Gabriel terdiam dan terus menatap gadis yang berada dihadapannya saat ini. Ia menghujami tatapan tajam pada gadis itu. Sehingga membuat sang gadis yang ditatap menjadi kikuk sendiri.
"Terserah gue lah. Iri bilang bos" ujar Arga dengan menyombongkan diri. Yang tadi menegur mereka berdua itu Arsen.
Tidak hanya ada Gabriel juga Arsen tapi juga teman temannya yang lain berada ditempat yang sama. Mereka tadi memutuskan untuk menyusul keduanya ke kelas. Dan berakhir di depan kelas mipa 3.
"Kalian mau ngedate ya? Ajak ajak kita lah" tadi Arsen juga Gabriel sempat mendengar percakapan mereka berdua. Hal itulah yang membuat Gabriel menatap Nara tajam. Ia kesal kenapa Nara mau maunya diajak oleh Arga. Sedangkan statusnya aja masih pacarnya.
"Masa iya mau ngedate ngajak lo pada. Gak asik lah gila. Entar lo pada malah ganggu waktu berduaan gue sama Nara"
"Yaelah bucin amat lo Ga" ujar Reno dengan nada meledek. Arga hanya memasang senyum watadosnya.
Gabriel sudah tidak tahan berada disana. Ia lalu pergi masuk ke dalam kelasnya. Yang disusul oleh Devo. Dan Cia juga ikut ikutan masuk menyusul Devo.
"Kalian mau pergi kemana emang?" Vivi mulai kepo dengan kisah percintaan antara Nara dan Arga.
"Rahasia" balas Arga singkat. Jika ia memberitahu, yang ada acara jalan berdua dengan Nara bisa gagal.
"Bisalah kita double date, iya kan Vi?" ujar Reno dengan percaya diri. Vivi hanya mendengus tidak setuju dengan perkataan Reno tadi.
"Gak, gue cuma pengen berdua sama Nara"
"Hati hati berdua-duan, yang ketiganya setan"
"Lo dong Sen" ucapan Arga tersebut mendapat tatapan bingung dari Arsen.
"Maksud lo?"
"Ya elo setannya Sen" bukan Arga yang menjawab tapi Reno.
"Setan lo pada"
"Setan kok ngatain orang lain setan sih" Vivi ikut meledek Arsen. Lucu aja liat Arsen dengan muka sebalnya itu.
"Serah dah serah" Arsen langsung pergi, masuk ke dalam kelasnya. Tak lama Vivi dan Reno juga pergi dari sana. Bukan ke dalam kelas mereka, tapi kearah tangga menuju bawah. Sepertinya mereka ingin kembali ke kantin. Mumpung masih ada waktu istirahat.
"Yaudah Ga, gue ke kelas ya" tanpa menunggu persetujuan dari Arga, Nara melenggang masuk ke dalam kelasnya. Sedangkan Arga mematap kepergian Nara dengan senyum bahagianya. Akhirnya, batin Arga bersorak riang.
Baru saja Nara duduk dibangkunya, ia sudah mendapat tatapan penasaran dari teman temannya. "Lo mau ngedate ya sama Arga?" To the point sekali kau Ubed Suribed.
"Terserah Nara lah mau ngedate ato nggk. Lagian mereka udah pacaran ini" ujar Ilham bermaksud ingin membela Nara.
"Yeuu selow dong lo, kan gue cuma mau memastikan. Tadi pendengaran gue salah apa nggak, gitu bong cebong" pasalnya memang tadi Ubed sempat menguping apa yang dibicarakan oleh Nara dan teman temannya.
"Gue sama Arga nggak pacaran" Nara mencoba membantah apa yang dikatakan Ilham tadi. Gadis itu sangat yakin pasti teman temannya tidak ada yang percaya dengan ucapannya.
"Hilih, y in aja lah Ra" benarkan, mau Nara membantah seratuskali pun teman temannya tetap tidak akan percaya.
"Oh ya Ra, lo mau pergi kemana emangnya?" kini giliran Agatha bertanya.
"Gak tau kemana" jawab Nara sekenanya saja.
"Masa iya gak tau Ra?" Ujar Ilham dengan menaik turunkan alis kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAREGA
Teen FictionGabriello Aldevaro Narega Seorang lelaki yang selalu mampu memikat semua gadis yang melihatnya. Siapa yang tidak akan tertarik dengan lelaki tampan yang memiliki hidung mancung, mata hitam pekat yang mampu memikat para gadis yang menatapnya, juga bi...