Part 2

29.7K 702 7
                                    

Suara serangga terdengar memecah kesunyian malam, mengiringi langkah seorang pria di balik cahaya yang temaram. Perlahan, ia mendekati ranjang tempat keponakannya tengah bergelung dalam mimpi. Wajah gadis itu nampak dangat damai, membuat Naufal, pria yang kini duduk di sisi kanan ranjang itu tergerak untuk mengusap pipi keponakannya yang berisi.

Masih sama, semua sama sekali tidak berubah, pikirnya dalam hati.

Perlahan, ia mulai mengambil posisi merebahkan diri di samping kanan Mayang, masuk ke dalam selimut yang sama, melingkarkan tangan kekarnya ke pinggang Mayang yang nampak sedikit berlemak dan memeluknya dengan erat sambil memejamkan mata.

Mayang yang merasa terusik dengan pergerakan di sebelahnya dan pelukan di pinggangnya pun membuka matanya yang terasa berat, dan beberapa detik setelah kesadarannya terkumpul, ia terkejut mendapati Pamannya kini tengah berbaring di sebelahnya.

Pria itu, Naufal, menyadari jika Mayang terbangun terusik karena pergerakannya. Ia pun menatap mata Mayang yang juga tengah menatapnya dengan raut penuh keterkejutan itu.

Kecupan ringan ia berikan pada ujung hidung dan kening keponakannya, "tidur, sudah malam."

"O-om ngapain?" tanya Mayang terbata-bata dengan suara seraknya.

Oh shit! Naufal mengumpat dalam hati menyadari sesuatu miliknya di bawah sana tengah mengeras hanya karena mendengar suara serak bangun tidur dari Mayang, keponakannya.

Mengeratkan pelukannya, Naufal tak menjawab pertanyaan itu, melainkan ia malah menyuruh gadis itu untuk tidur kembali dengan suara yang lebih tegas agar Mayang menurut. Dan berhasil, Mayang mencoba untuk mengabaikan keberadaan sang paman di sampingnya dan melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.

***

Cahaya mentari nampak mengintip di balik korden kamar gadis remaja, membuat si pemilik kamar mengerjapkan matanya terganggu oleh sinar itu.

Setelah menguap, gadis itu baru menyadari keberadaan lengan kokoh yang tak melepas pelukan pada pinggangnya semalaman penuh. Ia melotot, Astaga, Om Fal...

Mayang melirik pamannya yang masih terlelap, dalam hatinya ia memuji ketampanan young uncle-nya yang sangat HQQ itu.

Tanpa sadar, jari telunjuknya menyentuh ujung hidung pamannya dengan lembut.

Mancung banget, gila, jadi iri.

Namun ia tersentak saat tangannya digenggam oleh si pemilik hidung. Nampaknya Naufal merasa sedikit terusik dengan sentuhan pada hidungnya dan membuat ia bangun dari tidurnya.

Wajah terkejut Mayang menyambut pagi hari Naufal yang entah mengapa terasa lebih indah dari pagi-pagi sebelumnya.

"Good morning..."

Suara serak Naufal menyentak Mayang agar kembali ke kesadarannya. "M-morning, Om..." balasnya terbata.

Naufal terkekeh mendengar nada gugup dari keponakannya, "hari ini sekolah?"

"A-ah iya, iya! Aku siap-siap dulu deh." Mayang langsung bangun dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya dengan cepat, ia lupa hari ini adalah hari senin, dan ia harus kembali bersekolah.

Saking tergesa-gesanya, ia lupa tidak membawa seragamnya tadi ke kamar mandi, alhasil dia menggunakan handuk yang hanya menutupi dada hingga setengah pahanya saja. Mayang sangat berharap Pamannya itu sudah keluar dari kamar Mayang, kalau tidak, ia akan sangat malu berpenampilan seperti ini dan dilihat oleh Pamannya.

Menyembulkan kepalanya dari pintu kamar mandi, ia kelihat ke sekeliling kamar, untung saja Naufal sudah keluar, jadi ia dengan santai berjalan keluar kamar mandi menuju lemari pakaiannya.

Uncle And Love [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang