Chapter 1- Undangan

1.8K 197 2
                                    

Chapter 1
Undangan

Teruntuk Seana,
Kami mengundang anda untuk menghadiri kelas malam mulai senin besok.

Kelas Malam

Sepucuk kertas yang tergenggam terlihat bergetar dari bawah laci meja. Wajah Seana nampak pucat pasi. Raut wajahnya sama sekali tidak bisa disembunyikan

Dengan gerakan cepat. Diremasnya kertas tersebut lalu memasukkannya ke dalam saku rok.

Sedari dulu, SMA Seika memiliki sebuah legenda yang selalu hidup. Anak-anak di sana menyebutnya kelas malam.

Rumor tentang kelas malam. Tidak ada yang tahu kapan mulai berembus. Namun seiring berjalannya waktu. Rumor bahwa sebuah surat undangan mulai melebar.

Siapapun yang mendapatkan surat undangan tersebut di wajibkan untuk menghadiri kelas hingga tamat. Namun, tak seorang pun tahu. Siapa saja penerima surat tersebut.

Dengan mengigit bibir bawah. Seana pun melirik ke arah seisi kelas yang kebetulan memiliki jam kosong.

Degup jantungnya terdengar sangat jelas. Dia mencoba menarik napas, lalu menghembuskannya dengan pelan. Lalu menariknya kembali. Tapi tetap saja debaran di jantung semakin bertambah kuat.

"Sea? Apa kau baik-baik saja?" Namira, teman sebangku Seana yang baru saja kembali dari toilet.

"Tidak." Geleng Seana. "Aku hanya merasa sedikit pusing." Ia berbohong dengan sebuah senyuman.

"Apa kau butuh minyak angin?" tanya Namira kembali. Seraya menarik kursi untuk duduk.

"Tidak, aku baik-baik saja."

Namira menggangukkinya. Dan mulai sibuk dengan buku catatan yang tersimpan di atas meja.

Ketika bel tanda berakhirnya sekolah berbunyi. Seana memilih meninggalkan sekolah lebih cepat dari yang biasa.

Namira yang melihat gelagat aneh Seana hanya termanggu tanpa tahu harus berbuat apa. Ia menduga, Seana mungkin saja ingin pulang cepat karena merasa tidak enak badan.

Beranjak di rumah. Saat bulan menggantikan tugas matahari. Netra cokelat amber milik Seana terus tertuju pada lembaran kertas yang telah koyak di atas meja belajar.

Kelas malam, Seana membatin saat mengeja kalimat tersebut. Tidak ada nama pengirim dan juga tidak ada keterangan lanjutan. Tulisan dalam undangan di ketik menggunakan huruf komputer. Sulit untuk mencari tahu siapa pemilik tulisan tangan tersebut.

Menjelang larut malam. Seana sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Ia terus saja merasa gelisah. Walaupun matanya terpejam. Tetap saja, pikirannya selalu tertuju pada kelas malam.

Surat undangan itu tidak mungkin ia ungkapkan pada orang lain. Sejak 3 bulan bersekolah di SMA Seika. Rumor tentang kelas malam dan akibat dari mencampakkan surat tersebut sudah ia dengar.

Hal paling fatal ketika seseorang menolak hal tersebut adalah— namanya akan hilang dari dalam absen. Tak ada yang tahu apa yang terjadi pada si penerima surat.

Seana pun memilih membuka mata. Ia punya opsi lain untuk mencari tahu, apa sebenarnya yang terjadi di kelas malam.

Senin malam yang di janjikan. Tidak dipenuhi oleh Seana. Ia memang sengaja untuk tidak datang malam-malam ke sekolah. Siswa bodoh mana yang akan pergi seorang diri menghadiri kelas di malam hari.

Namun, esok paginya. Saat Seana tiba di sekolah. Sebuah surat telah di alamatkan lagi padanya.

Teruntuk Seana,
Kami mengundang anda untuk menghadiri kelas malam hari ini.

Kelas Malam (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang