Pintu ruang tamu rumah Mayang terbuka, menampakkan gadis itu yang baru saja pulang setelah seharian penuh menghabiskan waktu bersama tiga anak ketemu gedenya.
Nampak Bima sedang berjalan menuju kamarnya yang terletak di samping tangga, pria itu menggunakan piyama berwarna abu-abu miliknya. Ia menoleh dan mendapati Mayang tengah berjalan ke arahnya.
"Tumben belum tidur, Yah," ucap Mayang setelah menyalimi sang Ayah.
"Ayah habis dari kamar Om-mu, disuruh makan gak mau, malah sibuk sendiri sama laptopnya. Kamu bawain makan ke atas gih! Kasihan dia belum makan dari siang tadi." jelas Bima sekaligus menyuruh anaknya.
Mayang mengangguk, "ya udah, Ayah tidur gih, selamat malam, Cowok..." ucapnya sambil berkedip genit.
Bima terkekeh melihat tingkah anaknya itu, "selamat malam juga, Cantik..."
Mereka tergelak bersama, kemudian membubarkan diri dengan kesibukan masing-masing. Bima yang bersiap tidur, dan Mayang yang mengantar makanan pada sang paman.
Sesampainya di depan kamar Naufal, ia langsung memasuki ruangan itu tanpa permisi.
Terlihat seorang pria tengah duduk di atas ranjang, berkutat dengan laptop di pangkuannya.
Pria itu nampak sangat serius, jarinya bergerak lincah seolah sudah sangat terbiasa dengan itu. Kehadiran Mayang bahkan tidak sama sekali mengusiknya, pria itu terlalu fokus.
"Mas, makan dulu ayo..."
Mayang duduk di sebelah kanan Naufal, kemudian menaruh nampan yang dibawanya tadi ke atas nakas samping ranjang Naufal.
Naufal menoleh dan menatap gadis di sebelahnya dengan datar. Hanya sebentar, kemudian ia kembali fokus pada laptopnya tanpa menghiraukan gadis di sebelahnya.
"Mas, kamu kenapa?"
Mayang itu peka, jadi ia langsung menanyakan kejanggalan yang ia rasakan pada pria di sampingnya itu.
Menghembuskan nafas berat, Naufal menutup laptopnya dan menaruhnya di meja kerjanya setelah menyimpan berkas yang dikerjakannya tadi.
Ia menatap Mayang dengan datar, "aku kesel..."
"Hm?" Mayang mengernyit, "kesel kenapa?"
Naufal mendengus, sebenarnya ia agak gengsi untuk jujur pada Mayang, tapi ia juga tak tahan ingin mengungkapkannya.
"Kamu sama Jimmy serasi banget, aku gak suka."
Dan Mayang terbahak mendengarnya, membuat Naufal menghilangkan raut datarnya dan mengubahnya menjadi raut jengkel.
"Gak usah ketawa!" Sungguh, Naufal benar-benar kesal saat ini, kenapa gadis itu malah tertawa?
Menyebalkan sekali, batinnya.
Mayang mencoba meredam tawanya, ia menatap Naufal dengan geli. Kemudian ia merentangkan tangannya meminta Naufal untuk memeluknya, yang dituruti oleh pria itu.
Ia mendekap Naufal dengan erat, wajah pria itu bersandar pada dadanya yang kata Naufal nyaman itu. Padahal dalam pikiran ngeresnya, Naufal suka mendusel di sana karena empuk. Mengesalkan memang.
"Aku ngeband sama dia kan udah hampir 4 bulan, kami memang selalu gitu. Ya profesional aja, setiap penyanyi memang harus menghayati lagunya kan? Lagian kami gak cuma berdua, ada Bang Tom dan Samuel. Kamu gak perlu cemburu sama mereka," jelasnya pada Pria di dekapannya itu.
Mencoba mengerti, Naufal menganggukkan kepalanya masih dalam dekapan nyaman itu. Tak lagi hanya diam, bibirnya mulai mengecup-ngecup dada itu dari balik kaos putih yang dikenakan Mayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle And Love [21+]
RandomWARNING! 21+ Menikah karena hutang budi, itu adalah yang selama ini ia jalani bersama Diva, istrinya. Tak ada cinta di antara keduanya, dan Naufal juga telah melabuhkan hatinya pada perempuan lain sejak lama. Walau begitu, ia dan istrinya tetap menj...