Bell pulang sekolah sedari tadi telah berbunyi. Tetapi masih ada dua insan yang masih bertahan berdiam diri di kelasnya masing masing. Orang itu adalah Gabriel dan Nara.
Nara memberi alasan pada teman temannya kalau dia ingin mencatat materi yang saat ini masih ada dipapan tulis. Pelajaran matematika yang penuh dengan rumus rumus itu kini memenuhi lahan papan tulis kelasnya.
Sebenarnya gadis itu sengaja saat pelajaran berlangsung ia tidak langsung mencatat materinya. Karena sebelumnya ia dan Gabriel sudah berjanji untuk pulang bersama. Dan dirinya memanfaatkan hal ini.
Sedangkan dilain tempat. Seorang siswa sedang asik bermain game diponselnya. Untuk melepas suntuk karena harus menunggu semua teman temannya pulang. Setelah dirasa cukup lama ia berdiam di dalam kelas. Ia memutuskan untuk menghampiri kelas Nara.
Dilihatnya Nara yang masih mencatat materi yang ada dipapan tulis. Terlalu fokus hingga gadis itu tidak menyadari kehadirannya didepan pintu kelas.
"Lagi sibuk ya neng?" tanya Gabriel masih tidak beranjak dari pintu kelas Nara.
Nara yang mendengarnya terlonjak kaget. Pasalnya suara itu muncul secara tiba tiba.
"Iihh Regaaa, ngagetin aja deh" sungut Nara
"Ya siapa suruh terlalu fokus sama papan. Sedangkan makhluk tuhan yang sangat tampan ini dianggurin" kata Gabriel dengan meletakkan jempol dan telunjuk dibawah dagu. Tingkat kepercayaan diri cowok itu terlalu tinggi.
"Masih lama?" tanya Gabriel setelah berada disamping gadis itu.
"Udah nih, lanjut dirumah aja hehe" kata Nara sambil mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan memoto materi yang sempat ia tulis dan akan melanjutkannya nanti di rumahnya.
"Ayook" kata Nara sambil berlalu keluar kelas.
Sepanjang berjalan dikoridor, tangan keduanya saling bertaut. Sekolah nampak sudah sepi. Yang masih betah disekolah hanya anak anak ekskul, yang mana hanya anak kelas sepuluh dan sebelas yang masih aktif.
Keduanya nampak seperti remaja yang baru merasakan indahnya jatuh cinta. Hubungan keduanya pun tidak mudah untuk mencapai ditahap ini. Banyak sekali rintangan yang harus mereka hadapi. Tapi keduanya yakin, jika mereka memang berjodoh, sesulit apapun nanti rintangan yang harus mereka hadapi, mereka pasti akan melewatinya.
Mereka telah sampai diparkiran sekolah. Gabriel telah menaiki motornya dan kini sedang mengulurkan tangan kirinya untuk membantu Nara menaiki motornya yang cukup tinggi.
Motor Gabriel telah melesat menelusuri jalanan ibu kota yang nampak macet pada sore hari. Satu hal yang mereka tidak sadari, sedari tadi ada seseorang yang menyaksikan semua yang mereka lakukan. Kedua tangan orang itu terus terkepal melihat romantisme kedua remaja tersebut.
*****
"Kamu dinner dimana nanti malem?" tanya Gabriel.
Saat ini keduanya sedang berada di cafe retro. Cafe yang sering dikunjungi oleh keduanya saat masih kelas sepuluh. Juga tempat tongkrongan Nara dengan Arsen saat SMP dulu.
"Belom tau tuh, Mama belom ngasih tau tempatnya dimana" jawab Nara, setelahnya menyeruput jus alpukatnya kembali.
"Kalo kamu tau aku bisa nyusul kan nanti"
"Ngapain?"
"Ketemu camer lah" jawab Gabriel dengan mengerlingkan matanya.
"Gak boleh. Ini moment khusus aku sama Mamaku" kata Nara
"Kan kata kamu nanti dinnernya sama temen Mama kamu juga kan?" tanya Gabriel untuk memastikan kembali apa yang telah diucapkan oleh Nara saat di perpustakaan tadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/234808217-288-k64302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NAREGA
أدب المراهقينGabriello Aldevaro Narega Seorang lelaki yang selalu mampu memikat semua gadis yang melihatnya. Siapa yang tidak akan tertarik dengan lelaki tampan yang memiliki hidung mancung, mata hitam pekat yang mampu memikat para gadis yang menatapnya, juga bi...