Chapter 6
Terluka"Hey!" geram Seana tatkala melihat ponselnya mendarat mulus di atas lantai.
"Pergi!" usir Rexilan dengan lirih.
"Kau ini terluka. Aku hanya ingin membantu," jelas Seana seraya bangkit memungut ponselnya yang terbuang.
Dengan tertatih, Rexilan bangkit dengan wajah hampir tertutup darah.
"Siapa yang mengizinkanmu masuk ke sini? Keluar!" Suara tinggi Rexilan membuat Seana terkejut bukan main.
Angin malam tiba-tiba berhembus. Gemerisik dedaunan membuat suasana menjadi sedikit mencekam. Seana melirik ke arah langit. Firasatnya tiba-tiba menjadi tidak enak.
Rexilan kembali ambruk dan itu membuat fokus Seana kembali teralihkan. Ia berlutut dan menepuk pipi Rexilan dengan pelan.
"Hey? Apa kau pingsan?"
Awalnya Seana ingin meminta bantuan. Tapi memikirkan identitas Rexilan yang notabene-nya bukan manusia. Membuat Seana urung melakukan panggilan.
Dengan segenap kekuatan yang ada. Ia menarik Rexilan masuk ke dalam kamar. Tubuh pria itu cukup berat bagi gadis bertinggi 165 cm itu.
Ketika Rexilan telah diletakkan. Seana menatap sekeliling kamar. Tempat tidur queen size. Sebuah lemari 3 pintu. Beberapa rak buku dan laci yang berjejar rapi.
Seana pergi ke arah pintu yang tengah terbuka. Rupanya pintu tersebut mengarah ke dapur mini si pemilik kamar.
Seana mencari baskom, mengisinya dengan air dari keran. Lalu mengambil sehelai sapu tangan yang tersimpan di atas nakas samping tempat tidur.
Dengan telaten dibersihkan darah yang berada di wajah Rexilan. Suhu tubuh pria itu pun terasa semakin hangat.
Dibaringkan Rexilan dengan bantal yang diambil di kasur. Menyelimuti dengan selimut. Lalu ia pun menelepon seseorang yang menjawab malas dari sebrang telepon.
Seana: Dia demam. Jadi, aku harus memberinya parasetamol kan?
Syan: Ya ... siapa sih yang sakit?
Seana : Teman sekamarku.
Syan: Bukanya aku menyuruhmu membawa kotak P3K?
Seana: Ah, ya. Aku lupa. Ada di dalam tas.
Syan: Pastikan bersihkan luka temanmu itu. Hal itu bisa menyebabkan infeksi sehingga menimbulkan demam.
Seana: Apakah obat manjur jika diminum hantu?
Syan : Seana, aku tidak ingin bercanda. Matikan teleponnya. Kau menggangu waktu tidurku!
Sambungan panggilan terputus. Seana mengambil obat dari dalam kamarnya. Namun ketika ia baru menutup pintu. Kehadiran Otniel membuat jantung gadis itu hampir copot keluar.
"Semua orang menunggumu di kelas malam. Mengapa kau masih di sini?" selidik Otniel dengan tatapan tajam.
"Rexilan terluka. Aku perlu mengobatinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Malam (End)
Mystery / ThrillerMereka menyebutnya kelas malam. Anak-anak SMA Seika menyebut itu adalah kelas para roh sekolah yang bersemayam. Jika seorang dari kelas siang mendapatkan surat undangan tersebut. Konon katanya, ia akan bernasib sial. Dan sialnya, seorang murid berna...