Part 6

26.5K 540 7
                                    

"Dia siapa, Mah?"

Mayang menoleh pada Jimmy, kemudian menjelaskan tentang siapa itu Naufal dan bagaimana Omnya itu bisa tinggal di sini bersama Mayang dan sang Ayah.

"Oalah anjir, gue kira Om-om simpenan lo," ucap Samuel ngawur.

"Mata lo!" Mayang menendang kaki Samuel.

Ting tong

"Kayaknya pizza pesenan Om lo deh, Mah," ujar Tommy.

Mayang menyenggol Jimmy yang duduk di sampingnya, "lo bukain pintu, gue minta duitnya ke Om Naufal dulu." Kemudian keduanya beranjak ke arah yang berlawanan.

Sesampainya Mayang di depan kamar Naufal, ia mengetuk pintu kamar itu.

"Om, pizzanya udah dateng, katanya dibayarin..."

"Bentar!" Naufal berteriak dari dalam.

Ceklek

Naufal membuka pintu kamarnya dan memberikan beberapa lembar uang merah pada Mayang yang langsung diterima gadis itu, kemudian Mayang berlari menuruni tangga karena tak mau membuat Mas-mas delivery menunggu lama.

"Jangan lari-lari!" Naufal memperingatkan, namun Mayang tak mengindahkannya.

Dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celana pendeknya, Naufal berjalan santai menuruni tangga dan menghampiri Mayang dan teman-teman gadis itu.

Terlihat mereka tengah membuka box pizza dengan antusias, bahkan Samuel dan Tommy yang tadi sudah mengaku kekenyangan masih ikut memakan pizza itu.

"Bang Tom sama Samuel jangan makan banyak-banyak! Tadi kan udah, ini buat gue sama Jim!"

Jimmy yang duduk di sebelah Mayang  mengusap telinganya yang terasa sakit mendengar teriakan cempreng Mayang yang sedang kesal.

"Berisik! Kuping gue sakit," ucapnya.

Mayang menoleh dan nyengir lebar tanpa rasa bersalah, kemudian kembali fokus pada dua laki-laki di depannya, hendak mengomel lagi, namun urung karena Jimmy terlebih dahulu menutup mulutnya.

"Jangan banyak omong, mending makan aja, ngoceh gak bakal bikin lo kenyang."

"Tuh masa harus dinasehatin bocil dulu sih? Makan aja makan." Samuel menunjukkan wajah songong.

"Gue bukan bocil!" Protes Jimmy.

Naufal yang sedari tadi mendengar obrolan mereka hanya menggeleng, kemudian mengambil posisi duduk di sebelah kiri Mayang.

Ia mencomot sepotong pizza, "nanti kalo kurang bilang aja, pesen lagi, jangan pada ribut."

"Iya yang duitnya banyak, percaya deh percaya," gumam Mayang mencibir pelan, namun masih bisa terdengar oleh Naufal yang duduk sangat dekat dengannya.

Naufal menarik pipi kiri mayang dengan tangannya yang tak memegang pizza, "gak usah cerewet, makan aja."

"Makasih traktirannya, Bang, jadi enak nih saya," ucap Samuel tak tau diri.

"Sering-sering ya bang," lanjutnya yang langsung dibalas pelototan oleh Mayang.

"Lo kalo mau morotin orang ya jangan Om gue juga kali, Sam."

Terkekeh, Naufal merasa tak masalah, "gak apa-apa, sekali-kali."

"Oh iya, kita belum kenalan nih, Saya Naufal, Omnya Mayang, nama kalian siapa?" Naufal kembali berucap saat semuanya tengah menikmati pizza di hadapan mereka.

"Saya Tommy, Bang, panggil aja Tom, yang paling tua dari mereka, dan yang paling ganteng pastinya."

Mayang melirik ngeri pada Tommy yang tengah sok kegantengan dan tengah menyugar rambut berjambulnya yang berwarna kecoklatan itu ke belakang.

Uncle And Love [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang