"Ayo, Om..." Mayang meraih tas di kursi kosong sebelahnya.
Ia berdiri, hendak menyalimi Ayahnya, namun terhenti saat mendengar ucapan Naufal.
"Kamu berangkat sama Bang Bima aja, Om harus buru-buru."
Datar, suara dan ekspresi wajahnya sangat datar. Hal itu membuat Mayang dan Bima bertanya-tanya, terlebih Mayang. Tak biasanya pria itu menolak dengan wajah seperti itu. Mungkin sesekali pria itu tak bisa mengantarnya sekolah seperti saat ini, tapi ia masih bisa melihat raut menyesal dari wajah Naufal.
Berbeda dengan saat ini, tak ada satu pun ekspresi yang nampak di wajah itu selain datar.
Mengangguk pelan, Mayang meraih tangan ayahnya. Matanya memancarkan sedikit rasa kecewa. Tapi tak apa, ia akan menanyakan ini nanti.
"Ayah bisa antar Mayang?"
Bima mengangguk, "Ayah sebenarnya ada meeting pagi ini, tapi daripada kamu berangkat naik bus, mending Ayah anter kamu dulu."
Mereka pun beranjak dari sana, meninggalkan Naufal yang diam-diam menatap sendu punggung wanita tercintanya.
Maaf...
Namun setelah itu Naufal kembali mendatarkan ekspresi dan bersiap ke kafe untuk bekerja.
Mayang keluar dari mobil Bima setelah menyalimi ayahnya itu. Ia berjalan menuju kelasnya dengan langkah ringan. Sesekali ia melamun, memikirkan sikap kekasihnya yang berubah sejak semalam.
Ia merasakan keanehan, sesuatu yang salah pasti telah terjadi dan membuat pria itu menjauhinya. Tapi ia tak merasa telah melakukan kesalahan.
Mayang tidak selingkuh, tidak membantah pria itu, tidak berjalan-jalan dengan laki-laki lain dan membuat kekasihnya cemburu.
Semua terasa normal, tapi mengapa Naufal bersikap seperti itu? Ah ia akan tanyakan nanti saat pria itu menjemputnya.
Namun harapannya pupus saat melihat pesan yang dikirim oleh Naufal padanya beberapa saat lalu.
Om Naufal
Pulng sndiri,
Om gk bisa jmput.Apakah berlebihan jika Mayang menganggap Naufal berubah? Pria itu kembali menggunakan panggilan Om untuk dirinya sendiri padahal interaksi ini hanya antara mereka berdua.
Pria itu seolah menjauh. Tidak menyapanya, menyuekinya saat sarapan, menolak mengantarnya dan kini pria itu berkata jika ia tak bisa menjemput Mayang.
Sampai kapan? Batin Mayang bertanya-tanya. Semoga tak akan selama yang ia pikirkan. Ia benar-benar akan merasa sangat kehilangan jika itu terjadi.
Dan benar saja, hal itu terus berulang hingga genap satu bulan sudah ia dan Naufal berjarak.
Mayang setiap pagi akan berangkat bersama Jimmy, laki-laki ketus itu menawarkan diri untuk berangkat bersama dengannya setiap pagi karena memang rumah mereka searah.
Sedangkan untuk pulangnya, Ilham akan mengantar Mayang jika sepupu Mayang itu tidak sibuk dengan kegiatan lesnya mengingat dia sudah kelas 12 dan akan menghadapi banyak ujian. Jika Ilham tak bisa mengantarnya pulang, Mayang terpaksa naik bus dan harus merelakan uangnya yang harusnya bisa ia tabung.
Hari ini hari Sabtu, Mayang berniat jalan-jalan untuk melupakan kepenatan pasca sekolah.
Ia berniat mengajak Naufal untuk menemaninya, siapa tau pria itu mau, walai kemungkinannya sangat kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle And Love [21+]
RandomWARNING! 21+ Menikah karena hutang budi, itu adalah yang selama ini ia jalani bersama Diva, istrinya. Tak ada cinta di antara keduanya, dan Naufal juga telah melabuhkan hatinya pada perempuan lain sejak lama. Walau begitu, ia dan istrinya tetap menj...