Part ini manis manis dlu aja yaak 🔝
Next part mulai masuk konflik🔜~~~~~~
Nara membuka gerbang rumahnya. Ia melihat mobil Mama nya yang terparkir depan rumah. Entah sejak kapan Mama nya sudah pulang. Karena sebelum Nara pergi keluar tadi, Mama nya tidak ada dirumah.
Sudah hampir dua minggu Irene, Mama Nara tidak pulang kerumah. Entah yang Nara tahu kalau Mama nya ada urusan pekerjaan diluar kota. Dan gadis itu sudah terbiasa ditinggal oleh Mama nya.
Semenjak Ardi, Papa Nara tidak ada, Irene menjadi wanita karier yang gila kerja. Hampir tidak ada waktu untuk Nara. Bahkan hanya sekedar sarapan bersama pun Nara tidak pernah lagi merasakannya.
Nara melangkahkan kakinya memasuki rumah. Ia melihat Mama nya berada diruang keluarga sedang berkutat dengan laptop dihadapannya. Saking sibuknya, Mama nya tidak menyadari keberadaannya.
"Emm Mama" Nara mencoba mencoba membuka pembicaraan. Kini atensi sang ibu telah teralihkan padanya.
"Nara saya perlu bicara sama kamu" ucap Irene dingin. Bahkan tak ada segaris senyum dibibirnya.
"I-iya Ma, ada apa?"
"Besok malam saya mau ngajak kamu dinner" ucap Irene masih dengan wajah datarnya.
Sontak ucapan Irene tersebut mampu membuat Nara kesenengan. Dilihat dari pancaran matanya yang terlihat bahagia. Bagaimana Nara tidak bahagia jika Mama nya mengajak dinner dan itu adalah hal langka yang tak boleh ia sia siakan.
"Dinnernya kita berdua apa bareng bang Jo juga Ma?" tanya Nara dengan senyuman manisnya.
"Bukan hanya berdua, tapi saya juga mengajak teman saya untuk dinner bersama" ucap Irene "Dan saya akan menyewa MUA untuk mendandani kamu, karena saya tidak ingin kamu mempermalukan saya dengan penampilan jelekmu itu" lanjutnya dengan tatapan yang menghunus pada Nara.
Telak. Ucapan Irene bagaikan anak panah yang menancap tepat di ulu hatinya. Rasa sesak itu ia rasakan kembali. Tidakkah Irene memikirkan perasaannya saat mengatakan hal menyakitkan seperti itu? Oh tentu saja jawabannya tidak!
Tak ayal, Nara juga senang Mama nya mau mengajak dirinya dinner bersama. Karena hal ini lah yang dinantikan olehnya.
*****
Keduanya pergi bersama kesekolah. Nara juga telah menyiapkan sebuah alasan jika saja teman temannya mempertanyakan hal ini.
Sebenarnya Nara sudah ada niat untuk memberitahukan perihal hubungannya dengan Gabriel kepada teman temannya. Tapi ia ingin mencari waktu yang tepat untuk melakukannya.
Karena baginya itu hal yang tidak mudah. Bakal ada dua hati yang tersakiti jika ia mengungkapkan semuanya. Dan Nara tidak tega untuk melakukannya.
Tapi Nara sudah memantapkan diri untuk bersikap egois. Egois untuk kebahagiaannya dengan orang tersayang, Gabriello Aldevaro Narega yang sering ia panggil dengan nama Rega. Lelaki yang mampu membuat hidup Nara menjadi lebih berwarna.
Lelaki yang kini berada dihadapannya. Menunggangi kuda besi dengan gagahnya. Nara sangat menyayangi lelakinya ini seperti dirinya menyayangi dirinya sendiri. Ia hanya berharap semoga tidak ada lagi rintangan yang akan menghalangi hubungan mereka berdua. Hanya itu yang ia harapkan saat ini.
Keduanya saat ini berada di parkiran sekolah. Banyak pasang mata yang menatap mereka penasaran. Pasalnya baru saja kemaren sang primadona berangkat dengan murid baru disekolahnya.
Dan kini ia berangkat bersama sang most wanted sekolah. Kurang beruntung apalagi Nara bisa dikelilingi oleh cowok cowok ganteng.
Keduanya turun dari motor dan berjalan bersisian menuju kelas mereka yang bersebelahan. Sepanjang perjalanan banyak sekali pasang mata yang menatapnya. Menatap dengan tatapan kagum, tetapi ada juga yang menatap sinis pada Nara karena cowok inceran mereka berangkat sekolah bersama seorang perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAREGA
Teen FictionGabriello Aldevaro Narega Seorang lelaki yang selalu mampu memikat semua gadis yang melihatnya. Siapa yang tidak akan tertarik dengan lelaki tampan yang memiliki hidung mancung, mata hitam pekat yang mampu memikat para gadis yang menatapnya, juga bi...