Nara berjalan dikoridor menuju ruang guru. Ia dimintai tolong oleh pak Tono untuk mengumpulkan tugas teman teman kelasnya. Saat memasuki ruang guru, Nara berpapasan dengan Gabriel. Keduanya nampak terkejut bisa kebetulan seperti ini. Apalagi Gabriel, cowok itu sudah memasang senyum penuh arti pada Nara. Gabriel mendekatkan wajahnya pada Nara. Gadis itu sedikit memundurkan wajahnya, karena wajahnya dengan Gabriel sangat dekat sekali.
Gabriel membisikkan sesuatu tepat didepan wajah Nara. Gabriel hanya ingin melihat reaksi Nara. "Aku tunggu kamu diparkiran" Gabriel berhenti sejenak "Aku ingin ajak kamu ke suatu tempat" dan benar saja seperti dugaan Gabriel, Nara sudah menatap dirinya dengan mata penuh binar. Nara memang sangat suka jika diajak jalan. Kemanapun itu asalkan bersama Gabriel.
Nara melanjutkan jalannya. Ia langsung menghampiri meja milik pak Tono. Ia meletakkan buku buku tugas dimeja tersebut. Nara langsung keluar dari ruang guru. Ia berjalan menuju parkiran sekolah dengan wajah berserinya. Untung saja teman temannya sudah pulang duluan. Jadi ia tidak perlu sembunyi sembunyi lagi.
Saat telah sampai diparkiran, ia melihat cowo nya sedang mengobrol dengan seseorang siswi. Dan Nara mengenal siapa siswi tersebut, Agatha. Gabriel dan Agatha nampak sedang berbincang dengan asik, tentunya itu tidak berlaku bagi Gabriel. Karena Nara melihat cowoknya nampak malas meladeni celotehan dari Agatha.
Nara berniat membelokkan badannya, mengurungkan niatnya untuk menghampiri Gabriel. Tapi Agatha sudah keburu melihat dirinya, dan langsung menyuruh Nara untuk menghampiri keduanya.
"Emm kok lo belom pulang Tha?" tanya Nara saat berada dihadapan keduanya.
"Iya Mama gue belom jemput juga daritadi. Dan kebetulan ada Gabriel disini, jadi gue samperin deh biar ada temen aja sih" jawab Agatha dengan melirik cowok disebelahnya dengan malu malu.
"Oh gitu, emm yaudah gue pulang duluan ya Tha, Gab"
"Lo pulang naik apa Ra?" tanya Agatha
"Gue pulang naik angkot Ra"
"Mending pulang bareng gue aja, bentar lagi Mama gue jemput" tawar Agatha
"Gak usah Tha, gue bisa-"
"Bareng gue aja" ujar seseorang yang sedaritadi hanya menyimak saja.
Nara langsung menatap Gabriel. Begitu juga dengan Agatha. Nara tidak habis pikir dengan jalan pikiran cowoknya ini. Sudah tahu disini ada Agatha, tapi Gabriel malah mengajak dirinya untuk pulang bersama.
"Eh gak usah, gue bisa pulang sendiri kok" Nara mencoba menolak ajakan Gabriel. Ia tidak enak hati dengan Agatha.
"Rumah kita sebelahan" balas Gabriel singkat.
"Oh i-iya Ra, kalian kan tetanggaan. Jadi bisa pulang...bareng?" ucap Agatha diakhiri dengan nada bertanya. Nara tahu kalau Agatha sebenarnya ragu dengan perkataannya sendiri.
"Memangnya ada yang marah kalo gue pulang bareng lo?" ucap Gabriel hanya ingin memancing saja.
"Eng..ada" balas Nara sedikit ragu.
Nara melirik Agatha, ia ingin tahu respon Agatha bagaimana. Ternyata Agatha juga sedang menatap dirinya. Yang Nara lihat, Agatha sepertinya takut jika Nara keceplosan menyebut namanya sebagai alasan.
"Siapa? Emang lo punya pacar?" Gabriel menunjukkan senyum smirknya.
"Bukan urusan lo" balas Nara dengan ketus
"Yaudah sih Ra lo pulang bareng Gabriel aja. Gak akan ada yang marah, kan lo gak punya pacar"
Gabriel sumpah tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya pancingan darinya membuahkan hasil.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAREGA
Подростковая литератураGabriello Aldevaro Narega Seorang lelaki yang selalu mampu memikat semua gadis yang melihatnya. Siapa yang tidak akan tertarik dengan lelaki tampan yang memiliki hidung mancung, mata hitam pekat yang mampu memikat para gadis yang menatapnya, juga bi...