Chapter 8
RalpSaat malam tiba, Seana sudah kembali berada di kelas malam. Batang hidung Otniel tidak nampak berada di sana. Sementara Otniel tidak ada, mereka pun belajar sebentar dan sisanya dihabiskan untuk bergosip.
"Aku benar-benar penasaran dengan Rexilan," tukas Seana pada semua orang.
Saat ini, mereka tengah berkumpul mengelilingi meja guru. Robi ditugaskan sebagai penjaga pintu guna berjaga-jaga jika Rexilan atau Otniel tiba-tiba datang.
"Pelindung di luar masih aktif. Sepertinya Rex memang cukup terluka," komentar yang lain.
"Tapi tadi siang dia nampak sehat-sehat saja. Buktinya ia bisa masak," jelas Seana saat mengingat kembali momen tadi siang.
"Rex suka sekali menyembunyikan segalanya dari kami," timpal Hans yang berdiri dengan kedua tangan melipat di depan dada. "Dulu saja, ia pernah di serang hingga nyaris mati. Tapi masih sempat-sempatnya ia menghadiri kelas malam dan mengatakan semuanya baik-baik saja."
Penghuni kelas malam mengganguki hal tersebut. Sedangkan Seana tengah berpikir keras mencari cara agar mereka bisa terbebas. Masalahnya, sabtu sore nanti Syan akan datang menjemput dirinya dan Seana tidak mau gara-gara pelindung yang dibuat oleh Rexilan rencananya itu gagal.
"Aku akan menghabisi mereka," seru Seana tanpa sadar.
Alhasil semua orang menatap horor padanya.
"Jangan gila Seana," tukas Pooja cepat, "mereka bukanlah lawan yang tepat untukmu. Mereka memiliki kekuatan. Manusia fana tidak akan bisa mengalahkan mereka kecuali ....,"
"Kecuali apa?" sembur Seana dengan pupil mata melebar besar. "Katakan padaku, Poo." Seana mendesak Pooja dengan tak sabaran.
"Aku tidak bisa mengatakannya. Itu bukan wilayahku untuk berbicara. Lagi pula—"
Bunyi dentuman cukup keras tiba-tiba berbunyi keras dari arah luar. Ruang kelas sedikit bergoyang. Di luar halaman, nampak sesesok serba hitam dengan sabit besar di tangan kanannya berdiri di depan asrama.
Sabit besarnya kemudian terayun ke arah depan seolah tengah menyabit sesuatu. Retakan berwarna merah seketika tercipta dari peristiwa tersebut.
"Itu Ralp!" seru Intan dengan panik.
Semua orang serempak berlari ke arah jendela kelas. Sosok yang disebut Ralp kini telah membuka tudung kepalanya. Seana sedikit tercengang— tidak— lebih tepatnya sedikit terpesona. Lalu ia tanpa sadar tertawa melihat Ralp yang sedang berusaha menghancurkan pelindung.
"Seana? Apa kau baik-baik saja?" tanya Pooja.
"Apa saking takutnya kau tertawa?" imbuh Robi dengan wajah kebingungan.
"Tidak, ehehe. Bukan itu, hanya saja ... kupikir Ralp itu seorang tengkorak dengan mata merah." Seana tersenyum geli memandang ke arah bawah. "Malaikat mautnya tampan," celutuk Seana.
Yang mana kalimatnya tersebut menyebabkan semua orang saling melempar pandangan. Sementara itu, Ralp tahu. Rexilan sedang terluka berat dan asistennya si Otniel sedang pergi ke Onshen mencari penawar untuk luka yang diderita oleh majikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Malam (End)
Mystery / ThrillerMereka menyebutnya kelas malam. Anak-anak SMA Seika menyebut itu adalah kelas para roh sekolah yang bersemayam. Jika seorang dari kelas siang mendapatkan surat undangan tersebut. Konon katanya, ia akan bernasib sial. Dan sialnya, seorang murid berna...