Chapter 24- Ajakan dan Paksaan

269 55 6
                                    

Chapter 24
Ajakan dan Paksaan

Bagi Seana, mungkin ini rasanya tertangkap basah menguping pembicaraan. Ia hanya bisa menghela napas berat, dengan sesekali mencuri pandang ke arah Rexilan dan Keinzq. Wajahnya gundah.

Dalam pandangan Seana. Ayah Rexilan terkesan masih mudah untuk gelar yang ia miliki. Mungkin sekitaran 28-30 tahun.

Keinzq sendiri tersenyum tipis menatap Seana dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sesaat setelah netra keduanya saling beradu.

"Cih, jadi dia gadis yang dibicarakan itu?" ejek Keinzq dengan tangan terlipat di depan dada.

Seana tak berucap apapun. Tapi raut wajahnya, kian berubah-ubah.

"Maaf," ucap Seana dengan sangat lirih. Bahkan nyaris tidak terdengar. "Bukan maksudku untuk menguping pembicaraan kalian. Tapi ....," Kalimatnya terputus.

"Kembali saja ke kamarmu," sela Rexilan datar, "atau kau ingin membicarakan sesuatu denganku?"

Keinzq menatap sang putera sebentar. Lalu berpaling kepada Seana.

"Kau sangat menarik gadis muda." Dia lalu menatap Kazu yang sedari tadi menatapnya nyalang.

"Huh, bocah hantu aneh. Dari pada gentayangan. Bagaimana jika kau menjual ragamu pada Iblis?"

"Aku tidak mau!!!" teriak Kazu dengan sekuat tenaga. "Paman tidak boleh melukai kakakku!"

Seana sendiri, cukup terkejut mendengar hal tersebut. Ini mungkin kedua kalinya, ia bisa mendengar suara Kazu yang nyaring dan terdengar jelas.

Sebenarnya, alasan Seana turun ke bawah adalah mencari makanan. Tapi siapa yang tahu, kalau dia akan bertemu Rexilan dan ayah kandungnya yang tengah bertengkar.

Suasana pun makin runyam, saat dia secara tidak sengaja menguping pembicaraan mereka. Sekarang Seana pun tak tahu harus melakukan apa.

Sedari tadi, netranya menatap penuh harap pada Rexilan. Mencoba mengirim sinyal permohonan maaf lewat tatapan mata. Tapi sepertinya Yue tersebut tidak mengerti dan menangkap kode yang dimaksud oleh Seana.

"Aku pergi." Tahu-tahu saja, malah Rexilan yang berjalan pergi meninggalkan Keinzq.

"Rexilan tunggu! Kita belum selesai bicara!" teriak Keinzq.

Tapi percuma saja, Rexilan semacam tuli mendengar teriakan sang ayah. Tanpa berpikir panjang. Seana pun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menghilang ke dapur.

Tapi alangkah terkejutnya dia. Saat sosok ayah Rexilan, tahu-tahu sudah berpindah ke hadapannya.

"Kau pikir, kau bisa kabur dariku? Tidak seorang pun wanita yang bisa lepas dari jangkaunku."

Keinzq tersenyum tipis. Lalu jari lentiknya menyentuh dagu Seana. Kemudian memalingkan sedikit wajah Seana ke kanan dan ke kiri. Di dekatkan sedikit wajahnya untuk menilai wajah Seana.

"Lumayan," ujarnya seraya menjauhkan wajahnya.

Ada wewangian maskulin yang terendus dalam indra penciuman Seana. Wanginya sangat lembut tapi entah mengapa terasa berkelas.

Kelas Malam (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang