Part 10

22.8K 381 0
                                    

Sabtu, hari yang menyenangkan selain hari minggu bagi pelajar pejuang full day school, itu pula yang seharusnya dirasakan oleh Mayang karena hari ini ia libur sekolah. Namun keinginannya untuk bercumbu dengan kasur tercintanya harus tertunda karena ia harus manggung bersama anggota STMJ di acara pernikahan pemilik hotel Bougenville pukul 8 nanti yang berarti satu jam lagi.

Ia pun bersiap-siap mandi dan memakai pakaian yang sudah ditentukan oleh ketiga teman bandnya.

Cream-white adalah dress code STMJ hari ini dengan gaya kasual untuk menyesuaikan tema pernikahan yang adalah Garden Party.

Ya, acaranya bukan diadakan di gedung milik orang tua mempelai, melainkan di halaman belakang Mansion keluarga Addison, pemilik hotel Bougenville.

Usai mandi dan berdandan dengan riasan tipis, Mayang meraih ponsel dan mengambil uang di tasnya untuk ia masukkan ke dalam saku celana baggy-nya.

Ia memang jarang ke luar menggunakan tas, apalagi jika bersama dengan orang lain. Ia lebih memilih untuk mengantongi uangnya dan menitipkan ponselnya di tas atau jaket milik teman yang keluar bersamanya, karena bagi Mayang percuma membawa tas jika isinya hanya ponsel dan uang yang tak seberapa itu.

Mayang turun ke bawah menuju ruang makan, nampak sang Ayah tengah duduk di sana sambil meminum kopinya.

"Pagi, Ayahku sayang..." ia menyapa sang Ayah dan mengecup pipinya.

Ia duduk di depan Bima,, kemudian mengambil roti yang ia oles dengan selai kacang dan coklat favoritnya.

Tak lama kemudian muncul Naufal dari arah tangga, berjalan menuju meja makan untuk sarapan.

"Pagi, Bang. Pagi, Mayang," sapanya pada sepasang ayah dan anak itu.

Mereka pun makan dalam keheningan, hingga suara Naufal memecah kesunyian itu.

"Mau ikut Om keluar gak, Yang?"

Mayang mendongak, memberi tatapan menyesal pada sang paman.

"Habis ini aku mau keluar, Om, maaf ya..." ucapnya.

Naufal menatap keponakannya itu, "oh oke, gak apa-apa."

Rasanya sedikit kecewa, tapi Naufal memaklumi itu, namanya juga remaja, pasti keluar sama teman-temannya.

Bima pun membuka suara, "pantesan pakai make up dan udah rapih pagi-pagi. Biasanya mandi sore doang kalo libur sekolah."

Mendengar nada meledek dari Ayahnya membuat Mayang cemberut, "ah Ayah mah ih..." rengeknya manja.

Bima dan Naufal yang mendengar itu pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Mayang yang menggemaskan, hingga suara klakson terdengar di luar rumah mereka.

"Ah itu pasti Jimmy. Aku pamit dulu deh, Yah, Om..." Pamit Mayang.

"Gak disuruh masuk dulu si Jimmy?" tanya Bima.

Tak biasanya Jimmy menjemput Mayang tanpa berpamitan pada Bima.

Mayang menggedikkan bahu, "gak ta-"

"Permisi, Om, mau jemput Mayang..." dan orang yang mereka bicarakan pun menghampiri Bima untuk meminta izin.

Bima mengangguk, "baru aja om ngebatin, tumben gak masuk, eh udah nongol aja kamu. Ya udah, hati-hati ya..."

Mereka pun menyalimi Bima dan Naufal yang sedari tadi diam saja, kemudian melenggang pergi dengan motor sport Jimmy.

Kenapa mereka pergi berdua? Apa mereka kencan, ya?

Uncle And Love [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang