Baikan?

81 9 2
                                    

Kedua nya masih saja tertawa, lebih tepatnya menertawai seorang pengunjung yang tadi bertingkah aneh. Seorang bapak bapak yang tiba tiba saja mendatangi kasir dengan mengamuk. Ia melaporkan bahwa dirinya telah kehilangan pulpen setelah makan dicafe tersebut.

Iya mengaku bahwa pulpen tersebut bernilai ratusan ribu. Sepertinya nasib sial sedang dialami oleh bapak tersebut. Ternyata pulpen yang sedang ia cari cari itu berada ditelinga sebelah kirinya. Dan yang lebih memalukannya lagi, pulpen tersebut hanyalah pulpen standar biasa yang banyak dijual diwarung warung.

Karena kejadian itulah mereka berdua masih tidak bisa berhenti tertawa, masih terbayang wajah merah menahan malu bapak bapak tadi.

Kedua nya masih terus tertawa walau sudah berada diparkiran depan Cafe. Hingga mata salah satunya menangkap keberadaan seseorang yang sejak tadi mengganggu pikirannya. Gabriel melihat Nara nya sedang berdiri disebrang.

Gabriel melihat mata Nara sedikit berkaca kaca seperti ingin menangis. Ia ingin sekali  menghampiri gadisnya dan mengajaknya pulang bersama. Tapi itu tidak mungkin ia lakukan. Gabriel sebenarnya tidak masalah jika hubungannya diketahui oleh semua orang. Bahkan itu yang diinginkan olehnya.

Tapi ia tidak bisa egois. Ia juga mencoba mengerti apa yang diinginkan oleh gadisnya itu.

"Eh Gab, itu bukannya Nara sama Arsen ya?" ujar Agatha dengan menunjuk arah objek yang sedang dibicarakan.

"Iya" jawabnya singkat

"Oh ternyata mereka ke Cafe Retro, kalo tau gitu kita juga nyusul mereka aja tadi"

"Gak perlu" Gabriel langsung menaiki motornya. Ia mencoba melihat ketempat dimana ia melihat kekasihnya berada tadi. Namun orang yang dimaksud sudah tidak ada ditempatnya.

Gabriel mengambil ponselnya yang berada disaku jaket. Ia berniat untuk mengirim pesan pada Nara.

Gabriello Narega
Setelah sampai,
aku ingin kerumah kamu,
  kita bicarakan masalah kita.

Pesan darinya hanya diread oleh Nara. Ia ingin cepat cepat sampai kerumah Nara, dan menyelesaikan permasalahan mereka. 

"Tha"

"Iya Gab?"

"Lo pulang naik taksi ya?"

"Hah?" sepertinya Agatha sangat terkejut dengan ucapan Gabriel.

"Gue ada urusan penting, gue anter depan sampai nemu taksinya" Gabriel turun dari motornya dan berniat ingin mencarikan taksi untuk Agatha.

"E-eh gak usah Gab. Gue bisa cari sendiri kok. Lo kan ada urusan penting Gab, yaudah gue kedepan ya, makasih untuk hari ini" ujar Agatha dengan wajah ceria nya dan tak lupa senyuman yang jarang ia lihatkan pada cowok lain.

Gabriel hanya membalas dengan senyum tipis. Ia sebenarnya tidak ingin terkesan seperti memberi harapan pada Agatha dengan perilakunya hari ini.

Dirinya juga sebenarnya tidak ada niatan sama sekali untuk mengantar Agatha pulang. Tadi dirinya hanya refleks karena merasa tidak ingin kalah dengan Nara.

Gabriel langsung saja melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Ia sudah rindu dengan kekasihnya.

******

Drtt-drrttt

Ponselnya sedari tadi bergetar. Nara sebenarnya sudah tahu siapa yang daritadi terus menerornya tanpa henti. Siapa lagi jika bukan Gabriel?

NAREGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang