Mayang berlari cepat menuju kelasnya karena seharusnya guru sudah memasuki kelasnya sejak 5 menit yang lalu, namun sesampainya ia di kelas, ia tak melihat keberadaan guru pengajar, yang ia lihat hanya teman-teman kelasnya yang pagi ini sangat berisik dan sibuk dengan hal yang entah apa sedang mereka lakukan.
Setelah mengatur nafasnya agar kembali normal, ia memasuki ruang kelas yang bertuliskan 'Kelas 11 Seni Musik' dan disambut oleh Ririn, teman sebangkunya yang berteriak nyaring, "ASTAGA LO KENAPA BARU DATENG, ONENG? Kirain gue, lo gak masuk hari ini, untung aja guru lagi rapat."
Mayang mengelus dadanya karena terkejut dengan suara nyaring itu, "berisik banget lo pagi-pagi, gue jadi ngeri anjing."
"Heh, kasar! Lo belum jawab pertanyaan gue tadi, kenapa baru dateng, hah?"
Decakan pelan terdengar dari mulut Mayang, ia berjalan menuju bangkunya dan duduk di samping Ririn, "gue tadi gak dapet bus, penuh terus."
"Kenapa gak naik Grab aja sih?"
Mayang menoyor kepala Ririn pelan, "mahal, bego."
"Heleh gak usah berlagak miskin, bapak lo holang kayah gitu," cibir Ririn.
Tak memperdulikan itu, Mayang beralih membuka ponselnya dan mendapati pesan dari Pamannya.
Om Naufal
Pulng jam brp?
Mau Om jmput?Jam 2 siang
Gk ush, aku naik bus
Ywdh nnti tunggu,
Om jmput di halte dpn
skolah kmu.Mayang menghela nafasnya kesal. Kalau begitu, apa gunanya dia bertanya tadi? Sungguh mengesalkan.
Ririn yang tadi iseng mengintip layar ponsel Mayang pun terkejut dan berteriak, "MAYANG SEKARANG MAINNYA SAMA OM-OM YA AMPUN."
"Heh mulutnya! Apaan hah? Dia ini Om gue, anjir," Mayang lagi-lagi menoyor kepala sahabatnya itu saat melihat ekspresi berlebihan Ririn.
Bagaimana tidak berlebihan? Gadis itu melotot dan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya sambil menatap Mayang tak percaya.
"Hah? Om? Lo punya Om?" tanya Ririn bingung, namun sedetik kemudian ia melotot dan menggebrak meja di depannya yang sontak membuat seisi kelas menatapnya.
Brak
"OM NAUFAL YANG GANTENG BANGET ITU?"
Malu dengan tingkah temannya, Mayang menelungkupkan kepalanya di atas meja, "gak pake teriak, bisa gak sih?" gumamnya pelan.
"Mayang, astaga dragon, lo masih kontakan sama dia? Kirain gue, udah gak lagi." Ririn mengguncang pelan pundak Mayang yang langsung ditepis oleh gadis itu.
"Aduh jangan alay, tolong."
"Ya makanya ceritain lah, Oneeeeng."
Dan mau tak mau, akhirnya Mayang pun menceritakan kejadian kemarin sore hingga tadi pagi dengan suara agak berbisik.
"Gila..." hanya itu tanggapan Ririn setelah mendengar semuanya. Suaranya seperti tercekat, terlalu terkejut dengan apa yang disampaikan oleh temannya.
"Rin, gue malu kalo nanti pulang terus ketemu dia, mana nanti dia mau jemput gue lagi duh," ucap Mayang dengan gelisah.
"L-lo, lo, ah gue juga gak tau, May."
"Apa gue ajak Bang Ilham ke rumah aja, ya?" bisik Mayang ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle And Love [21+]
RandomWARNING! 21+ Menikah karena hutang budi, itu adalah yang selama ini ia jalani bersama Diva, istrinya. Tak ada cinta di antara keduanya, dan Naufal juga telah melabuhkan hatinya pada perempuan lain sejak lama. Walau begitu, ia dan istrinya tetap menj...