dia datang mendekat ke sini. Setelah melakukan semuanya. Benar-benar cari mati dia."
Seana terhenyak mendapati keberadaan Rexilan. Pria itu mendadak muncul dan marah-marah tidak jelas di dekatnya.
"Apa dia mengatakan sesuatu padamu?"
Seanan memilih tidak menjawab. Sekarang, ia merasa aneh berada di dekat Rexilan. Sedikit menjaga jarak, ia pun mundur selangkah.
"Aku harus pergi," ujar Seana. Lalu membalikkan tubuh dengan segera. Namun dengan cepat pergelangan tangan Seana malah dicegat oleh Rexilan.
"Aku pikir jika semuanya hilang dari ingatanmu semuanya akan baik-baik saja. Menjauhkanmu akan membuat segalanya menjadi lancar. Tapi malam ini." Rexilan menghembuskan napas berat. "Sulit menebak situasi takdir. Aku tahu, Mika pasti akan memprovaksimu. Jadi, kuberikan kembali segalanya."
Rexilan pun mengeluarkan sebotol bening bercahaya biru terang dari dalam saku celananya. Lalu memaksa telapak tangan Seana terbuka dan meletakkan botol tersebut di atasnya.
"Kau hanya bisa membukanya saat kau berada sendirian di dalam sebuah ruangan."
Seana menunduk. Menatap botol tersebut. Cahaya di dalamnya meliuk-liuk indah. Dan saat kepalanya terdogak ke atas. Sosok Rexilan sirna.
.
.
.Pintu Cafe terbuka kasar. Menampilkan ruangan kosong dengan beberapa pelayan yang masih sibuk membersihkan ruangan.
Netra cokelat Seana mengedar. Mencari-cari sosok Yuri dan saat wanita itu keluar dengan sebotol pengharum ruangan di tangan. Seana pun dengan cepat bergegas menghampiri.
"Kak Yuri," seru Seana dengan nada suara setengah emosi. "Aku tahu segalanya. Kak Yuri benar. Setelah aku mengetahui segalanya. Rasanya aku ingin memukul kepala Rexilan."
Awalnya Yuri agak bingung dengan apa yang sedang dibicarakan Seana. Namun sedetik kemudian, ia akhirnya paham apa yang terjadi.
"Ingatanmu sudah kembali?" tebak Yuri dan Seana menggangukkinya.
"Bagaimana bisa?"
"Panjang ceritanya Kak. Aku boleh duduk?"
Yuri mempersilakan. Lalu memanggil salah satu pegawainya dan memberikan instruksi untuk membawakan cemilan untuk mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Malam (End)
Mystery / ThrillerMereka menyebutnya kelas malam. Anak-anak SMA Seika menyebut itu adalah kelas para roh sekolah yang bersemayam. Jika seorang dari kelas siang mendapatkan surat undangan tersebut. Konon katanya, ia akan bernasib sial. Dan sialnya, seorang murid berna...