Part 4

29.2K 609 10
                                        

"Ndut, itu siapa?" Ilham menatap Naufal yang kini beralih menatapnya juga.

"Itu Adiknya Ayah, Om Naufal."

Entah mengapa, ada sedikit rasa tak rela ketika Naufal mendengar jawaban itu dari mulut Mayang. Ia ingin, status mereka lebih dari itu setelah apa yang mereka berdua lakukan tadi pagi.

"Saya Ilham, Om, Sepupunya Mayang," Ilham menghampiri Naufal dan menyaliminya.

"Ada perlu apa ke sini?"

Ilham mengernyit ketika mendengar nada tak suka dari mulut Naufal, atau mungkin ia saja yang terlalu berburuk sangka?

"Main, Om, mau nginep juga kaya biasanya."

"Oh udah biasa ya," Naufal tersenyum kecil, "biasanya tidur di mana?"

Mayang yang mendengar itu menepuk keningnya, "astaga gue lupa, Bang. Kamar tamu kan sekarang jadi kamanya Om Fal."

"Ya udah gue tidur sama elo aja kalo gitu," sahut Ilham ringan.

"Ok-"

"Gak bisa!" sela Naufal kesal.

"Eh, kenapa gak bisa? Mayang pasti gak keberatan kok. Iya, 'kan, Yang?"

Yang? Apa-apaan panggilan itu, sialan?! Naufal menggerutu dan mengumpat dalam hatinya.

Mayang melirik Pamannya yang kini menatapnya dengan datar, "gak apa-apa, Om, udah biasa juga."

"Udah biasa juga? Selain nginep dan tidur sekamar, apa lagi yang udah biasa kalian lakukan?" kali ini nada itu terdengar datar, tanpa ada emosi di dalamnya, dan itu membuat Mayang heran. Apa yang terjadi pada pamannya itu?

Dan dengan santainya Ilham membalas pertanyaan Naufal, "nanti juga tau sih, Om."

Naufal mendengus, kemudian tanpa kata ia berjalan menuju kamarnya, meninggalkan Ilham dan Mayang yang keheranan dengan tingkahnya.

"Si Om kenapa sih, Yang?"

"Gak tau dah," Mayang malah melenggang duduk di sofa ruang TV dan melanjutkan acara menontonnya tadi disusul oleh Ilham yang duduk di tempat Naufal tadi.

Melihat ada toples cookies di atas meja, Ilham membukanya dan memakannya sambil menonton layar ajaib di hadapannya.

Mayang melirik Ilham kesal saat tau camilannya dimakan oleh Kakak Sepupunya itu, "jangan banyak-banyak!"

"Iya, Yang, iya," balas Ilham malas dengan sepupunya yang pelit itu.

10 menit berlalu, dan Mayang kesal karena cookiesnya tinggal setengah toples. Ia pun bangun dan beralih duduk di pangkuan Ilham.

"Yang, apa sih? Susah ini makannya," Ilham protes, namun alih-alih menurunkan Mayang dari pangkuannya, ia malah melingkarkan tangannya pada pinggang Sepupunya.

Mayang mengambil cookies di dalam toples, "sengaja, biar gak dihabisin."

"Suapin, aaaaaa," Ilham membuka mulutnya.

Menggeleng, Mayang tak mau menyuapi Ilham. "Gak, udah habis setengah, sisanya punya gue!"

"Pelit lo ah,"

"Bodo," balas Mayang tak perduli.

Ilham memencet-mencet perut Mayang yang dilapisi kaos putih pres body itu, "ini apa nih? Lemak, ya? Hahaha..."

Dengan kesal Mayang memukul punggung tangan Ilham, "ngeselin banget sih!"

***


"Ini apa nih? Lemak, ya? Hahaha..."

Naufal melihat itu, dan ia merasa nafasnya tidak stabil karena emosi yang entah mengapa melanda dirinya sekarang.

Uncle And Love [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang