Rexilan dan Seana hanya bisa saling pandang. Raut wajah Seana mendadak berubah cemas. Ia tidak tahu, bahwa kedatangannya bisa tercium kaum dunia bawah.
Dengan sigap, Rexilan menarik pergelangan tangan Seana dan terus memaksanya berjalan cepat di lorong-lorong kastil.
Begitu tiba di kamar yang sebelumnya Seana tempati. Rexilan langsung saja mengunci kamar tersebut dari luar.
"Rexilan! Kenapa kau mengurungku! Buka pintunya!"
Suara gedoran membabi-buta terdengar begitu jelas dari dalam bilik kamar.
"Paman, bisakah kau menjaganya?"
"Tidak," tolak River, "aku tidak punya waktu untuk itu. Ada pekerjaan lain yang harus kuurus. Ayahmu menitip pesan agar kau tetap di sini. Peringatannya adalah ... jangan membuat gerakan tambahan. Patuhi perintahku, maka semua akan baik-baik saja."
Rexilan anggap itu bukan hal penting yang harus ia turuti. Maka dari itu, ia bergegas untuk membuka sayapnya dan terbang ke luar. River yang tahu Rexilan akan membuat masalah, kontan mencegahnya.
"Kau tidak dengar? Tetap di sini!" titah River dengan kesal. "Percayakan semuanya pada ayahmu. Kau pikir, kau itu hebat? Jauh lebih baik dari ayahmu? Sadar Rexilan! Kau akan akan membuatnya menjadi runyam."
Rexilan yang tidak terima di nasehati oleh sang Paman. Sekonyong-konyong, menghempaskan cengkraman River dari lengannya.
"Tunggu dengan tenang di sini, oke?" bujuk River. "Ingat, ada gadismu di sini. Jika aku jadi kau, aku akan menemaninya."
.
.
.Di ruangan parlemen. Semua para sesepuh, Dewan dan para Legislatif telah berkumpul. Suasana sangat tegang karena Keinqz hadir dengan sikap seolah-olah tidak ada yang terjadi. Padahal semua orang yang ada di ruangan itu ingin menghabisinya ramai-ramai.
"Langsung saja, Keinqz. Kenapa kau membiarkan putramu membawa seorang manusia ke sini? Kau pikir ini tempat yang bisa dikunjungi dengan mudah?" Seorang Majelis memulai membuka suara. Para pengikutnya berseru setuju.
"Kehadiran putramu saja sudah cukup mengacaukan dua ras. Sekarang, malah membawa manusia fana. Kami dari ras malaikat maut akan memulai perang dengan ras iblis jika tindakan ini tidak mendapatkan solusi."
Kericuhan dalam ruang rapat semakin menjadi-jadi. Keinq yang menjadi tersangka utama dalam rapat hari ini tidak menunjukkan raut wajah yang semestinya. Dia bahkan terang-terangan menguap.
"Tuan Besar?"
Keinqz mengangkat telapak tangan untuk mencegah bawahannya berbicara lebih lanjut. Dia bahkan membuat seluruh suhu dalam ruangan menjadi lebih dingin. Aura kepemimpinannya ia keluarkan dan membuat mana setiap orang menjadi terdesak.
"Sudah cukup bicaranya?" Keinqz membuka suara. Dipandangnya wajah-wajah bengis yang mulai kesusahan bernapas karena aura kepemimpinannya. Itu baru eksistensi luarnya, Keinqz bahkan belum mengeluarkan kekuatannya. Tetapi itu cukup mampu membuat semua orang terdiam.
"Kalian pikir aku ini bodoh? Kalian sengaja menjauhkan istriku dariku dan sekarang kalian ingin aku menjauhi putra kesayanganku? Coba ke sini dan berdiri di hadapanku secara langsung. Aku mau lihat, wajah-wajah yang ingin melengserkanku."
Tidak yang berani menjawab. Rona ketakutan terpancar jelas di wajah setiap orang.
"Rexilan membawa manusia fana itu untuk melindungi dunia dari Urk. Asal kalian tahu, Urk sangat terobsesi dengan dirinya. Bahkan telah menyerap setengah jiwa gadis itu. Jika dibiarkan, bukan hanya dunia kita yang hancur. Tetapi juga dunia manusia. Untuk itu, aku ingin kalian semua bersama-sama mengatasi masalah Urk ini dan mencari dalang dari semuanya. Jika keadaan sudah aman. Gadis itu akan kembali ke dunianya."
Berkat penjelasan Keinqz, beberapa orang mulai setuju dengan argumen tersebut. Tetapi, masih ada hal yang menganggap pikiran mereka.
"Apa istimewanya gadis itu bagi Rexilan dan Urk?" Pemimpin malaikat maut. Canadaa, mengintervensi Keinqz. Musuh bebuyutan masing-masing.
"Dia memiliki hal yang sama dengan dimiliki oleh Hanaria."
Mata Can berkedut dan tangannya terkepal kuat. Can adalah pria yang cintanya bertepuk sebelah tangan dari Hanaria yang mencintai ayah Rexilan. Mereka tidak pernah akur sama lain sejak awal. Hubungan keduanya makin renggang saat Keinqz dan Hanaria diam-diam menikah dan memiliki seorang anak.
Keinqz tersenyum simpul. Seolah mengejek Can.
"Putraku mirip dengan diriku. Sebaiknya kau tidak gegabah dalam melangkah, Can," seru Keinqz seraya bangkit berdiri dari kursi. "Dan untuk kalian semua. Seperti sumpahku sebelumnya. Aku akan menambah sedikit informasi terbaru. Aku akan membunuh siapapun yang menyembunyikan Hanaria, putraku dan gadis yang ia cintai. Bahkan jika harus menghancurkan dunia. Akan kulakukan demi keluargaku."
___/_/____/____
Not To Be End
Ehem, sebelumnya. Terima kasih sudah membaca kelas malam sampai sejauh ini. Semangat para pembaca adalah spirit bagi penulis butiran debu seperti diriku ini.
Terima kasih yang telah menyukai cerita ini yang banyak kekurangan. Segala hal yang menjadi plot hole, kesalahan penulisan dan lain sebagainya mohon maaf atas keamatiran penulis.
Sekian yang bisa saya sampaikan. Kapan Kelas Malam S2 lanjut lagi? Bentar, kalau saya dapat ilham dan mood nulis lagi ya... ಥ⌣ಥ
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Malam (End)
Mystery / ThrillerMereka menyebutnya kelas malam. Anak-anak SMA Seika menyebut itu adalah kelas para roh sekolah yang bersemayam. Jika seorang dari kelas siang mendapatkan surat undangan tersebut. Konon katanya, ia akan bernasib sial. Dan sialnya, seorang murid berna...